Empat

513 264 44
                                    

Nessa kini tengah mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan membelokan setirnya dengan tak sabaran. Ekspresi perempuan itu tidak terbaca.

Perempuan itu memasukkan mobilnya ke area mansion dan keluar begitu saja tanpa mematikan mesin mobilnya tersebut. Nessa terlihat berjalan memasuki rumahnya.

Bruk

Tanpa sengaja ada salah satu maid yang terburu buru berjalan dengan tergesa mungkin akan menghampiri meja makan, niat hati akan menyiapkan makan siang menyusul teman temannya yang lain karena tadi dia sempat meninggalkan pekerjaan untuk ijin mengangkat telepon karena ada sebuah panggilan yang memberitahu bahwa ibunya sedang sakit.

Maid tersebut jatuh, tapi tidak dengan Nessa yang tak sengaja ditabraknya itu. Nessa hanya memandang maid tersebut tanpa arti. Sang maid langsung meminta maaf dan sedikit mendongak sebelum menunduk takut saat tau siapa dihadapannya, wanita yang menjadi maid tersebut hanya mampu membungkuk meminta maaf berulang kali dengan wajah pucat pasi.

Nessa menarik kasar maid tersebut untuk bangkit, tangan perempuan itu terangkat untuk menjambak keras rambut maidnya itu. Padahal sungguh maid tersebut sama sekali tidak sengaja.

Maid tersebut mendongak sambil meringis kesakitan akibat jambakan kuat dirambutnya, dengan badan bergetar matanya menatap Nessa takut.

"No..na saya benar benar tidak sengaja nonaa.., s-saya minta maaf nona, saya salah, saya bersedia dihukum." Ucap maid tersebut pasrah memejamkan matanya.

Nessa tak peduli. Dia malah mendorongnya dengan kasar tanpa aba aba melanjutkan kembali langkahnya.

Lalu beberapa saat setelah perempuan itu mendapatkan apa yang dicarinya. Nessa lantas segera pergi membawa salah satu polaroid ditangan dan berjalan keluar dari kamarnya, matanya fokus menatap lurus tanpa menoleh kemanapun. Hingga ia keluar begitu saja dari rumahnya dan langsung kembali memasuki mobilnya melajukannya dengan kecepatan tinggi. Tanpa peduli orang orang mengumpatinya disepanjang jalan karena dia menjalankan mobilnya dengan ugal ugalan.

Tak terasa hari begitu cepat berlalu setelah pemotretan kemarin. Libur memang telah usai, membuat para siswa siswi dengan ogah ogahan kembali melakukan aktivitas rutin bangun pagi untuk kegiatan sekolahnya. Ya kegiatan sekolah kembali seperti biasa, namun yang membedakan adalah, kini bagi angkatan Nessa. Mereka saat ini tepat sudah menginjak sebagai anak kelas 3 SMA dan sudah waktunya untuk berhenti bermain main. Tapi tetap saja selalu ada kegiatan ingin melakukan sesuatu yang diluar nalar.

Rasanya masa masa sekolah tanpa kenakalan remaja tidak asik jika tidak disertai beberapa masalah yang timbul dan mengakibatkan harus berurusan dengan guru bimbingan konseling yang rata rata wajahnya selalu sangar, namun disaat bersamaan juga ada raut wajah pasrah kentara jelas setiap mengahadapi kelakuan kelakuan beragam mereka. Loh? Padahal kami hanya membantu para guru untuk melakukan tugasnya lalu salahnya dimana? karena memang itu pekerjaannya kan? Tugas mereka selain harus memberikan ilmu, guru juga harus mendidik anak didiknya. Bukan? Kami hanya membantu agar mereka para guru tidak memakan gaji buta saja. Lalu apakah salah?

Nessa juga seharusnya kini dia tengah melakukan kegiatan sekolahnya, namun tidak bagi perempuan itu yang sekarang tengah berada dikamar apartemennya menyandarkan tubuhnya dengan fokusnya teralihkan pada sebuah foto polaroid yang tadi dibawanya. Dimana disana terdapat dirinya dengan kekasihnya, sesaat terdiam sambil memikirkan ucapannya tadi dengan seseorang yang membuatnya kalang kabut sepanjang jalan menuju kesini.

VANESSAWhere stories live. Discover now