"Lo lagi?"

"Buta, matanya kemana?"

Charlize hanya menatap tajam dengan lengan yang siap membogem wanita yang sayangnya imut yang ada didepanya dengan pandangan menunduk takut.

"maaf kak gak sengaja" ujarnya dengan tubuh yang sudah bergetar.

"Lo anak kelas 11 kan? Ngapain ada dikantin kelas 12?" Tanya Michella kesal.

Caroline yang sudah sedari tadi berdiri kini melangkah mendekati Zoella, si sang pelaku penumpah Bakso.

Ringisan itu keluar dari bibir kecil Zoella ketika Caroline menarik rambut sang adik kelasnya yang slalu saja mengincar masalah pada Charlize.

"Lo sengaja yah? Mau lo apasih, caper?" Tanya Caroline dengan tangan yang mencengram erat rambut Zoella.

Semua yang melihat itu tak ada yang peduli, berani mencari masalah kepada mereka maka bersiaplah untuk menghadapi kehancuran.

Mereka pun juga jengah dengan gadis pencari perhatian yang sangat pantas untuk ditindas, jika tidak ingin dibenci maka berhentilah membuat semua orang muak.

Kathezo melirik kesemua inti bawahanya mengkode seolah berbicara Deep talk dan mereka langsung mengangguki.

"jangan lakukan apapun" seolah Carlize paham akan tatapan kelima lelaki gila itu dirinya menyentuh lengan kekar Kathezo lalu menggeleng.

"Berani ngusik berani mati" Ucap kathezo dengan penuh penekanan.

"tapi gak sekarang, jangan lakuin apapun" Ucap Carlize memohon tapi tak dapat membuat keputusan Kathezo berubah.

Kathezo hanya diam tak peduli "oke, kalo itu mau lo" ucap Charlize yang sudah merasa kesal.

Dirinya menarik cincin yang berada dijari manisnya dan melempar cincin itu kesembarang arah lalu pergi begitu saja.

Cincin yang begitu mahal bisa untuk membeli satu mansion mewah, dibuang asal oleh seorang Charlize.

Kathezo menggeram marah "Stop Caroline"suruh kathezo yang langsung dilepaskan oleh sang pemilik nama.

"KALIAN SEMUA! CARI CINCIN ITU ATAU SATU GEDUNG SEKOLAH INI GUE BAKAR!"
Ucapan lantang seorang Kathezo membuat semunya kelabakan mencari cincin yang harganya pastilah tidak murah.

◽⬛⬜◼⬜⬛◽

Sedangkan didalam bilik kamar mandi Charlize tak berhenti mengomel sambil membersihkan kemejanya.

"Ck kathezo bego, kalo dibiarin mati gitu aja gak bakal seru"

"lagian Zoella ada masalah apasih sama gue? Baru juga ketemu udah buat ulah"

"Gue bakal buat dia menderita dulu setelah itu, dia mengemis karena dunianya gue buat menjadi neraka" lantunan tak jelas dengan penuh ambisi itu terus dilontarkan.

Carlize tersentak ketika lengan kekar lelaki menyebalkan itu melingkar indah dipinggang rampingnya, belum lagi kepalanya yang menyusup diceruk lehernya.

"Kenapa ngak bilang, hmm?"

"Ck, apaansi minggir lo bukan siapa-siapa gue" Ujar Carlize sambil memberontak untuk dilepaskan.

"Gak, hubungan kita gak pernah berakhir sayang" bisik Kathezo begitu serak membuat sekujur tubuh Carlize merinding dibuatnya.

"Kita siksa sama-sama, oke?" Tanya Kathezo

"Gak perlu, gue bisa lakuin sendiri"

Kathezo pun mengangguk pasrah, dan melepas pelukan sepihak itu. Dilanjut dirinya membuka Hoodie hitamnya.

"Pake, Seorang Kathezo gak suka berbagi"ujarnya sambil menyodorkan Hoodienya.

Carlize yang menyadari maksud dari lelaki bajingan didepanya pun hanya bisa mengumpat didalam batinya.

"KELUAR DARI SINI!"

Kathezo tersenyum kecil tapi tak urung melangkah keluar dari toilet wanita, jangan tanyakan mengapa tak ada yang memasuki toilet wanita selain mereka berdua.

Karena seluruh murid sedang berjuang mencari satu cincin didalam satu rungan kantin yang tak bisa dibilang kecil untuk ribuan murid.

⬛◻◾⚪◾◻⬛

"Cincin oh cincin, yang lebih berharga dari pada tubuh gue, kemana lo ilang?" tanya Dhreen sambil berjongkok.

"Mana sih, masalahnya dia lebih berharga dari pada nyawa gue" Kini Eirox ikut menimpali

Bahkan para penjaga kantin pun ikut serta hingga pembersih taman sekolah pun ikut hadir tak urung para guru yang mengurut pelipisnya pusing.

"Kathezo, kau baru saja membuatku bangga kini malah membuat ulah" guman Mr. Veer.

"AYO ANAK-ANAK CARI CINCINYA SAMPAI KETEMU!" kini teriakan sang kepala sekolah juga ikut membisingkan satu kantin.

"KETEMU!" teriak seorang gadis dengan girang.

Segera semua orang mendekati sang pemilik suara, dengan cincin berwarna putih mengkilat itu.

Caroline langsung merampas kasar, lalu dirinya menghela nafas kesal dan melempar cincin itu kelantai.

"Ck, cincinya berat ada kristalnya dan juga ada nama Kathezo didalem cincinya" ucap Caroline yang mengundang sorakan lemas seisi kantin.

"Itumah harga cincin ratusan, punya Charlize bisa beli harga tubuh kalian semua!"

"Buruan cari ngak usah pada ngebacot!" ucap Zhallwes yang sudah jengah. Dirinya masih ingin Hidup.

Derapan langkah kedua remaja yang begitu mempesona itu memasuki area kantin. Dengan Charlize yang memakai Hoodie kebesaran milik tunanganya.

Charlize menatap tajam kesemua manusia yang ada didalam kantin, mampu membuat semua orang membatu tanpa bersuara.

Charlize berjalan kesalah satu meja pojok kantin diikuti oleh Kathezo "Angkat kaki lo" Suruh Charlize yang langsung membuat gadis berkuncit kuda itu bergetar ketakutan.

"Lama!" kesal Kathezo sambil mendorong gadis yang ada didepanya dengan kesal.

"Kathezo" Panggil Charlize yang langsung membuat kathezo bungkam dan menaruh dagunya dibahu Charlize.

"Sorry" jawab Kathezo dengan suara serak khasnya.

Semua mata membola ketika cincin itu ternyata terinjak salah satu murid dikantin ini, Charlize cenayang?

Gadis itu pun mengambil cincin yang ia injak dengan tubuh panas dingin sedanglan Charlize sudah mengadahkan tanganya menunggu cincin itu ditaruh ditanganya.

"Gak! Michella ambil, gue gak mau tangan Charlize kena kuman" tepisan tanga dari Kathezo membuat semua orang membatin.

Posesif!

"Itu udah kotor, dibuang aja. Kita beli lagi aja yah?" tawar Kathezo yang langsung mendapat cubitan dari Charlize.

"Sorry aja nih bos, mending buat gue tujuh turunan dari gue aman tanpa kemiskinan. Kalo tu cincin jadi milik gue" ucap Tryzoe yang tak habis fikir kekayaan dua keluarga ini.

"Biar gua yang bawa" ucap Michella lalu gerombolan sultan itu keluar dari area kantin meninggallan para manusia yang telah bernafas dengan lega.

Amore CrudeleTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon