"Ini foto kapan Bunda?" tanya Fiona yang membuat Tania kembali fokus terhadapnya

Tania melihat dengan teliti foto itu, ada rasa senang ternyata Afka masih peduli tentang kenangan mereka dulu. Yang entah sekarang atau besok bisa di ulangi lagi.

.
.
.
flashback.

"Mas Afka, hadap sini sebentar" ucap Tania yang menyuruh Afka menatap kamera di depan

"Mau buat apa?"

"Kenang kenangan" ujar Tania

"Enggak usah lah"

"Kok enggak sih? Mas gak sayang sama aku?"

"Sayang banget malah"

"Kalau sayang harusnya mau"

"Aku bakal sama kamu terus Tan, jadi enggak usah bikin kenang kenangan"

"Sekali aja mas, biar mereka tau kalau kita pernah berdua ke negri orang"

"Enggak mau"

"Mas Afka ih gak peka"

"Gak peka gimna lagi hm" ucap Afka yang memeluk Tania dari belakang

"Siapa tau nanti kita kangen sama tempat ini kan gampang udah ada fotonya"

"Kalau kangen nanti kita kesini lagi"

"Terserah lah"

"Jangan ngambek atuh sayang, yaudah ayok foto satu kali aja" final Afka yang membuat Tania langsung menerbitkan senyum manisnya

Mereka akhinya berpose sebanyak mungkin tapi yang jadi dan bagus hanya beberapa foto. Tak lupa Tania mencetak salah satu foto yang menurutnya paling estetik dan cantik.

"Bagus kan mas?" tanya Tania sambil menunjukan selembar foto

"Bagus kan mas?" tanya Tania sambil menunjukan selembar foto

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Cantik" ucap Afka.
.
.
.
.

"Yang tadi sama Farel itu Om ini Bun?" tanya Fiona yang membuat Tania melepaskan pandangan nya dari foto itu

"Iya sayang"

"Ganteng juga ya, andai aja Mami Luna mau jadi istri ke 2"

"Ngomong nya cantik" tegur Luna yang kesal dengan sifat anak nya itu

"Mbak Tania mau ganti baju?" tawar Mila yang datang dengan membawa handuk

"Aku enggak bawa baju" jawab Tania

"Di kamar masih ada baju dan keperluan Mbak Tania"

"Ha"

"Kamar nya masih sama mbak" ucap Mila yang mulai mengantar Tania menuju kamarnya dulu

Fiona tak kalah antusias ingin ikut ke kamar tapi tangan Luna tak kalah cepat menahan agar tidak ikut. Sekarang ucapan anaknya itu sangat ia takut bisa merubah Tania lagi.

"Aku mau ikut Bunda"

"Sama Farel aja sana" usir Luna yang menatap anaknya agar menemani Farel bersama Afka

"Mau ngapain? Farel itu lagi ketemu Ayahnya Mi jadi aku gak boleh ganggu"

"Idih, gaya lu cil"

Disisi lain Tania tanpak tidak percaya bisa memasuki kamar yang dulu pernah ia tiduri. Ada banyak kenangan yang mulai terlintas di kepalanya.

"Aku tinggal dulu ya mbak" pamit Mila dengan menutup pintu

Mila berharap Tania bisa kembali seperti dulu, ia memang sengaja membawa Tania ke kamar Afka bukan kamar tamu.

"Semoga ini dapat membantu" lirik Mila yang mulai turun dari arah tangga

Kepergian Tania ke kamar itu membuat Wulan kesal dan berjalan ke arah dapur. Dirinya sangat marah kenapa bisa Tania kembali lagi ke rumah ini padahal dirinya sudah hampir menguasai seisinya.

"Harusnya lo gak usah kembali kesini" ucap Wulan dengan memotong apel yang berada di depan nya

Semua usaha dan rencananya untuk menjadi nyonya di rumah ini langsung luntur karna Tania dan anaknya kembali. Bisa saja dirinya menyingkirkan Tania dengan mudah tapi tidak dengan Luna. Dirinya sangat tidak suka jika berurusan dengan makhluk satu itu. Karna dirinya semua rahasia yang selama ini kesebar bahkan ibu nya juga masih di dalam penjara.

"Ibu lepaskan, tangan ibu sudah berdarah" ucapnya

"Cerewet" teriak Wulan dengan mata yang sudah memerah

"Mamah kenapa?" tanya anak kecil yang  datang

Satu ide melintas di pikirannya yang membuat dirinya malah makin melukai dirinya.

"Jangan bu"

"Mama kenapa hiks.."

Suara keributan itu berhasil membuat Mila datang dan melihat tubuh Wulan yang sudah berdarah.

"Kamu kenapa mbak?" tanya Mila yang langsung menghampiri Wulan dan menghentikan pendarahan itu

Tatapan Mila tertuju pada pisau yang berada di tangan pembantu nya itu.

"Ini bukan ulah saya Ibu, demi allah" ucap pembantu itu setelah melepar pisau itu ketika Mila ingin bertanya

"Ini ada apa?" tanya Afka yang datang bersama Farel

"Mbak Wulan mas" ucap Mila yang menunjukkan tangan yang sudah berlumur darah

Saat Afka ingin mendekat ada tangan kecil yang memegang ujung kaosnya.

"Kenapa hm"

"Jangan pergi"

"Ayah tidak akan pergi, Ayah ingin menolong tante ini"

"Tante Luna yang dokter bukan Ayah" ucap Farel

Afka yang peka dengan maksud anaknya itu langsung memanggil satpam di rumah nya agar bisa membawa Wulan ke kamar.

"Ini kenapa?" tanya Luna yang kaget

"Penjelasannya nanti mbak" ucap Mila yang membuat Luna peka dan mengikuti mereka

"Bunda kemana?" tanya Farel kepada Fiona yang bermain game di ponselnya

"Lagi dikamar, kata tante yang tadi gak boleh di ganggu"

"Assalamualaikum Wr.wb"

"Waalaikumsalam Wr.wb"

"Mama aku pulang" teriak anak berusia tujuh tahun dengan berbagai makanan di tangan nya

Hal itu membuat semua orang yang berada di ruang tamu menatapnya. Dia adalah Vino anak dari pasangan Mila dan Rizky.

"Mereka siapa Om?" tanya Vino yang berjalan ke arah Afka

"Ini Farel anak Om Afka dan ini Fiona anak Tante Luna" ucap Afka sambil menyetarakan tinggi badannya dengan Vino

"Jadi Noval itu bukan anak Om Afka?" tanya dengan polos

"Bukan sayang, Noval itu anaknya Tante Wulan" jawab Afka sambil melirik putra nya itu

.
.
.
.
Bersambung...

Jangan lupa vote dan share link, gratis kok enggak bayar:)

Spam next👉🏻

Follow my instagram & tik tok
@indryyyyy_06
@Indryy_p6

See you next part gaes

Mas Afka (Selesai)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin