"Neyra kenapa? Dia kayak nggak suka sama kita," Ucap Dika "Berarti gue nggak bisa pdkt sama dia dong?" Lanjutnya lesu.

Leon merangkul pundak Dika "Udah, nggak usah sedih gitu, masa titisan monyet kek lo sedih sih. Lo denger, kan, kata Jingga tadi, kalau dia cuma lagi badmood? Mungkin aja lagi PMS makanya sifatnya kayak gitu."

"Sembarangan lo! Ganteng-ganteng gini lo katain titisan monyet!" Sentak Dika. Dirinya tentu tidak terima dibilang titisan monyet, apalagi yang berkata demikian juga titisan monyet.

"Lo emang titisan monyet. Lagian kalau lo nggak bisa dapatin Neyra, kan, masih banyak cewek di dunia ini. Mau gue cariin, atau mau gue ajarin biar punya cewek banyak?" Tanya Leon.

Dika menggeplak kepala Leon "Sesat!"

***

Neyra melangkah dengan cepat, dia tak memperdulikan akan ketauan oleh guru kalau dia bolos. Pikirannya sedang kalut sekarang, obrolan kedua orang tuanya selalu berputar di otaknya.

"Neyra!" Panggil Jingga.

Neyra menghentikan langkahnya "Lo kenapa sih, Ney? Lo aneh banget, gue yakin ada yang lo sembunyiin dari gue. Ada apa? Lo bisa cerita ke gue."

Neyra menarik Jingga menuju taman belakang. Sesampainya di taman belakang, Neyra langsung mendudukkan dirinya dibawah pohon diikuti oleh Jingga.

"Kenapa?"

Tiba-tiba Neyra memeluk Jingga dan menumpahkan air matanya, Jingga terkejut dan panik.

"Neyra, lo nggak papa, kan? Ada yang nyakitin lo atau apa, bilang sama gue!"

Neyra menggeleng dalam pelukan Jingga "G-gue,"

"Udah tenangin dulu diri lo, kalau udah tenang baru cerita." Jingga mengusap-usap punggung Neyra.

Beberapa menit kemudian, tangisan Neyra reda. Neyra melepas pelukannya dan menatap Jingga dengan mata memerah sembab, hidung dan pipi juga memerah.

"Kenapa?" Tanya Jingga.

"Semalem,"

Flashback on

Neyra menggeliat dari tidurnya saat merasakan tenggorokannya kering. Dia meraba nakas dengan mata masih terpejam.

"Lupa bawa minum lagi."

Akhirnya, Neyra memutuskan turun untuk mengambil minum. Mata Neyra memicing melihat kamar kedua orang tuanya yang masih terang.

"Papa sama Mama belum tidur?" Monolognya.

Karena penasaran, Neyra mendekat kearah pintu. Terdengar Papa dan Mamanya sedang mengobrol didalam sana.

"Apa keputusan kita udah tepat, Pa?" Tanya Gishel.

"Papa yakin udah. Lagian tadi waktu kamu nanyain Neyra mau nikah atau nggak, dia jawabnya excited banget." Balas Bagas.

"Semoga aja keputusan kita buat jodohin Neyra sama anak mereka udah bener ya, Pa."

"Semoga."

Deg

Apa tadi? Dijodohin? Jadi dirinya benar-benar akan dijodohkan?

Neyra menatap kosong lantai, seketika air matanya meluruh. Dia langsung berlari kembali menuju kamarnya, mengurungkan niatnya yang hendak mengambil air minum.

Neyralgis||On Going Where stories live. Discover now