- Eyes

19 1 1
                                    

-makna kata jatuh rasanya selalu tidak baik,semoga jatuh padamu tidak termasuk salah satunya.

****

Playlist : Titi Dj - Jangan Berhenti Mencintaiku

Semalam aku terjaga sampai larut malam, alhasil hari ini aku harus berlarian untuk sampai di lingkungan kampus karena terlambat. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, sedangkan kelas pertamaku hari ini juga dimulai pukul 8.

"Maaf maaf"Ucapku saat tidak sengaja menabrak seseorang.

Saat sudah memasuki area Fakultas Teknik, aku mulai berjalan cepat.

"Maaf ma-"Lagi-lagi aku menabrak seseorang.

"Ay?"

Aku menghentikan langkahku.

"Lo ngapain lari-lari?"Seseorang yang bertanya itu adalah Nida.

Aku tanpa basa-basi langsung memeluknya

Sejak semalam pikiranku dipenuhi oleh beban rasa bersalahku pada Dirgahayu. Hal itu juga yang pada akhirnya membuatku terjaga sepanjang malam dan berakhir terlambat ke kampus pagi ini.

Harus berlarian untuk sampai di area Fakultas Teknik menambah beban yang sudah ku tampung sejak semalam. Rasanya semakin melelahkan.

Nida membalas pelukanku. "Lo ngapain lari-lari?" Ia bertanya sambil sesekali mengusap punggungku.

"Gue takutt.. Gue takut terlambat Nid"Jelasku terbata-bata sampai akhirnya aku menutup wajah, tidak kuat lagi menahan tangis.

Nida sempat terkejut melihatku yang tiba-tiba saja menangis, tanpa bertanya ia memilih untuk menenangkanku dengan kata-katanya. "Ngga Ay. Kelas nya dikosongin hari ini. Lo ga telat ko" Ia masih mengusap punggungku.

"Lo yakin nangis cuma gara-gara Lo takut terlambat?"Tanyanya sambil melepas paksa pelukanku, lalu memaksaku untuk memandangnya.

Pandangan Nida menusuk ke dalam mataku. Mencoba merasakan juga apa yang sedang ku rasakan. Sebelum ia paham dengan apa yang terjadi, aku memutuskan untuk memeluknya kembali.

"Yaudah iya Gue gak nanya deh. Tapi Lo jangan nangis gini dong"Ia mencoba lepas dari pelukanku lagi. Sedangkan aku masih terisak.

Sempat mencoba lepas beberapa kali, Nida pada akhirnya pasrah saat aku memeluknya. Tapi tidak lama kemudian. "Bang Dirga!"Panggilnya pada seseorang dari arah berlawanan denganku.

Sepertinya Nida merasakan tubuhku yang tiba-tiba saja menegang. "Aira nih!"Ucapnya yang ku hadiahi pukulan pada punggungnya.

"Kenapa?"Tanya Dirga yang ternyata sudah ada di dekat kami.

'Cepat juga jalannya'ujarku dalam hati.

Tanpa melepaskan pelukanku pada Nida bisa ku dengar juga suara temannya yang lain,bukan suara Altezza ataupun Azka. Dirgahayu tidak sendiri ternyata. Entah apa yang harus ku lakukan sekarang. Rasanya pura-pura pingsan jauh lebih baik daripada harus tertangkap basah sedang menangis.

"Ga tau nih"Nida mencoba mendorongku.

"Ngga mau Nid"Aku berbisik dengan tangan yang masih memeluknya erat.

Nida pun membalasku dengan berbisik pada telingaku yang berada pas di hadapannya. "Lo kenapa sih?"Tanyanya. Kami berhasil menjadi pusat perhatian di gedung Fakultas Teknik, karena berpelukan di tengah lalu-lalang orang.

"Gue malu lah. Masa Dirga liat Gue nangis"Jawabku berusaha menormalkan kembali suaraku setelah menangis.

"Kenapa?"Dirga kembali bertanya tapi kali ini bisa kurasakan juga sentuhan pada bahuku.

HOME OF USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang