❝23. Dunia Milik Berdua❞

4 0 0
                                    

Sendu Sejuk

Aku ingin menjadi bintang duniamu
Mengerjap indah didepan mata mu
Dan selalu melihat jelas gerak-gerik mu

•••∆•••


Pandangan para murid sesekali melihat meja yang dipenuhi anak cowo dan perempuan yang hanya empat orang. Anak OTKP dan RPL. Mereka disatukan begitu saja ditempat meja makan kantin.

Ditambah anak kelas 10 RPL dikenal sebagai banyak cowok tampan yang bersarang dikelas tersebut. Salah satunya Abzar, cowok yang paling disegani kakak kelas dan satu angkatan.

Sebenarnya Safara dan ketiga temannya risih tapi karena didepannya ini para cowok ganteng. Jadi mereka hiraukan saja tatapan iri dengki para kaum hawa.

"Zar, ini seriusan lo traktir kan?" tanya Pasha, memastikan.

Abzar mengacungkan jempolnya saja karena mulutnya yang penuh makanan. Tangan Safara terulur kedepan. Ibu jarinya mengusap noda kecap yang ada di sudut bibir Abzar.

Tidak hanya Abzar, teman-temannya dibuat baper oleh perlakuan Safara. Bahkan teman-teman Safara heran, kenapa perempuan ini begitu berani. Apakah dia biasa dibuat baper oleh Abzar maka itu Safara selalu ingin balas dendam.

"Gila-gila! Dunia ini hanya milik berdua! Yang lain ngontrak!" cibir Rano, paling sewot.

"Iri jomblo!" cemooh Nada mengejek Rano yang baru saja putus dari sang kekasih.

"Eh diem lo sesama jomblo!" balas Rano menunjuk Nada dengan mata menyalang.

"Safara makin berani juga ya," celetuk Diandra.

Abzar mengangguk, "kok makin sini makin meresahkan?" tanya nya dengan menatap lekat Safara.

"Abisnya kamu duluan!" balas Safara.

"Oalah udah berguru toh jadi makanya dia berani," ujar Bintang.

"Jadi bales dendam ya ayang," timpal Abzar yang langsung ditimpuk tisu oleh Safara.

Serentak orang-orang dimeja itu tertawa kecuali Abzar dan Safara yang hanya terkekeh kecil, merasa bersalah karena perbuatannya. Ia refleks, Abzar sendiri hanya memajukan bibirnya.

"Anjir ditimpuk!" gelak Pasha yang paling kencang.

"Maaf ya, gak sengaja." cicit Safara menunduk takut. Abzar mengusap rambutnya sendiri karena merasa gemas. Seharusnya dia kan yang menunjukkan wajah seperti itu tapi kenapa malah Safara.

"Iya dimaafin, gak sakit kok," ucap Abzar sembari mengusap kepala Safara untuk tidak bersedih lagi.

Rano berdecih dia kemudian bangkit dari kursi, "udah yuk guys pergi aja. Ada yang mau pacaran, gak enak ganggu."

Bintang, Kenneth, dan Pasha berdiri mau tak mau Diandra, Flasha, dan Nada juga bangkit. Safara mendongak menatap mereka yang tiba-tiba ingin beranjak pergi.

"Kita ke lapangan ya mau main bola, lo lanjut uwu-uwuan aja," ujar Bintang sembari menepuk pundak Abzar.

"Eh anjir ikut lah!" Abzar beranjak berdiri, dia memegang tangan Safara untuk ikut bangkit juga.

"Kita liat boleh kan?" tanya Flasha.

"Ya boleh lah, Bu Aswati juga kalau boleh ikut nonton." kelakar Pasha.

Mereka hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Pasha. Mereka bersama-sama pergi menuju lapangan. Bermain bola atau basket adalah rutinitas para cowok di SMK Daniel.

[1] Sendu Sejuk | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang