"Bagus deh, gak baik nyimpan dendam, apalagi nyimpan dendam terlalu lama," ucap Anara, dan Argara hanya mengangguk.

"Oh ya, ntar nongkrong yuk, udah lama juga kita gak nongkrong," usul Arka.

"Yuk deh, bosen juga sih nongkrong di rooftop mulu," balas Elang yang diangguki Rendi.

"Gue gak bisa, ada acara keluarga nanti malam," ucap Argara.

Anara menoleh dengan bingung. "Acara apaan, Ga? Kok gue gak tau?"

Argara langsung menunjukkan room chat dengan Bunda-nya. "Gue juga baru di kasih tau sama Bunda tadi."
Anara mengangguk.

***

Malamnya di kediaman orang tua Argara, terlihat dua mobil terparkir di halaman rumah.

"Mobil siapa sih, Ga? Ada tamu kayaknya deh," ucap Anara.

"Gak biasanya Ayah parkir mobil dihalaman," sahut Argara.

Mereka berdua yang kepo pun segera masuk ke dalam rumah, dan terkejut melihat Zafran dan anggota keluarga nya duduk bersama di ruang tamu.

"Assalamualaikum, Bun, Yah," ucap Anara sambil menyalami satu persatu.

Argara ikut duduk di sofa yang masih kosong. "Ini ada apa, Yah, Bun? Kok ada Zafran?" tanya Argara sambil memperhatikan Ayah, Bunda, dan Naresha.

"Jadi begini nak Argara, kami kesini dengan niat baik ingin meminta maaf akibat ulah anak saya, karena ulah saya, anak saya juga ikut terseret dalam masalah ini dan merugikan nak Argara dan keluarga," terang Denis-ayah Zafran.

Argara mengangguk paham. "Sudah saya maafkan, Om. Kejadian itu juga sudah berlalu, toh juga sekarang saya sehat wal'afiat."

Denis mengangguk. "Makasih ya nak Argara," Argara mengangguk.

"Semuanya sudah clear ya, Pak Denis. Anak saya juga memaafkan semua apa yang sudah terjadi," Bagas berhenti sejenak. "Jadi, acara tunangannya mau kapan, Pak? Agar kita tidak terlalu kerepotan."

Mendengar itu Argara langsung menegakkan tubuhnya. Lamaran? Siapa yang mau lamaran?

"Yah, sebentar Yah. Maksud ayah apa ya, kok jadi bahas lamaran, emang siapa yang mau lapanaran?" tanya Argara cepat.

"Adek kamu, Ga. Kami sepakat menjodohkan Zafran dengan Naresha."

Terkejut? Tentu saja Argara terkejut, begitu juga dengan Anara yang lebih terkejut.

"Echa, kamu terima perjodohan ini?" tanya Argara.

Naresha mengangkat kepala dan menatap Argara. Bisa Argara lihat di wajah Naresha terdapat keraguan disana. Namun Naresha malah mengangguk. "Iya, Bang."

"Kamu bisa nolak kalau gak suka, Cha."

Naresha menggeleng. "Aku gak bakal nolak, Bang."

Argara menghela nafas panjang. "Yah, tapi Echa masih umur 17 tahun, Yah. Beda sama Argara udah umur 18 tahun. Ayah gak bisa dong seenaknya jodohin Echa. Echa pasti belum siap berumah tangga di umur segini, Yah."

"Begini Arga, Echa dan Zafran hanya bertunangan dulu, lalu saat umur Echa sudah 20 tahun, baru menikah Arga. Ayah juga tau umur adik kamu masih 17 tahun, maka dari itu ayah menikahkan adik kamu saat umurnya 20 tahun," jelas Bagas membuat Argara lagi-lagi menghelat nafas.

ARGARA: Cold Husband [ END ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin