55. Dinner

39.2K 3.1K 124
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

-Pagi hari-

Luna terbangun padahal waktu masih menunjukan pukul 03:00 pagi. Max juga masih tidur di sebelahnya. Ia tak terlalu ingat apa yang terjadi malam tadi. Terakhir kali Max memijat kepalanya dan sepertinya tak lama kemudian ia tertidur.

Luna turun dari tempat tidurnya dan ke dapur untuk mengambil minuman karena ia merasa sangat haus.

Setelah minum, Luna menghampiri Snowy karena merasa sangat merindukannya.

"Miaww..."

Seolah tau Luna mendekat, Snowy langsung keluar dan menghampiri Luna.

Dengan gemas Luna mengangkat Snowy dan membawanya ke ruang tengah. Sampai di ruang tengah luna duduk di sofa dan memangku Snowy.

"Miaaww..."
Snowy mengelus-elus kepalanya di perut Luna beberapa kali sampai membuat Luna geli hingga ia tertawa kecil.

"Kau mengetahuinya? Nanti saat ia telah lahir, kau harus menjaga dan jadi temannya ya." Ucap Luna tersenyum kemudian mengelus Snowy.

"Miawww...."
Snowy mentapanya dan menyipitkan mata seolah memberinya senyum, respon Snowy membuat Luna gemas.

"Luna." Panggil Max tiba-tiba sambil berjalan ke arahnya.
Karena lampu ruangan yang redup dan matahari belum terbit, wajah khawatir Max menjadi tidak terlalu terlihat oleh Luna.
.
.
.

Saat Max sadar bahwa Luna tak disampingnya, ia menjadi sangat panik. Ia pikir Luna kabur karena kecewa padanya. Untungnya ia mendengar suara Snowy di ruang tengah dan menemukan Luna bersama Snowy sedang bermain di sofa.

"Max?" Ucap Luna kaget.

"Kenapa disini? Kenapa tidak  istirahat saja dikamar?" Tanya Max.

"Aku sudah tidak mengantuk lagi." Ucap Luna.

Max mengangguk paham. Ia kemudian juga ikut duduk di sofa tak jauh dari Luna

"Apakah kau tidak lapar? Aku akan pesankan makanan untukmu." Ucap Max.

"Aku belum lapar, Max. Kau saja yang pesan untuk dirimu sendiri. Kau pasti tidak makan malam setelah memijat kepalaku." Ucap Luna.

"Sekarang aku juga belum lapar." Ucap Max.

"Baiklah." Ucap Luna, setelah itu ia fokus kembali kepada Snowy.
.
.

Lama mereka terdiam. Luna memperhatikan Snowy yang berguling-guling di bawah kakinya. Sedangkan Max terdiam  tampak memikirkan sesuatu.

"Luna... Bagiamana menurutmu jika aku memberitahukan kabar kehamilanmu pada keluargaku besok malam. Apakah kau keberatan?" Ucap Max.

"Terserah saja, Max. Lagipula kita tidak bisa menyembunyikannya. Ibu juga akan kecewa jika kita lama memberitahunya." Ucap Luna.

Max mengangguk setuju.
"Baiklah. Aku akan atur semuanya. Besok aku juga akan mengantarmu ke dokter kandungan." Ucap Max.

Luna mengangguk setuju.

Setelah membicarakan itu, Max dan Luna membicarakan beberapa hal lain seperti mempertimbangkan Luna agar cuti dari pekerjaannya, mempekerjakan asisten rumah tangga yang akan langsung pulang setelah ia menyelesaikan pekerjaannya, menyewa beberapa penjaga yang akan menjaga rumah saat Max belum pulang, serta beberapa hal lain.

Max ingin memastikan Luna mendapat istirahat cukup dan fokus pada kehamilannya. Ia juga ingin menjaga keamanan Luna dimanapun Luna berada. Max tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia sangat mengkhawatirkan Luna karena tidak bisa menjaganya selama 24 jam penuh. Untuk itu ia harus memastikan semuanya aman dan terkendali. Ia sudah memikirkan ini sepanjang malam sebelum akhirnya ia juga ketiduran karena sangat lelah fisik dan mental karena mengetahui kabar kehamilan Luna terlebih hampir saja Luna membencinya. Untungnya semua kesalahpahaman telah terselesaikan, Max juga sangat lega karena Luna mau mengerti dan mengikuti saran-sarannya.
.
.
.
.
.

Marriage Contract With Mr. CEOWhere stories live. Discover now