BAGIAN 18- Cemburu Versi Jake

149 19 1
                                    

Sunghoon baru saja selesai olahraga ketika Mama memintannya untuk membeli makanan kucing di minimarket depan. Dia memang cukup sering berolahraga terlebih di hari libur seperti sekarang ini.
Katanya, olahraga itu penting. Jauh lebih penting dari pada belajar. Walau kenyataannya, Sunghoon lebih sering belajar ketimbang olahraga.

Yaa gimana nggak masuk ke dalam definisi sempurna?

Setelah mandi, dan membereskan peralatan yang tadi ia pakai untuk olahraga . Sunghoon pun bergegas ke mini market depan komplek untuk membeli makanan dari anak kesayangan Mama nomer 2.

Iya. Embun, kucing Mama yang sudah dirawat sejak baru lahir dari Ibu nya yang tiba-tiba meninggal karena terlindas mobil itu telah menjadi anak kesayangan Mama. Bahkan kalau dihitung-hitung, terkadang pengeluaran untuk Embun bisa lebih banyak dari pada pengeluaran untuk jajan harian Sunghoon.

Apalagi kalau Embun sudah masuk rumah sakit. Duh, itu biaya pengobatannya mengalahkan biaya spp Sunghoon selama satu semester.

Tapi mau bagaimana pun, Embun cukup berjasa untuk orang-orang di rumah. Kucing berbulu lebat itu telah menjadi alasan Mama untuk berhenti kerja. Dan memilih fokus mengurus rumah. Sunghoon bersyukur untuk hal yang satu itu. Sebab dia bisa punya waktu lebih bersama Mama yang awalnya sangat sibuk.

"Beli nya yang kayak biasa. Embun nggak mau makan yang merk lain. Jadi kalo nggak ada di mini market depan, kamu cari ke toko makanan kucing yang ada di Jalan Anggrek."

Itu pesan Mama pada Sunghoon. Dan Jalan Anggrek itu cukup jauh dari rumah. Jadi untuk berjaga-jaga kalau makanan kucingnya tidak ada di mini market depan, Sunghoon pun mengendarai motornya. Padahal mah, kalau cuma ke mini market depan, dia sudah terbiasa jalan kaki.

Dan benar saja. Merk makanan kucing favorit Embun tidak ada di mini market depan. Sunghoon pun cepat-cepat menancap gas menuju Jalan Anggrek.

Sebenarnya memang agak jauh, tapi demi anak kedua yang paling Mama sayangi, Sunghoon harus rela menempuh jalan jauh itu.

Sesampainya di toko makanan kucing, Sunghoon langsung ke dalam setelah memarkirkan motor. Dia sudah cukup sering ke sana, biasanya sih cuma nganter Mama. Jadi, dia sudah tau dimana letak makanan kucing yang akan dia beli.

"Sunghoon?"

Langkah kakinya yang lebar terhenti begitu mendengar suara lembut milik seorang gadis dari arah belakang. Sunghoon membalikkan badannya, melihat Aurora berdiri di sana dengan rambut tergerai rapi.

"Ra..?"

Aurora tersenyum, "Sendirian? Atau sama nyokap lo?"

"Hmm..nggak. Gue sendiri."

"Ahh begitu, ya? Apa kabar? Terakhir kita ketemu pas lo ngasih bunga itu kan, ya?"

"Di rumah sakit," Sunghoon mengoreksi. "Waktu gue ngasih bunga, lo gak ada di rumah. Dan gue nggak tau apakah bunga itu sampai ke lo atau enggak."

"Bunganya udah gue terima kok. Gue suka, thank you ya."

Sunghoon mengangguk singkat.

"Kalau gitu gue duluan, ya."

Tanpa ba bi bu lagi, Sunghoon mendahului langkah. Membayar makanan Embun lantas keluar begitu saja tanpa menoleh pada Aurora.

Perubahan sikap Sunghoon sangat jelas terasa. Namun ia pun sadar, semua itu karena ulahnya sendiri.

Sejak awal saat ia kembali bertemu dengan Sunghoon di rumah sakit. Aurora sudah yakin kalau cowok itu masih pada perasaannya yang sama setelah hampir 3 tahun berlalu. Dan ia pun masih pada pendiriannnya, menghindar dari Sunghoon.

Ephemeral || Jay Sunghoon Jake [SELESAI]Where stories live. Discover now