Tujuh

425 244 24
                                    

Jayden menyeruput gelas kopi miliknya yang berada diatas meja, tangannya mengambil sebatang rokok dan membakarnya. Lelaki itu menyesapnya sembari membuang pandangan.

Dan entah kenapa saat itu juga pandangan Jayden berhenti justru terjatuh pada sosok Nessa. Lelaki itu terdiam lama sambil menatap perempuan tersebut seolah tengah berperang dengan pikirannya.

Ya Nessa, perempuan itu telah berubah, dia telah banyak berubah, perempuan yang dahulu sangat pecicilan dan sering menebar senyum ramahnya kepada setiap orang kini menjadi orang yang paling arogan, dicap memiliki temperamen buruk, gemar ikut membuat kekacauan, perempuan itu selalu berdiri digarda depan menciptakan masalah, perilakunya aga kasar suka seenaknya, Jayden bahkan berfikir seperti menemukan kembali sosok temannya RIVALDO dalam versi perempuan.

Ia masih tidak percaya dengan perubahan drastis perempuan itu, tanpa sadar Jayden terus memperhatikan setiap jengkal wajah bak dewi yang berada dihadapannya saat ini. Benar, perempuan itu memang cantik dari dulu Jayden mengakuinya, tidak salah banyak laki laki yang mengejarnya, bahkan hingga sekarang cantiknya itu tidak pernah pudar malah semakin terpancar.

Nessa sadar diperhatikan balik menatap Jayden, sebelah alis terangkat, Seolah bertanya Kenapa?

Jayden yang ditatap jadi salah tingkah entah kenapa. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya menyesap kembali rokok yang terselip ditangannya. Ia menunduk menjawab dengan gelengan pelan sebelum memalingkan wajah menghindari tatapan Nessa.

Ting!

Sebuah notifikasi dari ponsel berhasil mengalihkan perhatian lelaki itu yang kini terlihat tengah meliriknya sekilas sambil mematikan rokoknya, beralih meminum kopinya dengan tenang, hingga ketenangan itu lenyap saat netranya tak sengaja melirik jam ditangannya, lalu kemudian matanya kembali menatap pada ponsel digenggamannya dengan gusar.

"Duh Man keknya urang ga bisa lama." Ujar Jayden bangkit berdiri sembari mengambil sebuah kameja hitam miliknya yang berada diatas meja beserta kunci motor yang tergeletak.
(Duh bro kayanya gue ga bisa lama.)

"Ngentot lo! gue baru dateng maen pergi aje." Sahut Dito menoleh menatapnya setelah menjauhkan botol minuman alkohol yang ditegaknya.

Raka berceletuk.
"Closingan dulu lah kita, noh ada cewe nganggur di kamar si Melvin."

Jayden terkekeh menggeleng seraya menyempatkan meminum sekali lagi kopinya. Dan tangan yang satunya dipakai untuk membawa menenteng helm crossnya. Sebelum lanjut berpamitan melakukan high five terlebih dahulu dengan teman temannya. Ia sedikit menunduk kembali setelahnya dan memperhatikan ponselnya.

"Tiatii." Pesan David yang tengah memegang sebuah pipet ditangannya memandang beberapa saat kepada sepupunya. Dan Jayden mengangkat pandangannya lalu mengangguk singkat kepada lelaki itu.

David bergabung kembali dengan Benny, Revan, serta Jeremy. Tangannya mengambil sebungkus, lelaki itu mengendus bubuk putih tersebut penuh nikmat kemudian melirik beberapa ank ank Xavier yang sudah asik menyesap sesuatu memabukkan itu. Sedangkan Kenneth dia satu satunya orang lah yang mengambil bagian dengan cara menyuntikkannya. Ya you know dong? Ga perlu gue jelasin mereka lagi pada ngapain.

"Jay maneh kalo mo balik ngambil jalan lain aja, soalnya jalan bs lagi dipake anak anak bocah esempe pada tawuran." Beritahu Alex menatap sekilas pada Jayden sambil mendongakkan kepalanya menghembuskan asap vape ke langit langit ruangan.

VANESSAWhere stories live. Discover now