BAGIAN 7- Rahasia

148 18 8
                                    

Besok nya, di sabtu sore, Ilona sudah sampai di kediaman Park Jong Seong atau yang biasa kita sapa dengan panggilan "Jay".

Kenapa begitu rajin padahal kemah nya dimulai nanti malam?

Ya karena masih ada satu misi yang belum Ilona selesaikan. Yaitu memaksa Jay untuk ikut kemah.

Ilona tahu orang seperti Jay ini punya keyakinan kuat terhadap keputusannya sendiri. Dia nggak bisa dipaksa. Apapun yang jadi pilihannya nggak bisa diganggu gugat. Dia bakal marah kalau di usik.

Tetapi, Ilona punya tekad yang jauh lebih kuat dari pada semua itu. Misi nya tetap harus dijalankan meski yang akan menjadi lawan bicaranya adalah seorang keras kepala. Jay.

Sesampainya di rumah Jay, Ilona langsung di sapa dengan cengiran khas nya Jake. Cowok itu berdiri di depan teras dengan tangannya yang terlipat didada, rambut setengah basah yang disisir kebelakang hingga menampilkan jidat pari purna nya. Juga kaos hitam serta celana pendek yang bikin dia terkesan -boyfriend able??

Ilona datang dengan mobil nya, sendirian. Sengaja pakai mobil sebab barang-barang yang dia bawa cukup banyak.

"Wah rajin ya lo. Acaranya jam 7, datengnya jam segini." Jake nyeletuk ketika Ilona berjalan mendekatinya.

"Gue mesti maksa Jay. Makanya dateng jam segini."

"Yakin mau maksa anak keras kepala itu?"

Sebenarnya sih enggak. Tapi kalau kemah nya cuma di isi Sunghoon dan Jake, ya percuma dong?

"Yakin."

"Gue sih enggak yakin. Lagian kenapa sih kalo dia gak ikut? Toh kemah nya bakal seru seru aja kan walaupun cuma bertiga?"

"Tega bener ya lo, Jake. Dia itu kakak lo."

Ilona hendak melangkah masuk ketika tiba-tiba saja Jake mencekal lengan nya, "Tau dari mana?"

"Dari Sunghoon." Ilona menepis lengan Jake. "Mau ikut gue gak?"

"Mauu dong, kemana?"

"Ke kamarnya Jay."

"Gak jadi deh makasih."

Menghela napas panjang, Ilona lantas menatap Jake dengan mata menyipit seolah tengah menginterogasi.

"Damai aja kenapa si? Jangan begini." ujarnya, singkat, lantas masuk ke rumah Jay tanpa mengetuk pintu nya terlebih dulu.

Jake diam membatu, sebelum akhirnya dia mengikuti Ilona dari belakang. Mereka sama sama diam ketika di ruang tengah. Ilona mencari-cari letak kamar Jay. Sedangkan Jake cuma ikut ikutan diam.

"Kamarnya Jay dimana?" tanya Ilona.

"Di atas kayaknya." Jake menjawab seadanya. Agak males juga. Bisa terlihat dari wajahnya yang terlipat macam kertas ulangan bernilai nol.

"Lo tuh udah berapa lama sih tinggal sama Jay ? Masa kamar nya aja nggak tau."

"Di atas, yang di pintu nya ada foto dia."

"Bener nih? Kalo sampe lo bohong, gue tonjok ya?!"

"Bener."

Ilona percaya nggak percaya. Tapi dari pada menebak nebak sendiri (sebab seringnya tebakan dia selalu salah) jadi ilona memilih untuk percaya saja.

"Tante Anita kemana?" Ilona bertanya sebelum ia kembali melangkah.

"Masih pada kerja. Cuma ada gue, Jay sama Bi Asih disini."

"Sekali lagi nih gue tanya, mau ikut nggak?"

Jake menjawab dengan gelengan kepala yang singkat. Muka nya semakin sepet seperti salak sekilo sepuluh ribu yang di jual di pinggir terminal.

Ephemeral || Jay Sunghoon Jake [SELESAI]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें