PERTEMUAN PERTAMA

129 7 0
                                    

Bantu cari typo guys🥰

"Ada hubungan apa kalian berdua?" Tanya Sarka,

Blora menjadi gelagapan, "Hu..hubungan?"

"Jangan cemburu gitu ke Sar, kalo emang suka ya deketin jangan bodo amatan gini payah lo," Ujar Juna.

"Ck apaan si lo," Jawab Sarka dingin.

"Duduk bro, kita ngopi disini," Ucap Laskar,

"Ngopi?" Tanya Rey,

"Iya kaya minum teh gitu," Ucap Pelangi cepat cepat, agar mereka tak curiga.

"Boleh,"

Mereka berdua duduk berdampingan di depan Sarka, genggaman Rey sangat erat di tangan Blora,

"Lo mau nyebrang?" Tanya Bila.

Blora langsung melepas genggaman itu, hal itu membuat Rey bingung, ada apa dengannya.

Kali ini Rey seperti orang bodoh di hadapan Blora, Pelangi menahan tawanya dalam hati begitu pula dengan Arda,

Karna Rey sedang merutuki dirinya sendiri, mengapa ia masuk sekolah manusia yang membosankan.

"Lo pindahan dari mana?" Tanya Laskar,

"Dari Langit," Jawab Rey santai.

"Langit? Lo mimpi ya," Ledek Juna,

Rey mengepalkan tangannya kuat, Blora yang menyadari langsung menggenggam tangan Rey lembut, mengisyaratkan Rey agar jangan emosi,

"Bukan gitu ka, dia dari SMA LANGIT," Ucap Blora.

"Lo kenapa sih?" Tanya Catrin yang sedari tadi melihat Afran yang meringis kesakitan.

"Kepala gue sakit," Ucap Afran sambil meringis,

Begitu pula dengan Rico,

"Kalian berdua beneran sakit?" Tanya Pelangi,

"Lo ga liat ini sshhh," Afran dan Rico tetus terusan meringis membuat teman temannya khawatir,

'Alpha bagaimana ini, ingatan mereka menolak lupa,' Batin Arda pada Rey,

'Saya juga ga bisa ngeluarin kekuatan disini,' Balas Rey lewat batinnya,

***

Setelah pulang sekolah Blora menemui sang kakak, Bima.

"Bang lagi apa?" Tanya Blora,

"Kenapa, Lora mau apa?" Tanya Bima,

"Ga mau apa apa si, cuman mau satu aja bang," Ucap Blora cengar cengir,

"Apa?"

"Mau nonton bioskop,"

"Bilang mama dulu sana," Ucap Bima,

"Udah katanya jangan pulang malem malem,"

Mereka pun berangkat menggunakan motor, karna sudah sore hari jadinya Blora memakai jaket yang tebal,

Sesampainya disana Blora sempat berputar putar sebentar, melihat apakah ada yang harus ia beli,

"Ra abang tunggu di sana aja ya," Ucap Bima sambil menuju sebuah tempat makan,

"Kenapa emang?"

"Cape,"

"Yah udah tua si jadinya cepet cape,"

Blora melihat sebuah topeng anak anak yang berbentuk monster Naung, tatapannya berubah menjadi jijik,

Dengan tekstur yang sama seperti kulit monster itu, apakah itu kulit monster beneran? Ah rasanya tidak mungkin,

Karna setiap Naung yang mati dua hari kemudian bangkainya akan hangus sendiri,

"Ra?" Panggil seseorang,

Blora terkejut, "Eh kaget, kamu?"

"Ngapain disini sendirian?" Tanyanya,

"Ngga ka, ini cuman liat liat sebentar, kamu ngapain disini?"

"Ga ngapa ngapain," Jawabnya seadanya,

"Aneh banget,"

"Ra udah selesai belum belanjanya, eh ada temen kamu?" Tanya Bima yang baru saja tiba.

"Iya bang ini ada ka Sarka," Balas Blora,

"G..gue boleh bareng ga?" Tanya Sarka ragu,

"Bareng buat apa?" Tanya Blora,

"Ja..jalan jalan bareng kalian," Sarka menggaruk tekuknya yang tidak gatal,

Bima yang mengerti situasi anak SMA langsung menyerahkan tiket bioskop ke sarka,

"Nih lo aja yang nonton sama Lora, gue mau kesana bentar," Ucap Bima yang menyerahkan tiketnya,

"Loh abang ngga?" Tanya Blora,

"Ngga Ra, lagi pula abang udah sering kesini bareng temen temen, kamu aja sama Sarka. Bro nitip ade gue ya," Ucap Bima,

Sarka dan Blora mengangguk paham,

Mereka berdua berjalan menuju room dimana tempat filmnya di mulai, Sarka tidak tahu apa yang mereka tonton,

Ia masih mengikuti mengikuti alur pembukaan filmnya, setelah melihat judulnya Sarka membulatkan matanya,

"Horor?"

Blora tersenyum geli,

"Kalo gitu gue keluar aja ga jadi," Ucap Sarka panik,

"Ga boleh dong, curang namanya."

Di pertengahan film Sarka sudah keringat dingin, sedangkan Blora masih asik dengan popcorn nya, yummy.

Saat tokoh hantu yang di dalam film nongol di depan layar Sarka langsyng berteriak dan memeluk Blora dari samping,

"AAAKKHHH!"

Blora mendengar suara Sarka menjadi ikut kaget, yang tadinya biasa saja kini Blora menjadi ikut terkejut,

"Ka?" Panggil Blora.

Sarka yang sadar langsung melepas pelukannya,

"So..sorry," Ucap Sarka gugup.

Blora hanya tersenyum kecil, karna jujur dirinya juga malu, mengapa Sarka memeluknya tiba tiba.

Bersambung..

Two Worlds [REVISI]Where stories live. Discover now