"Gak usah lebay!" Ucap Kania lagi.

"Keknya kuota Kania habis deh, makanya dia jadi pinter bacot kayak Vira," celetuk Cheryl.

Kania adalah teman mereka yang paling sering diam, berbicara ketika ditanya saja, gadis itu lebih sering menjadi pendengar daripada menjadi juru bicara. Jarang sekali Kania menegur Vira atau teman-teman lainnya, seberlebihan apapun tingkah lakunya, tetapi tadi berbeda. Benar kata Cheryl, sepertinya Kania habis paket jadi peduli sama sekitar, bukan cuma sama ponselnya. Tapi tak urung, di antara mereka Kania yang paling peduli, bahkan dia seperti pemimpin di dangerous girl. Kania diberi amanah untuk menghandle teman-temannya, karena titahnya lah yang paling didengarkan. Mereka punya peranan masing-masing.

"Gini Kania sayang, Vira imut dan manis ini sangat lapar sekali, ya sayang ya. Hampir is dead!"

"Masalahnya pesanan Lo ribet, Vira! Makanya lama!" Celetuk Xena. Gadis itu juga sudah lapar tapi sabar dan memilih sibuk berfoto untuk di jadikan IGS (Instagram story).

"Halah, siapa suruh masukin ke daftar menu kalo emang lama dan gak praktis?! Bukan salah gue pokoknya!" Vira memberenggut.

"Ini pesanannya para gadis cantik tapi gak tinggi," ujar mbak kantin membawa tujuh piring di bantu sama gak tau siapanya mbak kantin.

"Waduh mbak, Kania kalo marah serem loh mbak!" Seru Vira. Kania adalah yang tertinggi di antara mereka dan termasuk tertinggi juga di sekolah. Ditawari jadi model tapi gak mau.

"Bukan Kania maksud mbak, tapi kamu!"

"Wah makasih banyak, mbak. Teman-teman aku emang gak ada yang cantik, aku doang!" Seru Vira lagi.

"Terserah!" Teriak mereka serentak.

=

Hari ini We Lucky pulang cepat bahkan Rivaldi membolos, sudah capek jadi panitia. Mereka sedang nongkrong di warteg yang cukup jauh dari sekolah, 100 meter mungkin.

"We we we masa tadi-"

"Mulaiii!" Seru Marvin yang sudah tau kelakuan teman-temannya.

"Sabar, Vin, kita sebagai cowok kalem harus sabar!" Rivaldi sambil menepuk-nepuk punggung Marvin. Tanpa Marvin sadari tangan Rivaldi penuh minyak habis makan bakwan.

"Lo tau gak tadi Fahri digalakin cewek sampe dikatain mirip bekantan!" Itu si Gilang yang mulai gosip.

"Woi serius Lo?! Fahri? Sayang banget gue gak liat momen langka!" Rivaldi tertawa terbahak-bahak sampai memukul meja.

"Kapan bro? Siapa tuh cewek? Pokoknya gue harus kenalan sih!" Celetuk Awan. Mulai nih keluar sisi playboy-nya si Setyawan.

"Diem Lo semua!" Sarkas Fahri. Kompak mereka tertawa. Fahri memilih memojok, siapa sih yang gak kesal kalau di jadikan topik ghibahan.

"Gak kenal gua, keknya anak kelas 10. Temannya gebetannya Fahri," ujar Emil menjawab pertanyaan Awan.

"Ri, kalo Lo mau ketemu gebetan Lo itu, ajakin gue ya!" Ucap Awan sambil menaik-turunkan alisnya.

"Serah!" Balas Fahri.

"Gue juga ya, Ri! Keknya teman gebetan Lo cantik-cantik!" Celetuk Aiden.

"Sok tau!" Sarkas Fahri.

"Gak kapok-kapok Lo, Den, udah berapa cewek yang ghosting Lo?" Tanya Gilang

"19.." jawab Aiden sedih.

"Huaaa kasian banget temen gue, sini peluk!" Faizal merentangkan tangannya.

"Idih, najis anj-" Gavin bergidik geli melihat Aiden dan Faizal berpelukan.

Gilang, Emil, Aarav, Gavin, dan Nathan yang melihat kejadian tadi pagi pun di interogasi habis-habisan sama yang lain, Fahri hanya diam sambil bermain ponsel. Mereka semua setuju besok harus datang ke sekolah untuk melihat cewek galak yang roasting Fahri.

🌳

TBC

Suka gak sama cerita ini? Vote kalo gitu!

Written by Oktavi

17 Januari 2023

PLAYER \ VSOOWhere stories live. Discover now