Part 41: Ingin Punya Adik

5.1K 184 0
                                    


Terhitung sudah tiga hari Steven berada di rumah sakit dan hari ini sudah di perbolehkan untuk pulang. Namun bukan pulang ke apartemen melainkan ke rumah Khanza dan Nasyah yang tentu saja akan meluruskan masalah itu. Sebenarnya Nasyah Sangat malas mengungkit kembali tentang masa lalu nya dengan Khanza. Toh, mereka sudah resmi bercerai jadi tidak ada lagi yang perlu di bicarakan.

Nasyah tentu saja menolak ajakan itu apalagi yang mengajak nya adalah Anton Wijaya yang sekaligus menjadi ayah kandungnya sendiri. Namun dengan seribu bujukan dari Steven, akhirnya wanita itu luluh dan mengikuti drama yang sedang di perankan.

Pintu utama mansion terbuka lebar, dengan langkah lebar; Steven masuk kedalam bersama Nasyah yang menggerutu kesal. Mereka duduk di sofa ruang tamu yang tentu saja mendapat berbagai tatapan berbeda dari keluarga Wijaya maupun Aditya.

Pertemuan itu tiba-tiba menjadi hening layaknya seorang klien yang tengah gugup ingin presentasi kan diri. Suara teriakan cempreng Aira berhasil membuyarkan perhatian mereka.

“Yeeey ayah udah sembuh” girangnya yang berusaha duduk di pangkuan Steven

Steven mendudukkan Aira di pangkuan nya “Iya dong”

Kampret mu! Saya ayah kamu Aira - dengus Khanza dalam hati

Heh Aira! Gue dulu yang pernah cebokin Lo aja kesel dengar Lo manggil ayah sama si kutu kumpret-kesel Rio

Keduanya saling melempar tatapan tajam kepada Steven. Walau menyadari nya, namun Steven berusaha untuk tidak menghiraukan nya.

“Bunda” panggil Aira dengan nada merengek

“Apa sayang?”

“Elano tadi Vidcall dan ternyata dia udah punya adik” tutur Aira dengan cemberut

Elano adalah anak laki-laki yang selisih tiga tahun dengan Aira yang tinggal di negara Inggris. Aira tumbuh bersama Elano sejak kecil jadi bisa di bilang mereka berdua adalah sahabat kecil sejak dulu, dan hanya Elano yang selalu mengerti  dengan Aira. Namun mereka terpisah karena Aira yang sekarang tinggal di Indonesia dan belum ada kabar untuk kembali ke Inggris.

Nasyah mengelus Surai hitam milik Aira “Ya harusnya bahagia dong bukannya malah cemberut”

Nasyah mengambil alih Aira dari pangkuan Steven dan mendudukkan Aira di pahanya “Belalti Elano tidak sayang Aila lagi?” tanya nya dengan bibir yang melengkung kebawah tanda siap akan menangis.

“Tentu saja akan sayang dong! Dulu Elano pernah berjanji akan menjadi kakak terbaik buat Aira”  ucap Nasyah dengan lembut

“tapi Elano udah punya adik selain Aila”

“Tapikan itu adik Aira juga” ujar Steven

Aira menggeleng tampak tak setuju dengan ucapan Steven “No! Aila mau punya adik sendili kayak Elano”

Uhukkk!!

Khanza tersedak air liur nya sendiri mendengar seruan sang anak lalu kembali menetralkan wajah paniknya berubah menjadi datar.

“Adik? Aira mau adik?” tanya Steven dengan was-was

Aira mengangguk “Iya! Bolehkan ayah?”

“Tentu saja tidak boleh” suara datar itu berasal dari Khanza

Aira memperlihatkan wajah garangnya namun itu terlihat lucu di mata Khanza “Emang Uncle siapa?”

“tentu saja Daddy ku” sahut bocah yang muncul tiba-tiba di samping sofa tempat duduk Khanza

“Oh” sinis Aira dan kembali menatap sang bunda

“Bunda ayo beli adik kayak Elano” rengeknya

Nasyah terlihat bingung serta pasrah sudah jika sudah seperti itu, pasalnya Aira akan menangis atau tidak merajuk sepanjang hari jika keinginannya tidak di turuti dan itu akan berpengaruh pada pola makan nya yang tiba-tiba saja tidak mau makan dengan alasan harus di turuti dulu keinginan nya.

