Sepuluh

403 226 9
                                    

Nessa baru saja keluar dari ruang Kepala sekolah bersama Max. Mereka tampak serasi bagai sepasang kekasih. Apalagi sebenarnya penampilan Max tidak seperti kebanyakan pengawal lainnya semakin menguatkan chemistry keduanya. Pria itu menyampirkan jas berwarna abu tua dilengannya memperlihatkan kameja putih yang digulung hingga siku, beberapa kancing dibiarkan terbuka.

Ia nampak seperti pria dewasa dengan tubuh tegapnya khas ala ala CEO muda yang berada dinovel novel. Belum lagi disempurnakan oleh wajah tampan rupawan incaran para perempuan, terlihat cocok mengimbangi visual perfectnya Nessa, tapi kenyataannya menyadarkan bahwa mereka hanyalah sebatas Nona muda dan Pengawalnya saja.

Terlihat Nessa dan Max melewati satu persatu lorong menuju kantin. Saat ini keduanya memutuskan untuk bersantai sampai suara bel sekolah pertanda memasuki pelajaran pertama menggema.

Nessa bangkit dari duduknya diikuti pengawal tampannya dan pergi keluar dari area kantin. Terlihat disana ROSE, sang wanita tua paruh baya berkisar umur 58 tahunan yang kini menjabat sebagai Kepala sekolah telah menunggunya. Ketiganya berjalan bersama ke salah satu kelas yang akan menjadi tempat tujuannya.

Hingga dimana pintu kelas yang akan Nessa tempati terbuka. Suara gaduh didalam kelas tersebut yang tadi sempat terdengar kini seolah lenyap begitu saja.

Suasana menjadi hening ketika Rose berjalan lebih dulu kedalam ruangan. Wanita tua itu mengucapkan beberapa patah kata yang langsung dipatuhi mereka. Sebelum mempersilahkan perempuan yang masih berada diambang pintu tanpa basa basi melenggang ikut melangkah.

Serentak semua pasang mata menatap perempuan dengan mata tajam baru saja masuk memasang wajah juteknya. Perempuan tersebut hanya menatap mereka tanpa minat dengan dagu yang terangkat. Mereka tentu tau berita terbaru yang ramai diperbincangkan bahwa akan ada anak baru seorang model pindahan dari Xavier, tapi mereka tak menyangka bahwa murid baru tersebut akan menjadi teman sekelas mereka, tentu saja itu membuat mereka memekik heboh kembali.

"Diliat dari deket bening banget ternyata bos."

"Kiww cewe."

"Buset woee matanya tajem, jago banget buat jantung orang berdebar."

"OMG dia masuk ke kelas kita woy!"

"Wohoo ga sia sia gue pindah kelas kemaren."

"Anjir anjir! Gue bakal jadi temen sekelas dia demi apa? Yes ada bahan pamer ke kelas lain."

"Neng sini duduk sama aa."

"Aaaa boleh nih minta salah satu temen cowonya yang good looking, good rekening, asal ga kek temen gue yang good bye aja!"

"Percuma cantik seksoy kalo bukan jodoh saya."

"Realistis aja lah bro, cewe kek dia mana mungkin ga punya cowo."

"Sumpah beb oemji tampar pipi gue, mimpi apa ngga inihhh?"

"Widihhh coy ternyata bener yang anak anak bilang, sial! body nya kek gitar spanyol."

Oke no bad. Hari pertama kesannya tak begitu buruk melihat siswa siswi disana tampak begitu semangat antusias menyambut kedatangan Nessa dengan baik. Bagi yang laki laki asik bersiul menggoda, dan untuk yang perempuan sibuk cari muka. Membuat Nessa berdecih.

VANESSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang