Chapter 6- rasa yang dulu

3.3K 152 10
                                    

Maaf pendek dan typo

Jangan lupa vote dan coumentnya.

Cekidot

Authour

Veranda berjalan memasuki sebuah taman. Taman yang tak asing baginya. Taman yang pernah menjadi kenangan manis dan juga pahit buatnya.
Veranda melihat marsel sudah duduk di sebuah kursi putih dan panjang. Dan lansung meghampirinya.
Marsel terllihat sedang memejamkan matanya menikmati hembusan angin. Kebetulan kursi yang dipilih berada dibawah pohon rindang. Jadi cahay matahri yang panas. Dapat dihalangi pohon tersebut.
Veranda duduk disamping marsel yang sedang memejamkan matanya.
"Ada apa?" Tanya veranda tidak ingin berbasa-basi. Veanda melihat wajah samping marsel. Sama seperti dulu saat mereka sering kesini.
Veranda maerasa dibawa kemasa lalu. Tapi dengan cepat dia menyingkir kannya dari fikirannya.
"Suasananya masih sama kan?"tanya marsel masih memejamkan matanya. Baru kemudian dia membuka matanya. Lalu menoleh pada veranda tersenyum.
"Kamu ingat? Dulu pertama kita bertemu disini. Pertama kali aku menyatakan perasaanku sama kamu disini."ujar marsel mencoba membuka kenangan manis. Veranda tampak termenung sesaat.
Veranda sedikit menikmati tatapan mata marsel.
"Disini juga kamu meninggalkan ku"ucap veranda lalu membuang mukanya kearah depan. Marsel menhela nafas berat.
"Aku tau, itu yang paling aku sesali ve, waktu itu aku tidak diberi pilihan ve, demi kepentingan pribadinya dia ingin membuang ku."ujar marsel lirih. Veranda kembali menatap mata marsel. Perasaan hangat mengalir dalam dadanya.
"Aku sangat menyesal ve, aku selalu memikir kan mu, aku sudah seperti orang gila karena memikirkanmu. Aku gak bisa tanpa kamu ve, makanya aku cepat-cepat menyelesaikan studi ku. Dan mulai membantu papaku. Agar aku dapat denga cepat kembali dan bersama mu lagi" ujar marsel mencoba menjelaskan pada veranda. Mata veranda mulai berkaca menahan air matanya.
"Kamu tau ve, di lukai sama melukai? Saat kamu dilukai kamu punya orang untuk disalahkan. Kamu punya aku untuk kamu salahkan. Tapi, melukai? Aku hanya punya diri sendiri untuk aku salahkan ve"ujar marsel lagi. Marsel merasakan hidup tanpa nyawa tanpa veranda disisinya. Setetes air mat jatuh dipipi marsel.
Veranda terus menatap mata marsel mencari kebohongan disana. Tidak ada, veranda tidak melihat kebohongan disana. Karena marsel tidak berbohong.
Entah apa yang ada difikirannya. Sehingga veranda menarik marsel dalam dekapannya. Dan memeluk marsel yang juga dibalas dengan erat.
"Maaf"itu yang diucapkan veranda. Entah untuk apa dia minta maaf. Sambil terisak.
Getaran itu kembali. Veranda kembali merasa kehangatan yang dulu pernah dirasakan saat bersama dengannya dulu. Pelukannya masih terasa hangat. Dan jantungnya kembali detak cepat seperti dulu saat setiap tubuh ini memeluknya.

Drt drt drt drt.

Getaran smartphone veranda membuatnya melepaskan pelukan nya pada marsel. Dan mengusap air matanya.
Veranda mengeluarkan HP nya dari tas nya. Dan rasa bersalah dan sesak langsung menyelinap dihatinya. Saat nama keynal munculdilayar.
Veranda tidak lansung menganggkatnya bahkan sedikit ragu untuk mengangkatnya.
"Angkat aja, siapa tau penting. Aku gakpapa kok"ucap marsel yang melihat keraguan veranda.
Veranda menggeser tanda hijau dan menempelkan pada telinganya.
"Hallo sayang" sapa keynal disebrang dan langsung membuat hati veranda sesak.
"I.iya key, ada apa?" Tanya veranda sedikit terbata. Rasa bersalah pada keynal membuat nya semakin sesak.
"Kamu dimana?" Tanya keynal. Veranda diam sejenak. Tidak tau harus menjawab apa.
"A..aku.aku aku masih dibutik key"jawab veranda berbohong. Veranda bisa mendengar keynal menghela nafas.
"Oo yaudah kalau gitu, aku cuma mau tanya aja. Jangan terlalu di forsir dan jangan lupa makan" pesan keynal. Dan itu membuat veranda semakin sesak. Atas perhatian keynal.
"Iya"jawabnya air mata nya sudah kembali menetes. Dan memutuskan sambungan telfonnya.
Veranda sangat merasakan sesak sekarang. Marsel langsung memeluk veranda. Memcoba memberi ketenangan pada veranda. Dan sedikit tersenyum licik keluar dari bibirnya.

Tak jauh dari tempat veranda dan marsel duduk. Keynal berdiri sambil mengepalkan tangannya. Matanya menatap lurus pada kedua orang yang sedang berpelukkan itu.
Tadi saat keynal hendak kebutik veranda, keynal melihat mobil veranda yang keluar dari butik. Dia berfikir kalau verana akan menjemput denzel. Tapi veranda menuju taman. Dan menemui marsel.
Yang lebih membuat keynal merasakan sakit yang luar biasa. Ve, berbohong padanya.
Dan itu membuat nya sesak,sakit dan kecewa secara bersamaan.
Marsel tau kalau keynal berada tak jauh dari mereka. Saat tadi keynal menelfon veranda dia tau keynal berada disana. Maka dia tidak ingin membuang kesempatan jadi dia berinisiatif memeluk veranda.

To be contineu........

Love Is You - 2 (karena aku mencintaimu) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang