16: Si pahlawan misterius

29 20 60
                                    

  Terlukanya Ruther mampu menghasilkan luka serius pada Audy. Tidak,mungkin bukan hanya karena Ruther terluka,melainkan semua orang yang tewas ketika mereka memperjuangkan kemerdekaan yang mereka cita-citakan sejak lama.beberapa hal memang tidak selalu berjalan baik,beberapa hari juga kadang terlalu buruk untuk sekedar bangkit dari ranjang di pagi hari. setelah memaksa Re untuk meninggalkannya sendiri,Audy berjalan makin jauh ke dalam kastil. menuju menara tertinggi yang ia terka sebagai tempat dimana tubuh Queen yang asli berlindung. sebut saja Audy ingin melawannya sendirian. Perang makin menggebu-gebu di kala malam mulai berakhir, efek polusi ledakan memenuhi langit hingga terasa masih sama kelamnya dengan tengah malam. dari jendela Audy dapat melihat cahaya mentari sudah menyiram lautan lepas dan tinggal menunggu waktu untuk menyapu pulau dengan sinar yang sama terangnya. Audy takut itu,sebab begitu cahaya mentari menyinari segala penjuru. jasad-jasad itu akan terlihat banyaknya. 

Siapa yang duga kisah petualangannya yang harusnya hanya cerita damai dan tenang berubah dalam sekejap hanya karena ia terlalu naif? tapi sejujurnya,Audy tidak menolak juga walau ia melanggar perjanjian dengan ibunya. kisah Mare juga berubah ketika ia memutuskan bergabung kedalam peperangan waktu itu.semua bisa berubah kapan saja,kau hanya harus siap-memaksa untuk siap-terhadap segala kemalangan yang akan menimpa pada ahkirnya. 

Audy melihat pintu tepat ketika ia di seret menghadap sang ratu lebah saat itu. pintu mengkilap berpoles cat kayu berkilau itu tampaknya belum terkena serangan apapun.maklum,belum ada sepasukan yang sampai kesini. mereka sibuk berusaha menumbangkan si kapal induk, padahal Audy yakin,kalau sang Queen menumbalkan kapal itu untuk keselamatan dirinya sendiri. Audy sudah terlalu sinting untuk melangkah kesana hanya dengan berbekal pedang pajangan di tembok yang ia curi. ia sama sekali tidak punya pengalaman apapun terhadap persenjataan semacam itu,sejak dulu ia hanya mengandalkan magisnya. ketika itu hilang,apa yang bisa ia andalkan selain kewarasan dan kepercayaan dirinya?

Tepat ketika ia hendak melangkah dengan kepercayaan diri tingkat tinggi,seseorang menarik kerahnya dan membenturkan tubuhnya ke tembok. dengans spontan Audy mengayunkan benda panjang itu kesegala arah. 

"Hentikan! kalau kau tidak ingin menusuk dirimu sendiri!" 

Audy membuka mata begitu suara familiar itu mengenai gendang telinganya."Kau masih punya muka untuk menghadang ku ya,Claudia?" 

Claudia menyipit tajam kearahnya."Pergilah sekarang sebelum perempuan itu menyadari keberadaan mu atau semua akan berakhir."

Audy mengangkat bahu."Toh emang begitu tujuannya."

"Audy!" seru Claudia tertahan.

"Apa? setelah menikam adikmu sampai mati kini kau malah ingin menyelamatkan ku? maaf saja, aku tidak butuh pertolongan mu lagi." Audy kembali melangkah namun lagi-lagi Claudia meraih lengannya.

"Dia tidak mati,kan? ada banyak penyihir dengan magis penyembuh disana, mereka pasti melakukan sesuatu pada Re."

Audy mengernyit dalam."Coba kau pikir atas dasar apa mereka menolong orang asing seperti Re ketika mereka bahkan tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri? kalian membuat hati nurani orang-orang terkikis."

"Tidak mungkin!" Claudia menggelang.

"Mungkin! kau terlalu setia pada perempuan buruk rupa di dalam sana. dia bahkan tidak peduli seberapa banyak anggotanya tewas sia-sia karena melindungi orang bodoh yang bahkan tidak sudi memikirkan mereka kembali. dan kau!" Audy mendorong bahu Claudia hingga wanita itu termundur."Membayar mahal untuk itu dengan menghabisi adikmu sendiri." 

Claudia membuat celah diantara bibirnya,hendak menjawab tapi mungkin tak ada yang bisa di sangkal dari perkataan Audy. 

"Jangan halangi aku! lebih baik kau pergi ke medan perang disana dan cobalah mati dengan perjuangan." 

CAPTAIN CALBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang