29

1.4K 223 0
                                    

Si kembar menghela nafas lega. Seraya bergandeng tangan dengan Claude menuju kereta kuda diluar, langkah mereka tercekat karena seseorang yang memanggil Athanasia.

Iris permata kedua insan itu langsung tertuju kesumber suara, dan mendapati Zenith yang memegang pita baju Athanasia.

"Tuan Putri Athanasia, anda menjatuhkan ini" Zenith menyodorkan pita itu yang seketika membuat Athanasia terkejut.

Ia pikir tadi scene dimana Claude dan Zenith bertemu akan terlewat karena dirinya sudah mengajak Claude pulang.

Namun, hal itu tetap terjadi.

Claude beserta (Name) menatap datar kearah Zenith. Menyadarkan dirinya yang sedang berlaku lancang  dihadapan Raja Obelia.

Aura disekitar Claude dan (Name) terasa sedikit mencekam. Bertolak belakang dengan aura kebahagiaan yang dipancarkan Zenith.

Athanasia yang ingin segera lepas dari situasi ini, lantas bergerak maju mengambil pitanya pada Zenith.

"Aku baru sadar pitanya hilang. Terimakasih" ucap Athanasia

"Sama-sama" jawab Zenith

(Name) sudah menebak apa yang akan terjadi, dimana Zenith pasti ingin memperkenalkan dirinya dihadapan mereka.

Ia tau, karena Athanasia pernah menceritakannya.

Dengan pelan gadis itu menyenggol tangan Claude dengan sikutnya.

"Ayah, tak usah pedulikan"

"Aku juga tidak punya waktu untuk mengurus anak titipan macam dia"

(Name) mendongak menatap wajah Claude  dan tertawa pelan.

"Ini baru Kaisar Obelia"

Gadis itu kembali fokus pada sang kakak dengan Zenith didepan mereka. Dan melihat jelas perkenalan diri Zenith.

"Ah saya belum memperkenalkan diri"

"Nama saya Zenith Magrita"

Claude menatap (Name) disebelahnya sebelum menanggapi Zenith.

"Magrita.. Anak yang dirawat Alpheaus itu ya" ucap Claude.

"Yang Mulia pernah mendengar cerita tentang saya?" Jawab Zenith yang kegirangan sebab perkataan Claude.

Claude berdeham sebentar dengan atensi yang lekat pada Zenith.

"Kau berani ya. Mungkin karena tumbuh dirumah keluarga Alpheaus"

"M-Maafkan saya"

(Name) yang sudah tidak tahan dengan interaksi sang Ayah dengan Zenith, lantas menyenggol tangan Claude lagi diam-diam.

"Begitu ya"

"Ayo kembali"

Claude berbalik cepat menuju keluar dengan (Name) dan Felix. Menyisakan Athanasia yang mematung dan Zenith dibelakang.

"Athanasia langkahmu lambat" / "Kakak langkahmu lambat" ucap Claude bersamaan dengan (Name)

"Maaf,"

***

Dikereta, Athanasia dan (Name) duduk bersebelahan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya tersadar sebab Claude yang masuk kedalam.

"Athanasia, (Name), selamat ulang tahun yang ke-14 dan selamat untuk debutante kalian hari ini"

Iris permata milik si Kembar membulat sempurna. Seketika terputar ingatan dimana keduanya mengharapkan ucapan selamat ulang tahun paling pertama dari Claude.

Mereka terkekeh.

"Ayah telat" ucap Athanasia

"Padahal kami sudah mendengar ucapan selamat ulang tahun dan selamat debutante dari orang lain" timpal (Name)

"Kalau begitu mau dibatalkan?" tanya Claude yang memecah tawa si Kembar pada malam itu.

"Ahhaha, mana bisa? Ayah jangan ngelawak deh" ucap si kembar bersamaan seraya mengibas-ngibaskan tangan kearah Claude.

"Kalian ini.."

___
Jumat, 8 juli 2022



𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 || 𝓦𝓱𝓸 𝓜𝓪𝓭𝓮 𝓜𝓮 𝓐 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang