34. Sakit

44.4K 2.7K 33
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

"Maxime..." Panggil Luna sambil menepuk bahu Maxime yang tidur bersandar di sofa.

"....."
Maxime diam dan tidak bergeming sama sekali.

"Hey, bangun." Ucap Luna lagi.

"......"

"Maxime?" Ucap Luna masih menepuk bahu Maxime.

"Maxime jangan tidur disi-... Oh!"
Tiba-tiba tubuh Maxime tumbang kesamping dan Luna langsung menahannya.

'Astaga! Tubuhnya sangat panas. Dia demam.' pikir Luna kaget.

Luna lalu pelan-pelan membaringkan Maxime di sofa. Ia mengambil kotak P3k dan mencari termometer untuk mengukur suhu tubuh Max.

'Ya ampun! Suhu tubuhmu tinggi seperti ini tapi kau tidak segera pulang ataupun ke dokter!?'
"Hhhhhh~ Dasar gila kerja."
Ucap Luna pelan.

Luna ke kamar mengambil bantal dan selimut untuk Maxime karena dengan kondisi kakinya yang baru saja dijahit ia tak mampu memapah Maxime untuk ke kamar. Sebenarnya Luna bisa saja membangunkan Maxime dengan paksa, namun ia tak tega karena melihat Maxime sangat pulas.

Luna pelan-pelan meletakan kepala Maxime di bantal dan menyelimutinya.

Saat ia menyelimutinya, Luna menyadari sesuatu, dasi Maxime tampak mengganggu untuk itu dengan hati-hati Luna melepaskannya dan membuka kancing paling atas kemeja Maxime dengan gugup.
"Permisi. Aku tak bermaksud apa-apa. Ini agar kau nyaman bernafas." Ucap Luna pelan.

Luna lalu ke dapur untuk mengambil kompresan. Saat ke dapur ia menyadari makanan masih utuh, itu artinya Maxime belum makan apapun sejak pulang kerja. Luna juga mengutuk dirinya sendiri. Entah kenapa saat menjelang malam ia malah tertidur dan baru bangun beberapa jam kemudian.
.
.
.

-Dua jam berlalu-

"Kenapa kau masih belum sadar bahkan setelah aku mengompresmu? Kau harus makan dan minum obat agar lekas sembuh." Ucap Luna khawatir kepada Max.

'Kalau dipikir-pikir baru kali ini aku melihat Max sakit. Saat aku sakit ia menjagaku dan banyak membantu agar kondisi ku membaik, saatnya aku membalas budi.' pikir Luna.

Luna dengan telaten mengganti kompresan Max setiap beberpa kali.

Luna pun memeriksa lagi suhu tubuh Max dan sudah turun walaupun sedikit.

"Max..." Panggil Luna.

"....." Max tidak merespon.

"Max.... Kau harus makan." Ucap Luna pelan sambil menepuk pipi Max.

"Ayo ba-..."

"Kau berisik." Ucap Max sambil menggenggam tangan Luna dengan matanya masih terpejam.

"Hhhh~ kau harus bangun dan makan." Ucap Luna sabar.

"....."
Max diam tak merespon, namun ia masih menggenggam tangan Luna.

"Maxime?" Panggil Luna lagi.

"Hm..." Jawab Max masih setengah sadar.

"Baiklah aku akan panaskan makanannya dulu." Ucap Luna.

"Hn." Jawab Max, namun ia makin mengeratkan genggamannya seolah tak ingin Luna beranjak.

"Kau bisa melepas tanganku terlebih dahulu agar aku bisa pergi ke dapur." Ucap Luna.

"....." Max mulai membuka mata dan melihat wanita yang dari tadi terus mengajaknya bicara.

Marriage Contract With Mr. CEOWhere stories live. Discover now