BAGIAN 23- Salah Tingkah

133 18 4
                                    

Waktu kelas 5 SD, Jay pernah bertengkar heboh dengan  anak kelas 6. Permasalahannya simple banget sebenernya. Cuma dua-duanya sama-sama emosi dan sama-sama ngerasa nggak salah.

Jadi, Jay, Sunghoon dan Jake tuh sering bawa sepeda ke sekolah. Dan sepeda nya diparkir di tempat para guru memarkirkan kendaraannya,-yang kebetulan dekat kantin.

Sepeda Jay termasuk kategori sepeda mahal. Makanya, ia selalu membawa gembok untuk mengunci ban sepedanya agar tidak ada anak jahil yang memakai sepedanya. Pada suatu hari, Jay lupa membawa gembok itu, tapi dia santai saja. Sampai jam istirahat pun tiba, Jay melihat sepeda nya sedang dinaiki si anak kelas 6 itu di lapangan.

Emosi Jay kontan memuncak. Dia paling nggak suka kalau sepedanya di pakai tanpa basi-basi seperti itu.
Jay berlari ke arah kantin, mengambil sepeda Jake dan menggoesnya secepat yang dia bisa untuk mendekati cowok kelas 6 bernama Dhafi tu.

Dan...GUBRAKKKK!

Jay menendang Dhafi begitu jarak mereka berdekatan. Dia nggak peduli sama sepeda mahal sebab dia sudah keburu marah pada Dhafi.

Jay loncat dari sepeda milik Jake dan sepeda itu jatuh begitu saja.

"Lo ngapain pake sepeda gue?!"

"Gue cuma minjem."

"Ya kalo mau pinjem tuh bilang!"

Dhafi mendapat luka di bagian lutut dan telapak tangannya akibat tendangan Jay yang super kencang. Cowok itu meringis sakit, tapi nggak mau kelihatan kalah. Dia beranjak, dan mendorong Jay.

"Terus lo ngapain nendang gue?"

"Lo pake sepeda gue tanpa ijin. Lo duluan yang cari masalah. Emangnya lo nggak mampu bawa sepeda sendiri?"

Kini, keduanya saling tersulut emosi.

Jake dan Sunghoon yang baru keluar dari perpustakaan langsung dikejutkan dengan keramaian di tepi lapangan. Tapi mereka nggak banyak tanya, langsung berlari ke lapangan untuk melihat secara jelas dan boom!! Mereka tambah di kejutkan lagi.

Nggak pakai mikir, mereka lari ke tengah lapangan untuk memisahkan Jay dan Dhafi yang saling dorong mendorong.

"Heh udah-udah." Sunghoon menarik Jay, dan Jake menarik Dhafi.

"Kalian kenapa sih?"

"Lepasin gue, Hoon." Jay memberontak, masih ingin menyakar-nyakar Dhafi sampai paling nggak cowok itu mau mengakui kesalahannya.

"Mau ngapain? Berantem lagi?" Sunghoon tetap mencekal lengan Jay agar dia tidak kabur dan memulai perkelahian nya kembali.

"Nanti ketauan guru, Jay. Udah deh, kalo sampe lo dikeluarin dari sekolah gimana?"

Akhirnya, mau nggak mau Jay menghentikan perkelahian itu. Dia meredam emosinya sebisa mungkin.
Tapi ibarat nasi sudah jadi bubur, nggak ada yang bisa di rubah dari penyesalan.

Wali kelas mereka tau tentang perkelahian itu sebab Dhafi mengadu. Orang tua Dhafi juga tidak terima anaknya diperlakukan begitu.

Esoknya, orang tua Dhafi dan orang tua Jay bertemu di ruang kepala sekolah. Iya, karena ini sudah masuk ke ranah perkelahian, maka dari itu kasusnya sampai ke kepala sekolah.

Dua-dua nya benar-benar enggan untuk mengakui kesalahan. Jay kekeh dia nggak salah karena yang memulai Dhafi. Dan Dhafi pun berpikir demikian.

Sampai pada akhirnya mereka menemukan jalan tengah.

Jay dan Dhafi dihukum membuat surat pernyataan kalau memang mereka "nggak bersalah."
Yaa, konsepnya begitu. Kepala sekolah meminta mereka berdua menuliskan pembelaan mereka sebanyak 2 lembar kertas folio. Atau kalau mereka nggak mau melakukan itu, mereka harus saling mengakui kesalahan.

Ephemeral || Jay Sunghoon Jake [SELESAI]Where stories live. Discover now