"I-iya Raf,"

Beep.

"Kok mati, Rafka bilang apa Bel?"

"Katanya elo jangan khawatir dia baik-baik aja," ujar Arabel tanpa menatap wajah Nazra.

"Dia dimana sekarang?"

"D-dia di kantor nya kok ..."

"Gue tau lo bohong, bel." Nazra menghela nafasnya berat, kemudian menyenderkan kepalanya ke sofa. Mengambil boneka buaya milik Narafka untuk di peluknya.

"Gue khawatir Bel, dengan cara lo bohongin gue, gue makin-makin khawatir, mending lo bicara sejujur-jujurnya,"

Nazra marah, kali ini ia benar-benar sedang kacau, ia menutup matanya karena rasa khawatir, emosi, dan marah tengah merambat memanasi kepalanya. Bisa saja sekarang ia meronta-ronta ingin ke kantor polisi untuk menemui Narafka, tapi itu masih menjadi pertimbangan tergantung penuturan Arabel selanjutnya.

Giselle menepuk bahu Arabel, memberinya isyarat agar segera buka mulut.

"Dia di kantor polisi, lagi diintrogasi, katanya tenang aja, ada Papa di sana, dan selagi dia ngga salah, insyaAllah ngga akan ada apa-apa yang terjadi," ucap Arabel berterus terang.

Nazra membuka matanya, "Menurut kalian, berapa persen kesempatan Narafka untuk pulang ke rumah hari ini?"

"Narafka terakhir di jebak kan sama Ciara? Apa jangan-jangan dia jadi tersangka-"

"Giselle!" Arabel reflek menutup mulut Giselle. Namun hal itu terlambat. Nazra bangkit dan masuk ke dalam kamarnya.

"Tuh kan Nazra ngambek, untung dia lari ke kamar, kalau sempat dia keluar dari apartemen-" belum sempat Arabel menyelesaikan kalimatnya, Nazra sudah keluar kembali dari kamar, dengan mengenakan hoodie pink kesayangan nya, dan kunci motor yang ia genggam.

"Nazra! Jangan Naz, kita tunggu dulu aja kabar selanjutnya, lo disini aja ya, sama gue dan Giselle," Arabel menahan tubuh Nazra.

Nazra hanya diam, dengan tatapam tajam lurus ke depan. "Jangan halangin gue, gue mau ketemu sama suami gue!" Tekannya.

"Naz maafin gue, tadi gue salah ngomong, kita duduk lagi aja yuk, Narafka pasti pulang kok hari ini," bujuk Giselle.

"Iya, lagipula ada Om Khalil disana, jadi lo berdoa aja di sini, lo lagi hamil, Naz,"

"Awas gue bilang," ujar Nazra dengan nada yang dingin.

"Naz ... " Arabel memegangi bahu Nazra.

"GUE BILANG AWAS!" Nazra mendorong kuat tubuh Arabel, sehingga gadis itu jatuh.

Giselle membantu Arabel untuk bangun, sementara Nazra, ia masih enggan untuk menatap kedua sahabatnya itu. "Maaf," ujarnya kemudian berlalu pergi begitu saja.

Tepat saat Nazra keluar dari unitnya, Kai juga keluar dari unit sebrang.

Nazra berlari sambil mulai sesenggukan, ia segera masuk ke dalam lift, untuk menuju parkiran.

Ia memilih untuk naik motor nya Narafka hari ini, karena pasti jalanan masih sangat macet.

Nazra memakai helm fullface milik suaminya itu, kemudian membelah jalan dengan kecepatan normal, namun jika ada kesempatan ia akan menaikkan kecepatannya.

Sesampainya di kantor polisi, dengan tangis yang pecah, ia memarkirkan motornya, dan berlari masuk. Sempat ada beberapa polisi yang menahannya, namun ia terus memaksa dengan mengatakan kalau dirinya adalah istri dari Narafka, yang tengah mereka introgasi, ia juga mengatakan dirinya sedang hamil, bahkan memperlihatkan hasil USG nya.

My Little Husband (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя