4 [Perjodohan?]

Mulai dari awal
                                    

Algis memasang wajah memelas, ekspresi yang tidak pernah dia tunjukkan kepada siapapun kecuali orang tuanya. Nevin pun tersedak melihatnya.

Nevin tertawa "Anjir, mukanya kek monyet." Perlu kalian garis bawahi, Nevin itu tipikal cowok ceplas-ceplos. Jadi jangan heran jika ucapannya tak disaring dulu.

Algis menoleh, matanya membulat "Lo pacar cewek ini, kan? Kenapa lo diam aja?"

Bagas, Gishel, Dion dan Alana memandang bingung.

Nevin kembali tertawa "Lo percaya? Asal lo tau, ya, dia tuh kakak gue bukan pacar gue."

"Tapi tadi," Algis mengantungkan ucapannya.

Nevin mengangkat bahunya "Sengaja, karena gue tau temen lo suka sama kak Neyra."

"Maksud kamu, Vin?" Tanya Gishel.

"Tadi di sekolah ada yang mau deketin kak Neyra, Ma. Tapi Nevin nggak suka sama dia, ya udah Nevin bilang aja kalau kak Neyra pacar Nevin." Nevin tersenyum bangga.

Gishel menggeleng-gelengkan kepalanya "Ada-ada aja."

Algis menatap Alana "Bun, Algis nggak mau dijodohin sama dia. Nanti yang ada Algis mati muda lagi." Rengek Algis.

Neyra membulatkan mulutnya "Ma, Neyra juga nggak mau dijodohin sama bocil kayak dia!"

Algis menatap tajam Neyra "Gue bukan bocil!"

"Tapi lo ngerengek kayak gitu, apa namanya kalau bukan bocil?" Balas Neyra.

"Bunda, liat, kan, dia ngeselin banget, Bun."

Alana memasang wajah sedih "Kamu nolak permintaan Bunda, Al? Kamu mau bikin Bunda kecewa?" Ucap Alana sedih.

Algis gelagapan, dia paling tidak bisa melihat Alana sedih "Y-ya udah deh, Algis terima perjodohan ini."

Alana tersenyum lebar kemudian mengusap lembut kepala Algis "Gitu dong."

Dion menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya.

"Neyra,"

"Apa? Mama mau pura-pura sedih juga? Nggak mempan sama Neyra!" Potong Neyra.

Gishel mengusap dadanya sabar "Anak siapa, sih, ini, nggak bisa diajak kompromi sama sekali."

"Neyra, pokoknya kamu harus terima perjodohan ini!" Tegas Bagas.

"Pa, abang dulu lah yang nikah. Abang, kan, nggak mau di langkahin. Ya, kan, bang?"

Nevan menatap Neyra dengan seringainya "Abang nggak papa kok kalau mau di langkahin."

Neyra membulatkan matanya "Abang, harusnya tuh abang bilang kalau abang nggak mau di langkahin gitu. Gimana, sih?!" Kesal Neyra.

"Jadi, gimana?" Tanya Dion yang sedari tadi diam.

Neyra menunduk "Neyra ke toilet dulu." Tanpa mendapat jawaban dari mereka, Neyra langsung berlari menjauh.

Algis menatap Neyra yang menghilang dibalik dinding "Biar Algis yang susul Neyra."

***

Neyra menghembuskan nafas kasar "Tuhan, Neyra harus gimana? Neyra nggak mau bikin Papa sama Mama kecewa, tapi Neyra juga nggak bisa nerima perjodohan ini." Lirih Neyra.

"Mungkin ini cara yang Tuhan kasih buat kita balas pengorbanan orang tua kita selama ini." Ucap Algis yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Neyra.

Neyra membalikan badannya "Ngapain lo kesini?"

Algis terkekeh "Harusnya gue yang nanya gitu. Ngapain lo kesini? Ini bukan toilet."

Neyralgis||On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang