4. Bintang Kecil

35.9K 5.9K 1.9K
                                    

(Berapa orang yang nunggu Hiro update?)

(Berapa orang yang nunggu Hiro update?)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kamu pasti sangat kelelahan."

Elios yang sedang mencuci jejak darah di tangannya menoleh ke arah Lacey sambil menarik kedua sudut bibir pelan. Bulir keringat berkilat jelas di dahinya ketika dia mengelap tangannya dengan handuk kecil. Pria itu menghela, setelah empat jam lebih menghabiskan waktu di ruang operasi, akhirnya dia bisa bernapas leluasa di ruangan pribadinya.

"Apa operasinya berhasil?" tanya Lacey lagi. Kala itu Elios tengah mengenakan jas putih yang sebelumnya ia sangkutkan di sandaran kursi.

"Tidak, pasiennya sudah meninggal lima belas menit yang lalu," jawab Elios sangat santai lalu duduk di kursinya. Wajahnya tidak menyiratkan rasa iba sama sekali. Sungguh, ia tidak benar-benar peduli pada kondisi pasien manapun, baik Elios atau Lacey, keduanya sama saja. Meski mereka termasuk Dokter yang dihormati, Elios dan Lacey tidak benar-benar mengabdi, keduanya ke rumah sakit sebagai formalitas saja agar media tidak mempertanyakan di mana mereka bekerja. "Tapi tetap saja, aku sudah berusaha keras agar wanita itu selamat."

"Iya-iya, aku tahu." Lacey menjawab jengah dan duduk dengan kaki menyilang sembari menatap suaminya. Fokus Elios yang baru saja hendak menyalakan ponsel langsung saja tertuju kepada wanita itu.

"Kenapa?" tanya Elios karena tatapan Lacey terlihat aneh. Ia berdecak sebal. "Aku tidak melakukan kesalahan apa pun, Lacey, jangan menatapku seperti itu."

"Kamu memarahi Hiro tadi pagi." Suara Lacey terdengar sangat datar, namun pandangannya sedikit melebar seakan Elios baru saja melakukan kesalahan besar.

"Ini semua salah kamu terlalu memanjakan dia, kamu tahu, Hiro ingin sekolah, Lacey! Dia juga sudah berani mempertanyakan kenapa dia tidak boleh sekolah!" Dada Elios naik turun, ia menyandarkan kepala ke sandaran kursi seraya memejamkan mata menahan emosi. Yang dilakukan Hiro tadi pagi benar-benar membuatnya ingin menghancurkan anak itu dengan segera.

"Aku harap kamu tidak lupa jika minggu depan kita akan menggunakan Hiro lagi. Dia tidak akan mau mencoba obat itu jika kamu membuatnya marah."

Pria itu menghela napas gusar. "Aku akan memaksanya."

"Jangan memilih cara sulit, Elios. Bersikap baik kepada Hiro, ambil hatinya lagi dan dia akan memberikan banyak keuntungan untuk kita."

"Hiro tidak akan pernah marah kepadaku."

Lacey tersenyum sinis. "Aku tidak yakin."

***

Di antara teman-temannya yang lain, Oliver bisa dibilang yang paling jarang keluar rumah sebab sepulang sekolah, ia langsung menghampiri Hiro di mana pun saudaranya itu berada. Dan hari ini, Oliver dibuat membeku di depan pintu kamar begitu melihat Hiro tertidur di lantai  sambil memeluk boneka kelinci pemberian Mama. Di sebelahnya ada jejak pembakaran yang telah menghitam beserta ujung dasi yang tidak habis dimakan api. Dalam sekali lihat, Oliver bisa menebak jika itu adalah seragamnya yang dileburkan oleh Mama atau pun Papa.

Belenggu Hiro |Haruto| (TERBIT)Where stories live. Discover now