6. Minggat

3K 358 42
                                    

Sesuai dengan yang diinginkan oleh Alec yang sebelumnya berharap kalau Jully sebaiknya lenyap saja. Tanpa sepengetahuan semuanya Jully mengemasi keperluannya hanya dalam sebuah tas kecil dan pergi begitu saja. Luka di hatinya menganga lebar karena ungkapan yang diucapkan Alec itu. Bagaimana bisa Alec berkata seperti itu sementara Jully masih membawa anaknya di rahimnya. Alec berubah menjadi monster dan Jully sangat membencinya. Tidak perduli Alec adalah ayah dari bayinya, benci ya benci. 

Jully menapakkan lagi kakinya ke rumahnya, Jully memang tidak berpamitan dengan semuanya. Meski dalam hati Jully merasa tidak tega dengan Ibu Aline juga budhe Sum. Tapi amarah yang sudah menggunung ini tidak bisa Jully tahan lagi. Sudah cukup rasanya Jully bertahan di rumah itu. Seandainya ayah bayi ini mendukungnya, Jully bisa saja bersikap pura-pura kuat dan menyiapkan kelahirannya bersama. Tapi itu hanya cerita romance yang berada di dalam novel. Tidak untuk kehidupan nyata. 

"Loh Jul?" sepasang mata menatap tidak percaya dengan apa yang dia lihat barusan. 

"Na?" Jully menggumamkan tanya seraya menoleh ke arah sumber suara, ada seorang gadis seusianya yang memakai bando telinga Mickey Mouse menatapnya heran. "Mampus," gumam Jully. 

"Jully?" tanya Lana sekali lagi sambil mengucek mata. 

"Waduhhh," keluh Jully seketika. 

Lana ini bermulut ember sekali, kalau Lana sudah tahu seperti ini akan jadi seperti apa kehidupannya kelak. Kabar dia jadian dengan Alec saja hanya perlu 5 menit saja seluruh penghuni sekolah sudah mendengar berita itu. Bagaimana apabila Lana tahu kalau Jully sedang hamil, sebentar lagi seluruh kota akan segera tahu dan itu memalukan. Jully mengeluh, tidak cukup beratkah yang dia lalui hari ini. Sehingga dia masih harus menahan beban yang berat lagi. Jully segera masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Lana. 

"Jadi ini wujud asli kamu yang dibilang sama mama kamu kalo kamu itu sakit?" tanya Lana yang segera mengambil tempat di samping Jully. 

"Aku gak mau banyak orang tau Na, apalagi kan aku paham. Kamu ember," jawab Jully dengan jujur. 

"Aku emang ember Jul, tapi aku ngerti temen. Mulut ini kadang emang kotor, tapi aku gak nyakitin temen lah Juul. Percaya deh Jul." Lana berusaha meyakinkan Jully. 

"Aku bingung Na, aku juga kaget waktu dibilang hamil. Hidupku rasanya jungkir balik." Jully akhirnya curhat. 

"Bapaknya siapa?" tanya Lana penasaran. 

"Alec," jawab Jully jujur. 

"Alec Andreas?? Trus kalian udah kawin? Eh nikah?" tanya Lana beruntun. 

"Iya Alec sapa lagi? Udah Nikah aku beberapa bulan lalu, maap gak ngundang." Jully akhirnya ngaku. 

"Oooh dasar bocah kurang ajar, abis hamilin kamu sekarang di sekolah masih aja kegatelan ngejar Sandra. Awas ajaaaa kalo ketemu tuh anak," bibir Lana meracau dengan ember. 

"Lana yang bener?" tanya Jully sebal. 

"Kapan coba aku bohongin kamu Juul, serius suwer gak bohong. Saking aja aku gak pernah ketemu kamu, kata tante kamu sakit mana nular makanya kudu dikarantina diisolasi gitu. Ternyata kamu hamil, baru tau hamil itu bisa nular." Lana mengomel tidak karuan. 

Jully mencebik dengan telaga di matanya yang siap turun, Alec memang jahat. Mereka kan masih menikah kenapa Alec malah sudah seperti kegatelan mengejar gadis lain. Wajah Jully terasa semakin panas, telaga itu akhirnya jatuh membasahi pipi, dan Jully jadi terisak. Jully semakin membenci Alec, pokoknya benci. 

"Aku salah ya Jul? Aku ngomongnya salah ya Jul? Maap ya Juul maap banget yaaak," kata Lana yang merasa bersalah kepada Jully. 

"Gak Na, aku cuma sebel aja." Jully menggumam kesal. 

Mommy, Please Say Yes !Where stories live. Discover now