chapter 18-

3.4K 153 13
                                    

  maaf typo bertebaran dan alurnya gak jelas.

Jangan lupa vote dan comentnya.

Cekidot

  Athour

      Veranda sedang disibukakan di dapur memasak untuk keluarganya. Denzel duduk manis dimeja makan. Sambil memakan es krimnya.
"Mi, kenapa papi belum pulang jam segini?" Tanya denzel pada veranda.
"Sabar sayang, bentar lagi juga papi pulang" ujar veranda sambil mencuci sayuran. Malam ini dia sengaj ingin memasak sendiri untuk keynal dan denzel.
  Saat denzel hendak pergi turun dari meja makan tidak sengaja denzel menyenggol gelas. Hingga gelas tersebut terjun kelantai dan pecah.

PRANG

Veranda langsung berbalik. Sedangkan denzel berdiri mematung. Dia sama sekali tak bergerak.
"Denzel, kamu gak papa?" Tanya veranda. Denzel tak menyaut.
"Bentar sayang mami ambil sapu dulu, kamu jangan menyetuh pecahan gelasnya sayang" ujarnya lalu pergi mengambil sapu. Denzel masih tak bergerak sedikit pun. Dia hanya diam. Veranda langsung membersihkan pecahan gelasnya. Saat veranda hendak membuangnya ketong sampah. Verand merasakan perutnya keram. Veranda mencoba menahannya. Tiba-tiba dia merasa hatinya sesak. Veranda mengabaikannya. Dia berjalan lagi kedapur. Dan melihat denzel masih dalam posisi yang sama.
"Denzel"panggilnya pelan. Denzel diam bahkan andangannya kosong.
"Sayang" kali ini diikuti sentuhan dari tangan veranda pada bahunya denzel.
"Huuaaaaaaaa papiiiii" denzel langsung menagis memanggil papinya. Veranda sedikit bingung.
"Denzel, papi bentar lagi pulang kamu jangan nangis ya." Veranda mencoba menenangkan denzel.
"Huaaaa huaaa hiks hiks..  papii denzel mau ketemu papii"ujar denzl menangis. Veranda memeluknya perasaannya menjadi tak karuan. Dia terus mencoba meredakan tangisnya.

       Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam keynal belum juga pulang. Veranda sudah berulang kali menghubungi HP keynal. Tapi tak ada jawaban sama sekali. Firasat veranda mejadi tidak enak.
    Tangan yang memegang HP nya memegang dadanya. Yang dirasakan sesak oleh veranda. Perasaannya menjadi tdak enak.

Tettttt tettttt tetttt

  Bunyi bel rumah mengaget kanya. Veranda langsung membuka pintu rumahnya.
"Boby, shania" ujarnya kaget karena bukan suaminya yang didapati.
"Ayo masuk"veranda mempersilahkan boby dn shania masuk.
"Keynal dan dezel mana?" Tanya boby setelah duduk di sofa rung tamu.
"Keynal belum pulang,  dia kebandung hari ini. kalau denzel lagi tidur, soalnya tadi dia rewel banget" ujar veranda pada boby.
"Kalian ada perlu sama keynal?" Tanya veranda pada keduanya.
"Gak kok ve, kebetulan aku sama boby mau mampir aja. Kata nya kamu lagi hamil sekarang," jawab shania tersenyum.
"Iya shan, rejeki kita" jawab veranda tersenyum.
"Ve, kayaknya kamu gelisah banget, ada apa?" Tanya boby yang melihat raut khawatir dari veranda.
"Ini HP nya keynal dari tadi tak bisa dihubungi"ujar veranda.
"Munkin keynal lembur" ujar boby.
"Tadi sore katanya dia akan pulang cepa hari ini"ujar veranda. Sekarang raut wajah boby yang berubah. Tapi dengan cepat dia menguasai dirinya.
"Mungkin ada pekerjaan mendadak" ujar shania mencoba membuat veranda tidak berfikir yang aneh-aneh.
"Mungkin shan" ujar veranda tapi hatinya masih merasa kan sesak.

Tett tettt tettt

Suar bell kembali terdengar. Veranda sedikit lega.
"Mungkin itu keynal" ujar shania pada veranda. Veranda langsung berjalan untuk membuka pintu.
  Veranda melihat dua orang polisi berdiri di depan pintu.
"Maaf mbak, apa ini rumah bapak Davi Keynal Putra?" Tanya salah satunya yang tidak memakai jaket kulit hitam.
"Benar, saya istri nya, ada apa ya pak?" Tanya veranda terbata. Perasaanya makin gak karuan.
"Siapa ve?" Tanya shania yang sengaj ikut keluar karena veranda sedikit lama. Disusul boby dibelakang.
"Ada apa ya pak?" Tanya boby pada kedua polisi.
"Saya ingin mengabarkan kalau mobil yang dikendarai bapak keynal terjun kedala jurang setlah menabrak pembatas jalan" ujar polisi yang memakai jaket hitam tersebut. Veranda merasakan tubuhnya membeku. Dia langsung mematung. Gak bisa bersuara.
"Bapak yakin?" Tanya boby.
"Iya pak kami menemukan ini didalam mobilnya" ujarnya lagi memberikan dompet dan SNTNK mobil keynal. Veranda langsung mengambilnya. Dan itu benar, dan ada sim serta card lainnya.
"Trus suami saya giman?" Tanya veranda sudah terisak. Shania memeluk veranda.
"Bapak keynal dinyatakan hilang, karena mobil bapak keynal jatuh kedalam sungai yang deras. Kami hanya menemukan mobil dan ini" ujarnya menyerahkan jas.
Veranda langsung mengambilnya.
"Ini jas keynal, tdi pagi dia memakai ini, shan keynal shan!."ujar veranda semakin terisak. Dan hingga kesadarannya meurun veranda pun pingsan.
"Ve, veranda" seru shania yang menhan tubuh veranda. Boby dan pilisi membantu veranda untuk masuk kedalam.
"Sayang kamu tunguinve dulu ya, urusan ini biar aku yang ngurus"ujar boby pada shania. Shania mengangguk. Lalu boby pergi dengan plisi tersebut untuk memastikan. Sedangkan shania menemani verana sampai veranda sadar.

Love Is You - 2 (karena aku mencintaimu) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang