KEMBALI

20 5 1
                                    

REVISI

Blora tertawa puas setelah keluar dari pintu teater, ia sangat puas melihat Sarka ketakutan selama menonton film.

"Ka Sarka bisa takut juga ternyata," Ujar Blora.

"Gue cuman kaget aja," Elak Sarka.

"Dek udah selesai?" Bima menghampiri mereka.

Blora mengangguk, "Udah."

"Mau langsung pulang atau gimana?" Tanya Bima, Blora melihat kearah Sarka.

Seakan tahu Sarka mengangguk,  "Gue udah di tunggu Afran,"

"Makasih ya ka hari ini," Sarka tersenyum manis.

Pipi Blora terlihat merah, baru kali ini ia melihat senyum Sarka yang sangat lebar.

"Gue duluan."

Keesokan harinya Blora sudah bersiap untuk berangkat sekolah, ia memakan roti yang ada di tangannya.

"Abang ga usah anter Lora ya, aku berangkat sendiri." Kata Blora.

"Yakin bisa?"

"Bisa lah, kenapa ngga."

Bima akhirnya mengangguk, adiknya keluar setelah berpamitan dengannya, melihat senyum Blora sangat cerah hari ini membuatnya ikutan senang.

"Ade gue udah gede,"

Blora keluar dari rumahnya, ia terkejut melihat motor yang ada di depan rumahnya.

"Ra? Berangkat bareng yu!" Ajaknya.

"Dari kapan kamu disini?" Tanya Blora terkejut,

Rey tampak berfikir, "Mungkin setengah jam lalu, kenapa?"

"Kamu ga cape berdiri di situ, kenapa ga masuk atau panggil aku gitu?" Tanya Blora.

Rey menaikan bahunya acuh, Blora menghela nafasnya, "Ya udah kalo disekolah jangan jauh jauh dari aku ya."

Rey mengangguk semangat, Blora tertawa kecil.

"Kamu bisa naik motor dari mana?" Tanya Blora penasaran, bisanya Rey akan naik kereta kuda kuno tapi sekarang Rey naik motor sport?

Rey menggeleng tidak tahu, lagi lagi Blora di buat tertawa dengan kelakuan Rey,

"Ayo naik,"

Blora membulatkan matanya, ia tak percaya dengan cara Rey mengendarakan motor, Rey melajukan motor dengan kecepatan di atas rata rata.

Tidak sampai 10 menit mereka sudah sampai, Blora benar benar di buat panas dingin.

"Pelangi udah berangkat?" Tanya Blora.

"Kayanya udah, aku juga ga tau." Blora tertawa geli mendengar Rey berbicara.

Rey akan membiasakan cara bicaranya seperti halnya manusia biasa,

"Rendra pasti ketawa denger kamu ngomong gaya manusia,"

"Rendra itu kuno, bahkan dia disuru seperti ini ga mau."

Banyak sepasang mata melihat kedatangan Blora dan Rey secara bersamaan, ada yang mencocok cocokan ada juga yang tidak suka.

Banyak yang iri karna Blora benar benar bisa dekat dengan orang orang tampan di sekolah,

Banyak yang iri karna Blora benar benar bisa dekat dengan orang orang tampan di sekolah,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Udah sarapan?" Tanya Blora.

Rey menggeleng, "Kita ke kantin dulu ya," Ajak Blora.

Saat ini Rey seperti anak itik yang mengikuti ibunya kemana pun ibunya pergi.

"Lora Lora, lo itu kaya pelacur ya. Kemaren lo deketin Sarka sama temen temennya sekarang lo deketin anak baru ini. Lo udah pernah di gilir berapa kali?" Tanyanya meremehkan.

Saat Blora duduk dengan Rey di meja kantin, Bintang dan teman  temannya menghampirinya. Mungkin Bintang belum puas karna kemarin Bintang belum mengalahkan Rey,

"Maksud kamu apa!" Ucap Blora tak terima.

"Ga usah munafik, permalam di sewa berapa?" Bintang benar benar tidak tau siapa yang ia hadapi sekarang.

Rey tidak bodoh, ia tau apa yang Bintang maksud di tambah lagi Rey dapat membaca niat Bintang.

Bintang menatap Rey, ia merasakan tekanan yang belum pernah ia rasakan. Bintang seperti ingin tunduk.

Blora tersenyum melihat Rey mengeluarkan sedikit auranya, Rey sudah paham cara mengendalikan emosinya hal itu membuat Blora senang.

"Ngapain lo natap gue gitu," Suara Bintang semakin bergetar, ada rasa takut karna ia tak bisa menahan aura Rey.

Teman teman Bintang pun sama, kaki mereka bergetar satu persatu dari mereka pergi.

"Tang gue duluan ya, perasaan gue ga enak."

"Gue juga." Suara mereka benar benar bergetar, mereka tak tahu apa penyebabnya.

Hanya ada rasa takut dan gelisah menyelimuti mereka, akhirnya Bintang pergi dengan tatapan tajamnya.

Blora tak terkena tekanan dari Rey tapi ia tahu jika Rey sedang mengeluarkan sedikit auranya.

"Udah mending kamu makan aja." Blora mengusap pundak Rey agar Rey tenang.

"Coba kalo ga ada kamu, udah di pastiin pulang ke neraka dia." Balas Rey,

Blora terkejut, "Heh dia manusia bukan Naung!"

"Siapapun yang ganggu kamu mau itu manusia ataupun monster, udah pasti dia mati di tangan aku." Ucap Rey tak main main.

Blora tertawa kecil, "Ya udah makan dulu." Rey mengangguk.




Gais aku kembali setelah hiatus 7 bulan lamanya, revisi cerita ini dari awal emang ga gampang ternyata

bantu aku share cerita ini ke temen temen kalian dong, makasih💜

Two Worlds [REVISI]Where stories live. Discover now