17. Yang Sedang Patah Hati

19.7K 3.9K 1.7K
                                    

Halo bestie. Kalian buka part ini jam berapa?

Bacanya di mana?

Sayang Oliver jamet nggak?

Happy Reading

***
Dapat foto Abang di pin🤗

Anna selalu menyukai Minggu, kecuali hari Minggu kali ini karena Oliver ikut menemani Hiro di halaman belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anna selalu menyukai Minggu, kecuali hari Minggu kali ini karena Oliver ikut menemani Hiro di halaman belakang. Padahal biasanya, pemuda itu baru bangun jam dua belas siang. Entah apa yang merasukinya kali ini hingga jam delapan pagi sudah memasang wajah sangar seolah-olah siap menerkam Anna jika melakukan kesalahan.

Jangankan berbicara, pelayan itu bernapas saja sudah salah di mata Oliver.

"Bagaimana menurut kamu, Oliver? Gambarnya bagus atau tidak?" tanya Hiro sambil menunjukkan gambar buatan Anna kepada Oliver. Ia juga memberikan bolpoin kepada saudaranya. "Coba beri nilai di bagian bawah."

Tanpa sepatah kata, Oliver langsung memberi nol besar hingga memenuhi kertas itu. Hiro membelalakkan mata kaget, sebab menurutnya, gambar Anna pantas mendapat nilai yang lebih baik. Sedangkan pelayanan itu memainkan jemarinya berulang kali. Takut bila Oliver betulan akan memarahinya kali ini.

"Kenapa nol, Oliver? Gambar Anna sangat bagus. Harusnya mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada itu!"

"Nggak! Menurut gue gambarnya jelek." Oliver mengembalikan buku tersebut kepada pemiliknya. Hiro mengerutkan bibir sementara Anna masih duduk di atas rumput, menunduk, tidak siap bersitatap dengan anak majikannya yang paling galak di rumah ini.

"Daripada kamu, tidak bisa menggambar sama sekali." Hiro membeberkan fakta.

"Oh, lo ngeremehin gue?!" Suara Oliver meninggi, ia membuka mata lebih lebar dibanding tadi sembari merebut kembali buku gambar yang sempat diserahkan kepada saudaranya. "Liat aja, gambar gue lebih bagus daripada tuh Tante."

"Kamu kenapa, Oliver? Ada apa dengan kamu? Kamu cemburu karena Anna sudah menjadi teman saya?" tanya Hiro dengan kening berkerut, saat itu juga Oliver mengangkat salah satu sudut bibirnya.

Ia menunjuk diri sendiri. "Gue? Cemburu?" Lalu tertawa remeh. "Mustahil."

"Ngaku aja, Tuan. Jangan malu-ma--hehehe maafkan saya, Tuan Oliver." Anna langsung menutup mulut dan menatap rumput kembali saat tatapan sinis Oliver tertuju padanya. Ia memang tidak punya celah untuk berbicara dengan Hiro hari ini.

"Maklum saja, Anna, Oliver sedang sakit hati karena seorang gadis. Karena itu sikapnya ketus dengan kamu." Anak itu terkikik geli kala Oliver menggerakkan mulut mengikuti kalimat yang dia ucapkan. Kentara sekali jika saudaranya sedang kesal.

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Where stories live. Discover now