✓🥑. Chapter 1

54 32 14
                                    

MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN ALUR CERITA KARENA UNSUR KETIDAK SENGAJAAN

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN ALUR CERITA KARENA UNSUR KETIDAK SENGAJAAN.
🥑



Happy reading....

©Story of "Ranqa; Memories"

✓🥑. Chapter- 1

Bandung, 1 September 2018

Panggil saja Nabi. Nabira Helma. Berjenis kelamin perempuan, yang sekarang sudah pindah ke Bandung. Bandung itu tempat lahir bunda.

Sejak kecil aku tinggal di Bali, tempat lahirnya Ayah. Alasan pindah karena pekerjaan ayah. Ayahku dipindah tugas di kantor pusat kebetulan berada di Bandung.

Rumahku yang sekarang adalah milik kakek dan nenek, ayah dan ibu dari ibuku. Tapi Nenek sudah meninggal aku ingat waktu itu usia ku menginjak 10 tahun.

Sedangkan kakek  meninggal ketika bunda masih kecil. Katanya kakek meninggal karena sakit jantung.

Aku juga pindah sekolah ke SMA yang ada di Bandung. Jarak dari sekolah ke rumah sekitar 500 meter, kadang naik ojek atau angkot. Bangunannya sudah tua tapi masih bagus karena keurus.

Ada pohon besar di belakang sekolah bersebelahan dengan WC laki. Banyak yang percaya bahwa pohon itu ada kunti nya, tapi aku tidak takut.

Sudah seminggu aku tinggal di kota kembang ini. Tak banyak juga tempat yang sudah ku kunjungi. Satu kata dariku Bandung itu indah.

Banyak  deh pokonya cerita yang ingin aku ceritakan ke kamu. Tapi hari ini segitu dulu aja. Sampai jumpa nanti pagi!

~•~•~•~

Pagi ini Bandung berkabut dan hawanya dingin, setiap orang pasti memakai sweater atau jaket kalo punya. Aku jalan menuju sekolah sebagaimana yang lainnya juga begitu.

Aku jalan sendirian. Dari arah belakang ku dengar langkah kaki yang sedang berlari. Ketika langkah kaki itu mulai sejajar dengan ku, jalannya melambat.

Aku tidak tau siapa dia, laki laki menggunakan seragam SMA yang sama dengan yang aku gunakan. Meskipun banyak orang yang pada mau pergi sekolah, aku tetep waspada barangkali dia mau berbuat buruk kepadaku.

Dia bertanya:
"Selamat pagi."

"Pagi." ku jawab sapanya.

"Namu kamu Nabi?"

"Iya."

"Kamu nggak pengen tau namaku."

"Nama kamu siapa?" tanyaku senyum juga.

"Ranqa, panggil aja begitu." jawab dia.
"Kamu anak baru ya?

Aku sedikit terkejut dengan pertanyaannya.

"Soalnya seragam kamu beda dari anak-anak yang lain" Katanya

Aku gak tau harus menjawab apa. Hanya bisa senyum. Aku gak tau siapa dia. Murid baru. Iya. Hai. Baru satu minggu.

Kudengar suara motor dan teriakan laki-laki dari belakang:
"Ranqa!"

Pemilik nama menoleh dan tersenyum. Motor itu mulai sejajar dan melambat.
"Hayu mau bareng, aku sekalian rek ka warung ceu Kokom ngaborong gehu jeung combro." ajak temannya.

"Hayu atuh, bentar pamit dulu." katanya "Ahk, Nabi maaf aku bareng sama Ucup baru inget ada urusan, gak papa."

Ku pakai bahasa wajah, untuk membalas "iya".

Habis itu dia berlalu, motor yang dia tumpangi melaju sedang. Nampak dia menolehkan kepala kebelakang dan melambaikan tangannya.
Aku hanya senyum.

~•~•~•~

Waktu istirahat aku sama Sindi ke kantin. Aku ingin membeli sesuatu untuk diminum. Kantin sekarang rame. Aku melihat ceu Kokom kewalahan melayani siswa yang jajan. Sindi membawa dua teh botol dan menyodorkannya satu kepadaku.


"Mau di kantin apa ke kelas?"  tanya Sindi.

"Kekelas aja disini rame pasti tempat duduk udah pada penuh." jawabku.

Aku dan Sindi berlalu meninggalkan kantin yang rame.

Dikelas selain aku, Sindi, ada juga Wati, Ningnong dan Bunbun, beberapa teman sekelas. Mereka bergosip membahas ketua OSIS yang kemarin kemarin baru saja dilantik.

Menurutku ketua OSIS yang sekarang lumayan ganteng.

Waktu kami sedang mengobrol muncul Yoga ketua kelas memberiku sebungkus tahu Sumedang yang masih anget, ada lontong plus surat didalamnya, katanya itu dari temannya tapi tidak disebut siapa namanya.

Dengan rasa heran, setelah Yoga berlalu ku baca surat itu.

"Tukang kayu ngebanting tahu
Gaktau, I just can't stop thinking about you"

"Adeyyyy heheyy, ada yang dikirim hadiah nih dari ayang bebeb." ucap Sindi menggoda ku.

"Irih begeteh deh sama kamu, aku mahk apa atuh cuman remahan rengginang." kata Ningnong

"Mungkin cuman iseng aja, gak ada kerjaan, bisa jadi surat itu gak sengaja kemasukin." jawab ku santai.

"Maennya salah alamat, lagu ayu tingting kalau begitu." ucap Sindi sembari memakan tahu.

Ku masukkan surat itu kedalam saku. Dan kembali menyimak Bunbun sambil makan tahu, masih tentang itu yang menurutku sudah nggak menarik lagi.

To be continued...

WARNING ⚠️☠️
VOTE DAN TINGGALKAN KOMENTAR SETELAH MEMBACA. BIAR AUTHOR SEMANGAT 🐣

Cerita baru, Haii👋 buat kalian yang baru baca🐇Bunny harap kalian suka sama cerita Ranqa; Memories ini yang bisa dibaca sambil minum pucok biar adem manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita baru, Haii👋 buat kalian yang baru baca🐇Bunny harap kalian suka sama cerita Ranqa; Memories ini yang bisa dibaca sambil minum pucok biar adem manis.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya....

Ranqa;Memories [On-Going]Where stories live. Discover now