BAGIAN 12- Rena #1

214 20 3
                                    


Saat ulang tahun Jake yang ke 6, Jay memberikan hadiah berupa mobil remote yang ketika itu sedang naik daun dalam dunia per mobil-mobilan anak anak. Jay juga membeli untuk dirinya sendiri, dengan warna yang sama persis. Lalu, Sunghoon pun iri, dia meminta pada Mama nya untuk dibelikan juga agar bisa main bareng. Alhasil, Mama Sunghoon membelikannya.

Mereka pun enjoy main mobil remote bersamaan selama beberapa hari sebelum akhirnya mobil remote punya Jay rusak. Gara gara terlindas mobil Papa se waktu beliau hendak memasukkan mobil ke garasi. Jay nggak bisa marah, karena Jay akui, itu kesalahan dia yang sembarangan menaruh mainan. Padahal, dia sudah punya tempat khusus untuk mainan-mainannya.

Jadilah, dia hanya bisa meratapi mobil nya yang sudah remuk tanpa bisa berkomentar pada Papa untuk dibelikan yang baru.

Lalu esoknya, ketika Sunghoon dan Jake ke rumahnya untuk bermain balapan mobil, lagi, Jay nangis sambil tersedu-sedu. Bercerita tentang nasib naas yang menimpa mobil remote nya. Dia sudah membuang mobil itu ke tong sampah, di sertakan dengan helaian bunga mawar yang ia petik di taman depan rumah.

"Yaudah, kamu pake mobil biasa aja. Nanti kamu tarik pake tali rafia." kata Sunghoon, mencoba memberi ide kreatif namun Jay malah semakin menangis.

"Kenapa kamu nggak nangis ke Papa kamu aja? Biar digantiin." tanya Jake, sambil terus menepuk-nepuk bahu Jay.

"Nggak bisa, itu kan aku yang salah. Aku yang nggak bener naruh mobil nya. Kalo aku minta beliin lagi, yang ada Mama marah sama aku."

"Yah iya juga sih, kamu emang agak-agak." Sunghoon berkomentar.

"Udah kita main bola aja gimana? Lupain aja mobil remote nya. Aku juga udah bosen." Jake lagi-lagi menenangi.

"Kalo bosen, ngapain ke rumah aku sambil bawa mobil remote terus kamu teriak-teriak mau main mobil remote?" sela Sunghoon. "Jangan bohong, kamu masih seneng kan main mobil remote? Kalo Jay nggak punya, mending dia liatin kita aja."

Jay malah makin terisak. Untungnya, di rumah hanya ada Bibi. Mama dan Papa sudah pergi kerja sejak pagi pagi sekali. Makanya, Jay tidak takut menangis sesegukan seperti ini. Sebab kalau ada Mama dan Papa, dia pasti sudah jadi bahan ledekan Papa dan bahan omelan Mama.

"Jangan gitu, Hoonie. Masa kamu tega sama temen kamu sendiri?"

"Ya abis nya, kamu yang nggak punya mobil remote, tapi malah kita yang ikutan nggak bisa main."

"Udah, Hoonie." Jake menegur Sunghoon. "Mending kamu pake punya aku aja, Jay. Biar aku pake mobil-mobilan kamu yang warna jalannya cepet itu. Nanti aku iket di tali rafia biar bisa ikut balapan sama kalian."

"Emang gak apa-apa?" Jay bertanya dengan mata berkaca-kaca dan pipi yanf basah.

"Nggak apa-apa. Sana ambilin mobil sama tali rafia nya."

Lalu bagaimana? Ya Jay mengambil mobil mainannya, juga tali rafia yang dia minta pada Bibi. Jake mengingat mobil itu dengan tali rafia, lantas mengetes nya dengan menarik mobil itu dan berlarian di teras rumah Jay.

"Tuh keren, kan?" ujar Jake, masih berlari-lari dengan hati riang gembira.

"Keren, kamu, pinter Jake." Puji Sunghoon, mengacungkan 4 jempol sekaligus pada Jake.

"Lo kenapa melamun?"

Alam bawah setengah sadar Jake terganggu ketika dia mendengar suara seseorang dari belakang. Dia langsung menggelengkan kepalanya berkali-kali untuk mengusir pikiran masa lalu itu.

"Nggak. Gue nggak melamun. Kenapa?"

"Laper gak?" tanya Jay.

Operasinya berjalan dengan lancar. Meski Jake sempat tak sadarkan diri akibat dari suntikan bius yang ia terima sebelim operasi di mulai. Hanya sebentar, setelah itu, ia di pindahkan ke ruang rawat yang sama dengan Jay.

Ephemeral || Jay Sunghoon Jake [SELESAI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin