|| 29 || Pagi huru-hara

13 4 0
                                    

Entah kapan terakhir kali Senja sebahagia ini di pagi hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah kapan terakhir kali Senja sebahagia ini di pagi hari. Bibirnya sejak tadi tak dapat berhenti tersenyum ke atas menatap pemandangan di depannya. Tak jauh darinya Cetta, yang saat ini telah menjadi kekasihnya sedang sibuk di dapur untuk membuat sarapan mereka.

Iya, mereka sudah resmi menjadi pasangan kekasih.

Rasanya masih canggung menyebut Cetta sebagai kekasihnya meski Senja juga tak dapat menampik rasa berbuga saatmenyebu itu dalam benaknya. Diam-diam menatap Cetta yan sibuk memasak membuat wajah Senja merona kembali saat mengingat ciuman mereka. Ciuman itu tak menuntut dan Cetta melakukannya dengan hati-hati seakan lewat sana sedang memberitahukan seberapa besar cintanya.

"Senja."

Panggilan Cetta langsung mengeluarkan Senja dari lamunan sesaatnya. "Hm?"

"Bisa tolong ambilin piring?"

"Oh, udah selesai, ya? Tunggu bentar."

Denga nagak tersentak Senja buru-buru pergi ke rak piring lalu menghampiri Cetta dengan nasi goreng hasil karyanya. Tadinya mereka sudah sangat siap untuk menyantap sarapan mereka pagi ini. Cetta bahkan sudah menyuap lebih dulu, namun gerakan Senja terhenti saat mendengar notifikasi chat dari ponselnya. Dengan santai Senja segera memeriksanya namun sedetik kemudian dibuat hampir tersedak saat menemukan pesan dari papinya.

From: Papi
papi udah ada di depan rumahnya. Cepet keluar.

Dua kalimat itu membuat Senja berdiri sempurna dari kursinya dengan wajah tercengang. Cetta yang sejak tadi dengan tenang menyendok makanannya seketika berhenti mengunyah. Mata laki-laki itu berkedip beberapa kali sambil terus memperhatikan gerakan gegabah Senja.

"Senja, ada apa? Kok lo kaget gitu?"

Dikuasai rasa gegabah rasanya Senja tak akan mampu menjelaskan dan dengan begitu saja menunjukkan layar ponselnya. Cetta memicing sejenak lalu tak jauh berbeda dengan dirinya beberapa saat lalu dibuat tersentak hingga berdiri dari kursinya. Cetta bakan tak memedulikan sendok yang sejak tadi digunakanya terpental entah kemana.

"Hah?! Kok—" Cetta berujar kaget dan menggantung kata-katanya.

Kekagetan Cetta seakan belum cukup saat pesan lain muncul di layar.

From: Papi
Senja, kok gak keluar?

"Kita harus buru-buru keluar," ujar Cetta dengan kecepatan kilat lalu segera meninggalkan kursinya.

Cetta benar-benar tak dapat berpkir jernih saat ini. Apa yang ada di kepalanya adalah bagaimana menyambut papinya Senja dengan baik. Hal yang harus disyukuri adalah Senja tak terbawa akan kegugupannya. Sebelum cetta meraih ruang tengah dengan segera Senja menariklengan Cetta dan membuat keduanya berhadapan.

"Cetta, plis tenang dulu. Oke?"

Usai mengatakan itu Senja menarik napas dalam unuk menenangkan diri yang seketika diikuti Cetta. Sial, Cetta tak memiliki pengalaman sama sekali bertemu dengan orangtua dari perempuan yan baru menjadi kekasihnya dini hari tadi. Apa sebenarnya yan harus Cetta lakukan lebih dulu?!

FORGET ME NOTWhere stories live. Discover now