3O : Que Sera Sera

66 15 34
                                    

Dua hari berlalu sejak kepergian Alona, rasanya hidup Winata hampa karena kini tak ada lagi yang menemaninya, tak ada candaan dan tak ada ocehan Alona yang tidak jelas.

Suara melodi 'Kiss The Rain' saat ini memenuhi ruangan musik siang itu, salah satu teman Winata- Elgio datang ke sana.

Dia berdiri di belakang dan tersenyum ketika melihat Winata yang sedang bermain piano, bahkan anak itu tak sadar dengan kehadirannya di sini.

Disisi lain Winata tengah mengingat saat Alona berada di sebelahnya dan dia akan bernyanyi, sangat rindu

"Win."

Suara musik berhenti ketika El memanggil namanya "kenapa?"

"Lona suruh gue nemenin lu."

El menarik sebuah kursi dan menempatkannya tepat di sebelah Winata, dia menatap heran Winata yang tengah diam membeku seraya menatapnya.

"ngapain sih liatin gue? Udah lanjutin aja gue di sini gantiin Alona."

"kemarin di tolak Alona ya?"

Raut wajah El kian berubah menjadi terkejut "tau dari mana?"

Winata tersenyum dia membaca sepucuk kertas kecil yang berada di dalam kotak, kalian ingat kotak yang berada di kamar itu? Alona memberikan itu kepada Winata karena tak setiap waktu Alona bisa memberikan Winata kabar jadi jika Winata rindu cukup ambil satu saja kertas yang berada di kotak itu, setiap kertas punya tulisan yang berbeda.

"wah si Lona cerita yaa?"

"iya."

"huh padahal gue udah bilang buat rahasiain ini."

El menatap malas Winata yang sedang mentertawakan dirinya, dia merasa agak sedikit malu karena yang Alona suka adalah Winata "Win? Hidung lu..."

Winata langsung berhenti tertawa ketika El bilang begitu, tangannya mengusap hidung dan saat Winata melihat tangan kanannya yang di gunakan untuk mengusap hidung, ada darah di sana.

"WAH URGENT GA BISA INI, AYOO KE UKS!!"

"apasih santai aja ga perlu panik!!"

"ITU BERDARAH BANYAK BANGET WINATA!!!"

"BURUAN!!!"

El berulang kali menarik narik lengan Winata agar dia mau pergi ke uks, Winata tetap saja santai tak seperti El yang begitu panik.

Dan akhirnya hari ini Winata di pulangkan karena keadaannya tak begitu baik, dia merasa baik tapi tubuhnya tidak.

Tadi Winata menolak untuk pulang karena dia memang merasa baik baik saja tetapi El justru memaksanya dan pada akhirnya Winata pulang, tidak ke kosan tapi ke rumah karena pihak sekolah yang mengantarnya.

Di rumah tak ada orang, sepertinya mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing.

"mas Winata ga apa apa? Apa saya perlu kasih bapak kabar? Biar nanti mas bisa di bawa ke rumah sakit."

"saya gapapa mba."

"mas Winata, liat mukanya pucat sekali apa benar tidak apa apa?"

"tenang, besok juga sembuh."

"yasudah kalau begitu istirahat saja yaa."

Setelah ART itu pergi Winata mengambil ponselnya dan menghubungi bunda, apakah bunda masih peduli jika dia sedang sakit seperti ini?

Panggilan pertama tak terjawab begitu juga dengan panggilan kedua, wajar saja jika bunda tak menjawab kemungkinan dia masih berada di kantornya.

Setelah beberapa panggilan akhirnya suara bunda muncul.

Soulmate | Enhypen Onde histórias criam vida. Descubra agora