Chapter 18

1 0 0
                                    

Happy Reading!!

╭∩╮╭∩╮

Di lain sisi

"Papa?", panggil Devina yang melihat papanya keluar dari kamar, dan papanya pun menoleh kesumber suara.

"Anak papa baru pulang, biasanya gak jam segini", ucap papanya dan melihat jam tangannya.

"Oh iya, tadi, ada sesuatu", jawab Devina sambil menutupi lukanya yang tadi pas jatuh.

"Sesuatu? Apa hayo?"

"Enggak tadi cuma. Vina ikut seleksi osis", ucap lirih Devina yang membuat papa nya menatap Devina.

"Wahh, siapa nihh yang membuat anak papa jadi ikut-ikut gini", ledek papa nya

"Papa mau tahu banget yaa", balas ledek Devina

"Iya dong, masa papa gak dikasih tahu"

"Panjang pa, nanti Devina ceritain"

"Oke papa tunggu, sana ganti baju abis itu turun, bibi masakin enak-enak katanya"

"Bibi bisa aja, yaudah Devina ke kamar dulu ya pa"

"Kak, nihh", ucap papa nya yang membuat Devina memberhentikan langkahnya dan papa nya menyodorkan sesuatu.

"Apa ini pa"

"Kakak buka aja"

"Kamera?"

"Iya, dari kakek. Katanya kakak dulu pernah minta untuk hadiah ulang tahun dari kakek"

"Kakek masih ingat aja, Devina juga udah lupa"

"Cie yang umurnya mau 16 tahun, udah lupa aja"

"Ihh papa, kan udah 10 tahun yang lalu"

"Iya iya, 10 tahun yang lalu"

"Yaudah Devina ke kamar dulu pa"

"Oh iya, nanti kakek mau telepon"

"Kakek gak telepon, Kakak juga pasti telepon duluan"

"Iya deh yang jadi cucu satu-satunya kesayangan kakek, jangan lama-lama turun nya"

"Siapp, pa"

"Paa?"

Cekrikk

Devina dan papa nya saling tersenyum

╭∩╮╭∩╮

"Bibii, makanannya udah si-", ucap torpotong papa Devina ketika melihat dua orang selain bibi yang lagi menyiapkan untuk makan, yang satunya habis keluar dari toilet.

"Mereka siapa bi?", sambung papa Devina kemudian melangkah ke arah taman yang terletak disamping dapur.

"Merekaa, temannya Non Devi, tuan", jawab Bibi dan menaruh masakan utama di meja.

"Non", ucap lirih Bibi ketika melihat Devina.

Devina pun mengkode Davian dan seseorang itu dengan kepala nya untuk keluar dari dapur.

Davian membalas dengan mengkode "apa?" kemudian Devina mendekat ke telinga Davian berbisik "keluar bentar".

Jawaban dari Davian pun melangkah keluar dapur, tetapi malah.

"Kalian gak ikut makan juga?", ucap papa Devina yang membuat Davian dan seseorang itu memberhentikan langkahnya.

"Paa?", ucap Devina yang mendekat ke arah papa nya.

"Gapapa, gak mungkin kan papa sama kakak habisin ini semua"

"Be-", ucap Davian terpotong ketika Devina melihat kearahnya. "Benaran gapapa om?", lanjutnya dan menarik kursinya kemudian mendudukinya.

Papa Devina hanya mengangkat bahu nya ketika Devina berbalik dari ke arah Davian tadi.

"Huffthh", hela Devina dan duduk.

╭∩╮╭∩╮

"Lama amat lo", ucap Gio ketika melihat Juna turun dari mobil dan Jihan, Rani pun juga. "Ayoo", lanjutnya dan mengambil kunci mobil ditangan Juna.

"Junjun hati-hati dijalan", ucap Jihan yang sedang berhadapan dengan Juna.

"Umm pastinya dongg", lebay Juna sambil menggemas pipi Jihan yang masih ada bekas hitam-hitam spidol tadi.

"Junjun ihh", lebay Jihan juga dan membalas Juna seperti yang Juna lakukan.

"Jiji ambis ini harus ma-", lebay Juna lagi dan terpotong oleh Rani yang daritadi ngeliatin sambil berekspresi jijik.

"Ma? Makan, mandi ya Jiji sayang", nyenye Rani kemudian mengulurkan hp yang tadi buat nonton.

"Ihh Rani kenapa sii daritadi", sebel Jihan dan mengambil hp nya.

"Besok gue mau berangkat sendiri ya Jiji sayang, bye", ejek Rani dan melangkah kerumahnya.

"Bentar", cegat Gio yang memberhentikan langkah Rani, Rani pun menolah dan Gio mendekat ke Rani.

"Kunci motor lo", ucap Gio dan memberikan kuncinya. "Bensinnya tinggal dikit, besok gue jemput", lanjutnya dan Rani pun hanya berkata dalam "hah?".

Dan couple J pun sama, hanya saling menatap satu sama lain.

♥ ♥ ♥
Sudah cukup segini dulu, okey.
Vote and comment biar Uptade nya rajin.
Bye.

DOUBLE D STORY [On Going]Where stories live. Discover now