14. Where is Daddy?

3.5K 338 27
                                    

Aleccia sudah beranjak remaja, dia mulai banyak berceloteh dan menanyakan banyak hal. Dia sekarang sudah mengenyam bangku JHS, dia kerap merengek kenapa Jully sekarang jarang bersamanya. Aleccia memang punya mommy Lyssa juga
daddy Clark, tapi berbeda. Aleccia paham mereka berdua bukan orang tua kandungnya meski Aleccia menyandang nama belakangnya. Daripada Aleccia menyandang nama Andreas, Jully lebih suka Aleccia begini saja, menyandang nama Jaxon dan jadi warga negara Australia.

"Lagi gak?" tanya Jully sambil menuang sereal.

"Cukup Mommy," jawab Aleccia yang segera mengambil sendok.

Jully menemani putrinya memakan sereal itu, Jully merindukan Aleccia. Sejak beberapa tahun lalu Jully terlampau sibuk dengan pendidikan juga koas, dia tidak bisa dengan sering menyambangi putrinya. Aleccia jadi merajuk kecewa, Finn lah yang akhirnya menjadi sasaran kekecewaan Aleccia. Uncle Clark dan aunty Lyssa berusaha merayu, tapi Aleccia mana bisa dirayu, anak itu teguh pendirian apalagi urusan Jully.

"Mommy," panggil Aleccia.

"Apa? Mau nambah?" tanya Jully menoleh.

"No Mommy, Aleccia mau tanya," kata Aleccia sambil merapikan mangkuknya.

"Tanya apa?" tanya Jully perhatian sembari mencuci mangkuk bekas sereal Aleccia.

"Where is Daddy?" tanya Aleccia.

"Deggg ... !"

Jantung Jully merasa terhantam keras. Barusan Aleccia menanyakan keberadaan bapaknya. Aleccia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Akhirnya masa itu datang juga, tentu saja, Aleccia juga semakin besar. Tapi merahasiakan semua tetap menjadi pilihan Jully. Bagaimana pun kisah yang terjadi seperti itu, bagaimana kalau Alec masih saja bersikap sama seperti waktu itu. Penolakan akan lebih menyakitkan bagi Aleccia nantinya. Sebaiknya memang Aleccia tidak perlu tahu, bahkan namanya pun.

"Mommy, apa Aleccia punya daddy?" tanya Aleccia yang mengekor Jully.

"Gak Aleccia, kamu gak punya daddy," jawab Jully acuh.

"Mommy, mommy gak bisa hamil sendiri kan Mommy bukan cacing yang hermaprodit. Aleccia pasti punya daddy." Aleccia kembali beralasan.

"Aleccia gak punya daddy," jawab Jully sekali lagi.

"Mommy, Aleccia pasti punya daddy, where's my daddy Mommy?" tanya Aleccia sambil terus mengekor kemana saja Jully pergi.

"Gak ada Aleccia, kamu gak punya daddy," jawab Jully teguh pendirian.

"Teman Aleccia semua punya mommy juga daddy, kecuali mereka divorce or died." Aleccia kembali memberondongkan fakta.

"Kamu punya mommy Lyssa, daddy Clark Aleccia." Jully berusaha mengalihkan perhatian.

"They are just my adoptive parents Mommy, I know. I'm not a baby anymore," jawab Aleccia.

Jully hanya diam,

"Mommy, daddy-nya Aleccia di mana?" tanya Aleccia tanpa menyerah.

"Kamu gak punya daddy Aleccia, mama udah bilang berkali-kali," jawab Jully.

"Mommy, nama daddy Aleccia siapa? Daddy Aleccia seperti apa?" tanya Aleccia tanpa lelah.

"Aleccia, sudahlah." Telinga Jully sudah mulai tidak tahan.

"Mommy, daddy Aleccia tinggal dimana, can I see my daddy? Can I call him?" Aleccia masih juga memberondongkan tanya.

"Aleccia, please stop!" seru Jully sedikit keras.

Seketika Aleccia terdiam, kenapa mommy-nya jadi sekeras itu. Padahal Aleccia cuma bertanya, usianya sudah hampir 15 tahun dan sedikitpun Aleccia tidak tahu daddy-nya siapa. Aleccia memang dikelilingi dengan banyak orang yang menyayanginya, tapi Aleccia butuh daddy. Kenapa untuk tahu siapa daddy saja bisa seberat ini. Dan kenapa daddy-nya juga tidak pernah berkunjung. Apa daddy orang jahat atau bagaimana, atau malah daddy tidak tahu Aleccia ada.

Mommy, Please Say Yes !Where stories live. Discover now