25

1.5K 244 1
                                    

Dan selanjutnya..
Ulang tahun si Kembar pun tiba.




































































"Selamat ulang tahun tuan putri!"

Ucapan selamat dari para maid, beserta sang ksatria, Felix, terdengar begitu jelas dihadapan kedua Putri kembar yang nampak sangat-- senang hari ini.

Berbagai hadiah ulang tahun terpampang cantik dengan filter bling-bling yang menyilaukan mata. Kedua insan itu tersenyum, kemudian memeluk satu-- persatu diantara mereka bergantian.

Dihari yang bahagia ini, si Kembar genap berusia 14th. Usia yang sudah bukan lagi disebut anak kecil.

"Terima kasih semuanya.." Athanasia tersenyum, begitu juga dengan (Name). Disaat yang bersamaan, Lily, berdiri dari duduknya dan beralih membawa sebuah kue tart berwarna coklat.

"Nah, ayo makan kue sekarang!"

"Kue ini saya siapkan khusus untuk hari ini" ucap Lily.

***

Tak terasa, kebahagiaan dihari itu sudah terlewati begitu saja.

Disaat ini Lily, berada dikamar (Name). Mengelus surai pirangnya kemudian mengecup singkat kening sang gadis seperti yang ia lakukan pada biasanya.

(Name) tau, bahwa Lily pasti sudah lebih dulu menghampiri Athanasia disebelah.

"Selamat tidur tuan putri" ucap wanita maid itu lembut.

"Lily juga selamat tidur" balas (Name).

Kedua insan itu tersenyum menghantarkan reaksi masing-masing. Disusul panggilan pelan Lily pada gadis itu.

"Tuan putri.." (Name) menatap penuh tanda tanya menunggu Lily melanjutkan perkataannya dengan iris merah permata yang nampak menyala terkena sinar bulan.

"Tuan putri adalah harta seluruh masyarakat obelia.. Bukan hanya saya saja"

"Untuk saya, dan juga untuk yang lainnya, tuan putri sangat berharga dan penting" Lily memegang tangan (Name) maksud menyakinkan sang empu dengan apa yang ia katakan barusan.

Memang bukan pertama kali ia mengucapkannya, setiap ulang tahun si Kembar, Lily selalu mengatakannya demikian. Namun entah kenapa (Name) sangat suka hal itu.

Rasanya hangat, seperti pelukan seorang ibu.

"Terima kasih karena hari ini tuan putri berada disini" (Name) membalas genggaman tangan Lily erat, kemudian ikut berterima kasih sebab keberadaan Lily yang selalu disampingnya.

"Terima kasih Lily"

Wanita maid itu lantas beranjak pergi walau dengan ragu-- untuk meninggalkan sang putri. Dengan sedikit lambaian tangan dari (Name), akhirnya Lily benar-benar pergi dari kamarnya.

'Lagi-lagi begini.. Semuanya khawatir..'  batin (Name) seraya membayangkan wajah- Felix, Hanna, dan Seth tadi.

Ia memutar posisi tubuhnya kesamping menghadap jendela kamar-- dengan kain selimut yang menutupi bagian kaki sampai lehernya.

"Kukira.. Kali ini akan berbeda.."

'Pada akhirnya dihari ulang tahun kami yang ke- empat belas tahun pun, ayah tidak datang'

"Aku tidak merasa sedih tapi.. Aku ingin sekali saja..."





































































































































"Ayah datang.."









































































"Ayah pasti sibuk...."

(Name) kembali memutar badannya dan dengan cepat menggeleng.

"Ah, gak tau!!" ia menutup matanya dan masa bodoh dengan Claude yang tidak datang-- menemuinya serta sang kembaran.

"Gak tau apa?" mata (Name) mendadak terbuka kembali mendengar suara yang begitu familiar masuk kedalam telinganya. Ia lantas bangkit dari posisinya dan menoleh kesumber suara cepat.

"Lucas.. Kau datang" gadis itu tersenyum sendu melihat kedatangan Lucas. Sementara si pelaku yang mendapat senyuman sang gadis, menyeringai.

"Ayo temui si Putih"

"Hm.. Iya ayo"

***

"Nguk!"

"Putih.."

"Kau merindukanku?"

"Nguk nguk!"

"Haha, iya aku juga"

Interaksi-- antar kedua makhluk itu terasa sedikit menyebalkan untuk Lucas yang notabenenya adalah si pengajak. Ia membuang pandangannya kearah lain dengan kesal.

"Dingin sekali, jangan guling-guling ditanah"

"Ah iya.. Bajuku jadi sedikit kotor"

(Name) yang sedang memeluk Putih pun berdiri dan menepuk-nepuk baju tidurnya yang kotor terkena tanah. Salahnya sendiri sih langsung merebahkan diri dan berguling-guling.

Ia menoleh kearah Lucas.

"Lucas, dingin. Gunakan sihir hebatmu itu untuk penghangat" (Name) kembali sibuk dengan Putih membiarkan Lucas yang semakin kesal.

"Cepat tidur. Jika kau main dengan dia terus kau bisa kelelahan" Lucas benar-benar mengeluarkan sihir penghangat dan duduk tak jauh dari (Name).

"Kita baru lima menit disini"

"Oh benarkah? Siapa yang tanya?" Lucas mengangkat sebelah alisnya, disertai wajah mengejek.

"Dasar menyebalkan!" (Name) mengerucutkan mulutnya dengan pipi yang mengembung. Lucas yang melihat hal itu terkekeh sejenak kemudian bertopang dagu.

"Yasudah jangan berisik. Tidur saja sana"

"Tidak mau. Aku mau main sama Putih"

"......"

"......"

"E-Eh iya-iya aku, Aku tidur hehe"

"Selamat tidur Lucas"

"Hm.."

___
Minggu, 19 juni 2022

𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬 || 𝓦𝓱𝓸 𝓜𝓪𝓭𝓮 𝓜𝓮 𝓐 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼Where stories live. Discover now