❝29. Matahari Tenggelam❞

6 1 3
                                    

Sendu Sejuk

Matahari itu tenggelam
Dan bisa kembali saat terbit fajar

•••∆•••


Pagi ini, Safara turut membantu Bunda Leva membuat sarapan. Bunda lebih banyak bercerita tentang Abzar dan Safara sangat senang mendengarnya. Cerita Abzar sangat menarik dan menggemaskan. Bunda saja sangat gemas sendiri saat menceritakan betapa lucunya Abzar kecil. Apalagi Safara, dia jadi ingin melihat Abzar sewaktu kecil.

"Bundaaa~" Terdengar suara rengekan yang membuat dua orang wanita itu menoleh. Kedua mata Safara membelalak sampai ia sadar dan langsung mengalihkan pandangan. Sedangkan Leva, dia langsung berjalan kearah Abzar.

"A' pake bajunya! Masuk angin. Kebiasaan banget, suka buka baju pas tidur!" omel Leva.

Abzar yang masih setengah sadar itu menengkupkan kepalanya diatas meja. Bahkan dia lupa kalau ada Safara semalam yang menginap. "Heem..."

"Malu dong ada siapa," seru Leva berbisik tepat ditelinga Abzar.

"Siapa?" tanyanya, masih enggan membuka mata.

"Pacar kamu tuh, masa mau ikut sarapan shirtless gitu?"

Sontak mendengar seruan itu, kedua mata Abzar langsung melebar dan kepala yang mendongak dengan cepat. Melihat sekeliling dan benar saja, ada Safara yang posisinya sedang membelakanginya, dia ada di kitchen set. Abzar langsung berlari pergi dan kearah kamarnya untuk mengambil baju serta mencuci muka.

Leva hanya geleng-geleng kepala seraya terkekeh lucu. "Anak siapa sih, lucu amat."

Safara berjalan menghampiri Leva. "Bunda, kira-kira Abzar suka minum susu gak? Aku mau bikin buat dia, hehe."

"Suka, dia malah suka banget minum susu buat sarapan, bikin aja. Kaleng susunya ada dikulkas," kata Leva. Safara pun mengangguk seraya berjalan pelan kearah kulkas. "Bunda mau bangunin Ayah Abzar dulu, ya, Safa bikin susu aja buat Abzar. Kalau kak Alis gak usah, dia selalu bikin teh sendiri."

Safara mengangguk, setelah itu Leva melenggang pergi. Gadis itu memasukkan susu kental manis yang ada didalam kaleng kedalam gelas, lalu air panas dari termos yang baru dimasak Leva tadi.

Tak lama setelahnya, Abzar menghampiri Safara yang masih fokus mengaduk minuman. Senyum Abzar terbit, melihat bagaimana lucunya Safara yang sedang fokus.

"Lagi apa nich?" tanya Abzar bersuara. Hampir saja Safara menjatuhkan gelas, tapi untungnya tidak. Dia kaget, matanya menatap Abzar dengan membelalak.

"Kamu ngagetin!" cetus Safara.

"Hehe, sorry, jadi lagi apa?"

"Buat susu,"

"Wih buat siapa?"

Safara tersenyum dan memberikan gelasnya kepada Abzar, lelaki itu tersenyum seraya menunjuk dirinya. "Buat aku?" Ia mengangguk, Abzar mengambil alih gelasnya dengan senyuman lebar. "Aduh mimpi apa dibuatin susu coklat sama ayang."

Safara terkekeh dengan pipi memerah malu. Abzar tak menyadari itu karena dia sedang meneguk minumannya.

"Emm, enak, pas manisnya." kata Abzar memberi senyuman lebar.

"Aku takut susunya gak manis karena airnya kebanyakan,"

"Kan tadi aku minum sambil liatin kamu," ujar Abzar membuat Safara membelalak kecil. Namun setelahnya dia terkekeh. "Bohong banget!"

"Beneran!"

"Abzarr!" desis Safara, melotot padanya.

Abzar justru tertawa, tanpa sadar mendekatkan kepalanya kepada Safara. "Bahkan yang ini lebih manis dibanding susu."

[1] Sendu Sejuk | EndWhere stories live. Discover now