03

3.5K 502 2
                                    

Terkejut? Iya.

Takut? Jangan ditanya.

Tuk tuk..

'M-Mati aku!! Barang no.7 dan 8 kuuu!!'
Perhiasan itu, aset berharga Athanasia untuk kelangsungan hidup ia dan sang adik berakhir terjatuh dilantai.

Tak menanggapi lebih, lelaki dengan iris biru permata indah dihadapan keduanya saat ini, tak lain dan tak bukan adalah Yang Mulia Raja Claude De Alger Obelia, hanya menunjukan wajah datar semi sangar miliknya.

Keringat dingin membasahi pelipis Athanasia kala melihat tatapan pria itu. Didalam hatinya ia menangis, dan berdoa sebisa mungkin untuk keselamatannya beserta sang adik.

'(Name).. aku menyayangimu.. maafkan aku jika aku bersalah padamu'

'Kakak! Kita belum mati tahu!!'

'Aku sudah mati tempe'

'Suuu as uuuu!!'

"Wajah itu..." dia mendekat. Memperkecil jarak ketiganya dan tak sengaja menginjak harta karun milik Athanasia, ia meraih kedua dagu gadis kecil itu.

Menatap itens, pria itu, Claude, semakin mengeratkan pegangannya pada dagu Athanasia dan (Name) yang sontak membuat keduanya ketakutan. Ralat ketiga, pria berambut merah disamping sang Raja juga takut dibuatnya.

Takut apabila, sang Raja melakukan hal yang tidak diinginkan.

"Y-Yang Mulia----"

"Oh.. mungkin penari siodona itu.."

'Aku juga menyayangimu kak..'

"Yah.. siapapun itu aku tidak peduli"

Sejenak, Claude, diam. Dan kembali berucap disela-sela ketakutan Athanasia dan (Name).

"Aku jadi ingat nama yang wanita rendahan itu berikan pada kalian"

"Athanasia.. dan (Name)"

Mengumpulkan keberanian super, (Name) mendorong pelan tangan Claude walau ia tau tangan besar sang Raja tak akan bergeser seinchi pun.

Iris permata kedua insan didepan dan samping (Name) nampak membulat sempurna menanggapi afeksi kecil gadis mungil itu.

"Sakit.." gumam (Name).

●●●

Ruangan mewah bernuansa classic itu dipenuhi makanan manis sekarang. Mulai dari macaroon, cake, coklat, cupcake dsb.

'Manisan ini.. pasti isinya racun semua aku tau itu'

'Dari pada manisan itu, aku tertarik dengan ornamen classic ini'

'Heh!'

Dengan mata merah permatanya, (Name) kembali menyesap keindahan ukiran-ukiran, dan motif indah pada tiap jengkal ruangan itu. Tidak peduli dengan sang kembar yang ketakutan sebab tatapan Claude.

"Aku tidak tau kalian bisu"

Suara baritone lelaki itu mengudara disela-sela keheningan yang tercipta. Dengan bertopang dagu, ia beralih memangku kaki kirinya dengan santai.

"Pendiam sekali.. tidak seru--" Claude menatap Athanasia dan (Name) bergantian.

'Jadi kita akan dibunuh karena tidak seru?!!?!'

'Itu tidak mungkin.. pasti'

"Memangnya.. apa yang perlu kami bicarakan?"

Sebaris kalimat yang begitu saja keluar dari mulut (Name) mengejutkan semua yang ada disitu. Memang ada benarnya tapi, mengingat siapa lawan bicaranya itu terdengar... yah.. begitulah.

Athanasia pun tanpa berlama-lama mencoba mencairkan suasana dengan sedikit mengeluarkan keberaniannya. "A-Ah.. Athy bisa bicara dan (Name) juga.." ucapnya seraya berteriak dalam hati.

'Selamat tinggal.. wahai dunia~'

"Akhirnya aku mendengar suara kalian" Claude bergeser dari posisinya, maksud ingin mencari kenyamanan yang membuat suara gesekan pelan antar lapisan utama sofa.

"Kenapa.. baru sekarang bicaranya?" Claude kembali mengutarakan isi kepalanya. Dengan tangan yang masih setia menopang dagu, lelaki bersurai pirang itu menghela nafasnya lelah.

"Yang Mulia maaf saya lancang tapi, biasanya untuk ukuran seusia kedua tuan putri, mereka anak yang pemalu" Felix, tangan kanan sang Raja, yang notabenenya adalah seorang Ksatria handal mencoba menjelaskan masalah kecil itu pada Claude. Sedangkan Claude, hanya diam tak menanggapi lebih.

"Yang mana Athanasia dan yang mana (Name)?" Ia tau jika (Name) dan Athanasia secara keseluruhan sangat mirip namun, sekilas mata mereka berbeda.

Athanasia berkedip beberapa kali. Seraya memasang gerakan memutar didepan matanya, gadis kecil itu menjawab pertanyaan Claude "Uhm.. Athy punya mata biru.. dan (Name) berwarna merah" ucapnya. "Hehe.."

"....."

"Felix.."

"Ya Yang Mulia?"

"Keluarlah"

'Tidaaaaaaakk!!'

___
Kamis, 21 april 2022

𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 || 𝓦𝓱𝓸 𝓜𝓪𝓭𝓮 𝓜𝓮 𝓐 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang