SILENT TEARS

7.2K 349 6
                                    

(BLURB)

Tidak ada yang Jerald benci di dunia ini melebihi kebenciannya kepada sang adik tiri. Jerald benci mendengar tangis anak itu ketika ia kehilangan mainannya. Jerald benci karena wajah mereka yang sangat mirip. Jerald bahkan benci melihat senyumannya. Bagi Jerald adik tirinya adalah beban sekaligus parasit yang mengganggu hidupnya, dan cowok itu berjanji akan membuat hari-hari adik tirinya itu seperti di neraka.

****

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

|| original story by ©Niken

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

|| original story by ©Niken.W ||



[🔺] cw: mental health issues, harsh words [🔺]
>> mainstream
>> hanya fiksi, tidak ada niatan atau tendensi untuk merendahkan, menghina, dan menyangkutpautkan kehidupan pribadi pihak manapun
>> credit pics; twitter, pinterest, etc
>> silakan tinggalkan komen positif dan juga vote kalau suka, kalau tidak suka, skip aja

💚 Happy Reading 💚

*********************

“Kenapa harus Jerald, Pa? Kayak nggak ada keluarga lain aja.”

“Memang nggak ada.”

Jerald menghempaskan diri ke sofa sembari meremat rambut frustrasi. Tidak. Ini benar-benar mimpi buruk baginya. Papanya tidak akan membiarkan dia hidup bersama parasit yang merepotkan, bukan?

“Papa serius, Jer. Dia sudah nggak punya siapa-siapa lagi sekarang, sementara papa ke Amerika, kamu harus merawat dia. Tenang aja, kamu nggak sendiri, akan ada suster yang membantu kamu nanti.”

“Pa, you've gotta be kidding me. Papa nggak perlu bertanggung jawab sampai segininya cuma buat orang yang pernah merusak rumah tangga papa.” Jerald menatap David tidak habis pikir. Pria itu pasti sudah kehilangan akalnya. “Jerald mau ngingetin kalau Ayahnya anak itu udah rebut mama dari kita, dan sekarang ketika dia sakit parah, justru papa yang repot ke sana ke mari mengobati dia. Siapa yang nggak waras di sini sebenarnya?”

Silent TearsWhere stories live. Discover now