“Aira, emang kamu mau beli adik di mana? Emang ada yang jual?” tanya Steven

Aira mengangguk mengiyakan “Iya ko ayah! Kan di Shoppe pasti jual adik”

Steven menepuk jidat nya mendengar pertanyaan yang menurut nya terlalu lucu, sedangkan yang lain sudah tertawa terbahak terkecuali dengan Khanza yang hanya terkekeh geli.

Aira terlihat heran kala orang di sekitarnya menertawakan nya. Apa ada salah dengan ucapannya? Tentu saja 'iya'.

"Ko ketawa bunda?"

"Sayang! Adik itu di buat bukan di beli"

Nasyah mengulum bibirnya saat mengucapkan kalimat vulgar tersebut di hadapan anak nya sendiri dan tentu saja itu secara ketidaksengajaan.

Nasyah ingin menampar dirinya sendiri, bagaimana bisa dirinya bisa ceplos mengeluarkan kalimat seperti itu pada Aira? Bener-bener bodoh!

Aira terlihat penasaran dan kembali bertanya kepada Nasyah yang lagi-lagi membuat Nasyah berkeringat dingin “Emang di buat pakai apa bunda? Apa Aila bisa bantu biar adik nya cepat selesai?" Tanya Aira dengan polos nya

Nasyah menyandarkan punggungnya di sandaran sofa sambil memijit pangkal hidung nya, ingin rasanya menghilang saja dari perbincangan konyol seperti ini.

“Sepertinya Daddy ku bisa mengatasi itu” kali ini Rafael kembali bersuara dan itu mampu mengalihkan perhatian Aira.

Aira turun dari pangkuan Nasyah lalu menatap Rafael dengan mata menyipit "emang bisa?"

Rafael mengangguk antusias "Bisa dong! Daddy ku kan bisa melakukan apapun" Ucapnya dengan bangga

Mata mungil Aira beralih menatap Khanza yang sibuk mengalihkan tatapan antimidasi itu "Emang bener Uncle?"

Khanza tidak menjawab justru takut jika ucapannya akan membuat lebih parah dari ini.

“Apa kau tidak pelcaya dengan ucapan ku?” tanya Rafael yang di balas tatapan murka dari Aira layak nya seperti Nasyah kecil yang sedang mengamuk. Memang wajah Aira mengikut sepenuhnya dari Nasyah bahkan sifat juteknya turun kepada Aira jadi mereka berdua layaknya kembaran yang berbeda usia.

"Diam blengsek" maki Aira yang entah mengapa bisa tau satu kata kasar seperti itu. Siapa yang mengajarinya?.

Semua anggota keluarga terkejut bukan main terutama Khanza dan Nasyah yang saling tukar pandang.

Rafael yang di maki langsung berlari memeluk lutut Kayla yang duduk di samping Khanza sambil ketakutan dengan makian Aira.

“Aila tidak bicala dengan mu, jadi diam lah. Aila hanya minta tolong pada Daddy mu untuk membuat kan Aila adik” ucap Aila dengan jutek kepada Rafael

Saking gemesnya, Khanza membawa Aira duduk di pangkuan nya dan memberi kecupan berkali-kali di wajah balita itu sampai terkekeh geli.

“Ayah merindukan mu sayang” ucap Khanza memeluk Aira yang sama sekali tidak memberontak bila balita itu berada dalam gendongan nya setiap kali Khanza ingin memeluknya.

Rafael dan Steven tentu saja cemburu dengan perlakuan Khanza terhadap Aira. Tanpa sadar mereka berdua melempar tatapan yang sulit terbaca kepada Aira dan Khanza


Hai guys!! Good Evening
Gimana nih sama ceritanya? Menarik nggak?

Ada-ada saja yah tingkah Aira yang tiba-tiba saja minta adik! Aduhh 😂😂

My Baby Aira [END]Where stories live. Discover now