"Keluarga saling percaya satu sama lain. Tidak saling menjauhi atau meragukan. Itu yang kalian lakukan padanya. Apa kalian yakin kalian menganggapnya keluarga kalian ?"

Member terdiam.

"Dia terlalu mengenal kami. Ia tahu bagaimana mengacaukan hati dan pikiran kami. Kami bodoh. Harusnya kami mencari kebenaran terlebih dahulu sebelum berpikir yang tidak tidak. Jika saja kami melakukan itu, mungkin kejadian ini tak terjadi." Sesal Seokjin.

"Baguslah kalau kalian menyadarinya. Dengan begitu lebih mudah untuk kalian melepaskannya. Keputusanku takkan berubah. Kalian pulanglah." Tegas Jenderal Park.

"Kami mohon padamu Jenderal. Jungkook juga adalah bagian dari kami. Kami mungkin tak tahu apapun tentang sisi lain Jungkook saat ini. Tapi kami tahu Jungkook melakukan hal yang benar. Ia menolong orang dan menyelamatkan hal hal yang penting. Kami sadar pekerjaannya selain bersama kami adalah hal yang sangat berbahaya. Kami tahu resikonya, tapi kami tak mempermasalahkannya. Karena kami bersamanya. Kami akan selalu bersamanya. Kami takkan membiarkannya berjuang sendiri. Bahkan jika nyawa kami taruhannya seperti yang selama ini ia lakukan. Jadi kami mohon Jenderal. Biarkan jungkook tetap bersama kami juga." Suara Hoseok bergetar saat berbicara.

Jenderal Park tak mengatakan apapun. Ia berdiri. Terdengar ketukan pintu. Seorang petugas masuk menghadap Jenderal.

"Kalian pergilah mengikuti petugas itu. Tunggu aku di mobil. Kita akan segera kembali pulang." Ucap Kapten Song.

Member mendesah kecewa. Mereka berdiri, membungkuk pada Jenderal Park dan meninggalkan ruangan itu.

Kapten Song menatap Jenderal Park setelah kepergian mereka. Dilihatnya Jenderal tersenyum tipis.

"Anda terlihat senang Jenderal ?" Tanyanya.

"Jungkook dikelilingi teman teman yang baik." Jawab Jenderal Park dengan tersenyum.

Flashback off

🐰🐰🐰

Hoseok memperhatikan pintu kaca di kamar itu. Pintu yang langsung menuju ke bagian belakang villa, ke kolam renang. Tertutup rapat dengan korden yang sedikit terbuka.

Masih dapat dilihatnya Jungkook berbicara dengan alat komunikasi di telinganya dan laptop di depannya. Sesekali ia meregangkan punggungnya yang lelah.

Sudah dua hari sejak keluar dari rumah sakit ia mengurung diri di kamar utama di villanya. Nyaris tak keluar kamar kecuali untuk makan. Itupun dengan terburu buru dan langsung kembali ke kamar begitu selesai. Sengaja korden kamarnya sedikit ia buka agar kakak kakaknya tahu ia baik baik saja di dalam.

"Jungkook tidur jam sepuluh semalam, dan bangun jam tujuh pagi tadi. Hyung tenang saja. Ia berjanji takkan terlalu berlebihan dan akan menjaga kesehatannya sampai ia sembuh total. Kita tinggal mendobrak kamarnya saja jika ia melanggar janjinya itu." Jimin menepuk pundak Hoseok.

Hoseok nampak lega mendengar ucapan Jimin. Ia tersenyum.

"Hyung belum berbicara dengannya sama sekali kan sejak ia sadar ?"

Hoseok menggeleng.

"Mengapa hyung ? Ia selalu menatap hyung dengan sedih. Apa hyung masih marah dengannya ?"

CODE NAME : BUNNY Where stories live. Discover now