Chapter21

38 5 11
                                    

"Apapun yang kamu lakukan, dimata orang yang tidak menyukaimu, kamu akan tetap selalu salah."

-Adinda-


°°°

Perempuan bergamis hitam dan berkerudung pasmina putih lengkap dengan cadarnya itu sedang sibuk melihat-lihat tanaman bunga yang tersusun rapih diteras belakang. Mata kecil yang indah itu sesekali melirik kebun bunga yang  berjarak lima belas meter dari dirinya berdiri, kebun bunga yang tidak terlalu luas, kebun bunga yang cantik, berbagai warna dan jenis itu berpadu di bawah terik matahari. Sangat indah.

Senyumnya selalu terpancar, seolah tempat ini adalah obat dari semua rasa sakit yang selalu datang di akhir-akhir ini.

Perempuan itu berjalan, menyusuri setiap barisan bunga-bunga yang tersusun. Senyumnya terus mengembang, bunga-bunganya tumbuh dengan segar dan harum. Adinda mengambil salah satu bunga berwarna putih, memerhatikannya lalu mencium aroma dari bunga mawar putih tersebut.

Adinda meletakkan kembali bunga yang ia pegang pada tempatnya. Bersamaan dengan itu, ia mendengar suara derap kaki yang seperti menghampirinya. Adinda menoleh, ternyata Cici, karyawannya.

"Ning" panggilnya saat jarak mereka sudah dekat.

"Iya ada apa Ci?"

"Ada tamu diluar, dia bilang udah buat janji sama Ning"-Cici.

Adinda terdiam beberapa detik, kemudian ia teringat sesuatu, "Oh iya, suruh masuk ,kamu antar kesini yaa, aku nunggu disini"

"Baik Ning" Cici mengangguk lalu berjalan meninggalkan ruangan belakang.

Adinda beralih mendudukkan dirinya pada kursi yang berada di tengah-tengah bunga yang tersusun. Beberapa menit kemudian, ia mendengar suara derap kaki lagi. Adinda mendongak, lalu tersenyum senang.

"Adindaa, aaaa kangen bangettt" heboh tamunya itu saat sudah berada tepat di depannya, Adinda berdiri lalu memeluk tamu istimewanya.

"Aku juga kangen banget Nad, akhirnya kita bisa ketemu lagii"

Nadia membalas pelukan lebih erat, "Aku lebih kangen sama kamu tauu" Adinda terkekeh.

"Ayo duduk, mau minum apa?" tanya Adinda saat mereka sudah duduk santai.

"Apa aja deh" jawab Nadia dengan tangan mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.

"Yaudah bentar ya" Adinda berdiri, berjalan meninggalkan Nadia untuk memesankan minuman. Tak lama ia kembali.

"Aku kira kamu ga bakal dateng" ucap Adinda kembali duduk.

"Datenglah, kan udah janjian" Nadia memutar bola matanya. Adinda terkekeh lagi.

"Ngomong-ngomong, aku pernah ketoko ini tau beli bunga, ko aku bisa ga ngeh ini toko kamu ya" sambung Nadia mengetuk dagu dengan jarinya.

"Masa iya sih? Kapan?" tanya Adinda penasaran.

"Seminggu yang lalu kalo gasalah, aku kesini sama kakak aku"

RAFFA AFFAR حيث تعيش القصص. اكتشف الآن