23

1.6K 249 10
                                    

Semerbak aroma harum mawar langsung menyambar indra penciuman si Kembar, Athanasia dan (Name). Iris permata kedua insan itu, berbinar kala melihat puluhan buket bunga yang memenuhi kamar mereka masing-masing disaat yang bersamaan.

(Name) berjalan masuk, dan mulai mengambil buket-buket bunga itu kemudian mengumpulkannya disatu tempat. Sedangkan Athanasia memilih menatapnya lebih lama lagi.

"Harum.." (Name) duduk diranjangnya dengan setangkai mawar hitam ditangannya. Menyusuri tiap kelopak bunga sampai batangnya, gadis itu langsung tertuju pada seseorang.

"Felix----"

Brak!

"(Name)!! Ayo kekamarku!"

***

Ditempat Claude, pria dengan surai pirang itu sedang mengurus berkas-berkas penting yang sedari tadi tidak membiarkan dirinya beristirahat.

Suara gesekan antar pena dan kertas terdengar sekali dari ruangannya.

"Kau tak pernah berubah.."

Tangan milik Claude tiba-tiba berhenti kala mendengar suara sesosok laki-laki yang muncul tepat disampingnya. Sekejab menoleh, Claude langsung tau itu siapa.

"Berisik. Pergilah" Claude melanjutkan kegiatannya dan mengabaikan kehadiran laki-laki itu,

"Oh ayolah.. Jangan dingin begitu pada kekasih anakmu.."

"Apa?"

Mendadak atmosfer diruangan itu berubah tiga ratus enam puluh derajat. Aura mengerikan Claude dengan cepat membuat si Laki-laki tadi bergidik ngeri karenanya.

"B-Bercanda.. Hehe.. Segala berkah kemakmuran beserta anda sang matahari Obelia"

Laki-laki itu pergi dengan sihirnya tanpa basa-basi lagi, menyisakan Claude yang nampak kesal sebab ulahnya beberapa detik lalu. Menarik nafas lelah, Claude akhirnya beranjak dan merebahkan dirinya diatas sofa dengan kasar.

Menutup matanya menggunakan lengan, pria itu langsung merasakan kantuk berat.

"Dasar..."

***

Seruan bahagia milik seorang Felix Rovein tak terbendung kala mendapat Masing-masing buket bunga mawar, merah dan hitam. Iris gray pria itu berbinar, disertai filter bling-bling disekitar.

"Felix, kau menyukainya?"

"Uhm! Uhm! Felix menyukainya?"

Ah..

Felix terlalu sibuk dengan dunianya sampai-sampai mengabaikan si Kembar yang berdiri didepan. Pria merah itu bahkan hampir menangis sebab kesenangan.

"beraninya..." Athanasia mendengus kesal dan menarik tangan sang adik pergi dari hadapan Felix segera. Sementara Felix, ia masih tetap berada dalam dunianya.

"Ayo, (Name), kita latihan saja"

"Hm.. Ayo.."

***

𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 || 𝓦𝓱𝓸 𝓜𝓪𝓭𝓮 𝓜𝓮 𝓐 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼Where stories live. Discover now