Chapter4

61 14 2
                                    

"Awal perkenalan yang akan menjadi cinta pertama, semoga."

-Adinda-






°°°

Hari ini cuaca sangat cerah seakan menandakan Sang langit yang biru berawan putih itu nampak sedang berbahagia.

Di cuaca seperti ini juga seolah mendukung satu keluarga yang dikenal harmonis ini untuk pergi menuju ke suatu tempat. Ya sebuah pertemuan.

"Raffaaaa.. Cepett!" panggil Mery berteriak sebab Raffa putranya sudah satu jam belum juga keluar dari kamarnya.

"Iya mah, ini udah" sahutnya berjalan melangkah menuruni anak tangga. Terlihat Mery sedang berdiri dibawah sambil berkacak pinggang.

"Ayo mah berangkat" sambung Raffa. Bukannya melangkah justru Mery terdiam menatap dirinya. Raffa yang melihat sang Mamah hanya diam pun mengkerutkan kening seolah bertanya, kenapa?

"Kamu ini apa-apan si, udah ga waras kamu?" Raffa semakin tidak mengerti dengan penuturan Mery, maksudnya?

"Kita ini mau ketempat calon istri kamu, apa kamu lupa calon istri kamu itu siapa? Terus kenapa kamu pake pakean kaya giniii!" Mery berbicara dengan nada menggebu-gebu. Bagaimana tidak ia sudah menunggu lama namun Raffa Sang putra malah keluar dengan penampilan seperti ini.

Mery memperhatikan kembali penampilan putranya, Raffa mengenakan jaket kulit hitam berdalamkan kaos hitam, celana jeans hitam robek lutut, sepatu All-star favoritnya, serta memakai heandbad yang menjadi ciri khasnya, oh jangan lupakan kalung silver yang selalu melingkar indah di leher putihnya. Apa ini? Bukannya Mery dan Doni sudah memberi tau siapa keluarga calon istrinya? Dan bukannya Raffa juga sudah tahu? Tapi kenapa anaknya sejamet ini.

Raffa yang mengerti pun menghela napas panjang.

"Mah, plis deh, ini keren loh, siapapun yang menglihat akan klepek-klepek, terutama calon istri aku nanti, percaya deh" kata Raffa dengan bangga penuh percaya diri.

"Ganti Raff, sudah lupa kamu siapa keluarga calon istri kamu?" tanya Mery lagi dengan dongkol.

"Tapi Raff ga bisa pake koko Maa, apalagi pake sarung, pake peci, Raff ga bisa Maa" keluhnya mencebikkan bibir.

"Lagipula kan mau ketemu calon istri bukan mau jadi imam mesjid" sambung Raffa dengan santai.

TAkK!

Mery Sang ibu menjitak kening Raffa dengan gemas mendengar jawaban putranya yang kelewat santai.

"Ga harus pake koko tapi jangan berlebihan, ganti!" titah Mery berlalu meninggalkan Raffa. Bikin naik darah saja.

"Ga harus pake koko, tapi jangan berlebihan? Terus pake apa? Gamis?" gerutunya.

°°°

Tepat pukul empat sore mereka sudah sampai ditempat tujuan, rumah Kyai besar Ridwan Al-Malik. Tepatnya calon besan. Perjalanan yang memakan waktu berjam-jam itu membuat Raffa sedikit lesu efek macetnya jalanan, sebab mereka memilih waktu siang untuk berangkat.

Mereka pun turun dari mobil, Mery sang mamah membenarkan rambut Raffa yang sedikit berantakan oleh angin. Mery tersenyum penampilan putranya sekarang terlihat lebih baik dari sebelumnya. Kini Raffa menggunakan jaket kulit berwarna coklat berkaos dalam hitam serta celana jeans hitam. Tak lupa jam tangan hitam yang membuat Raffa terlihat dewasa menambah kadar ketampanannya.

"Assalamu'alaikum Pak, Bapak tamu Kyai yang dari Jakarta tea ya?" tanya salah satu petugas yang berjaga di depan.

"Iya, Kyai nya ada kang?"

RAFFA AFFAR Where stories live. Discover now