Enam

436 243 22
                                    

Sang Kepala Polisi tersebut menghela nafasnya pasrah begitu dia masuk matanya menemukan seorang lelaki tampan tengah duduk melipat tangannya didada terlihat acuh tak acuh dengan wajah tanpa ekspresinya itu yang kini juga sedang menatapnya.

"Ah remaja nakal ini lagi," Gumam Bayu menggelengkan kepala.

Kenneth melambaikan tangannya santai. Sebelum memberi gerakan hormat secara singkat namun tersirat seolah mengejek disana.

"Tidak bosan kah bertemu denganku terus? Jujur aku sangat malas melihat itu itu saja dari daftar orang yang bermasalah, ayolah bantu aku tolong buat tugasku menjadi lebih mudah. Berhenti membuat ulah, katakan apa yang membuatmu jera?" Balas Bayu setelah tau yang digiring oleh rekannya tadi untuk ditangkap ternyata adalah seorang Kenneth.

"Kmu seharusnya mengatur waktu bertemu banyak gadis saat ini, mengencani mereka satu persatu. Bukan malah sibuk mencari masalah." Celetuk Bayu yang tak ditanggapi oleh lelaki didepannya.

"Dulu aku waktu seumuranmu sibuk bergonta ganti pasangan dalam sehari sudah banyak yang dibuat patah hati. Apa kmu sama sekali tidak tertarik menggunakan waktumu untuk melakukan pertemuan dengan para gadis itu?" Ujar Bayu memijat pelipisnya.

"Ngomong ngomong soal gadis, aku jadi teringat punya seorang putri yang tingkah lakunya sama sepertimu, dia gadis nakal, aku rasa kalian cocok. sama sama menyebalkan." Bayu masih sibuk berceloteh.

"Aku orangnya setia tidak sepertimu. Maaf saja pak tua lagi pula aku telah menyukai seseorang." Balas Kenneth.

"Bocah ini! apa kmu barusannn baru saja menyimpulkanku brengsek?" Balas Bayu mendelik.

"Kmu plimplan sekali pak tua, tadi kmu memanggil ku remaja, sekarang bocah, kmu itu memang pria yang serakah ternyata." Datar Kenneth.

"Sial, km-!" Sebal Bayu.

"Huh baiklah kembali pada topik. Kmu membuat ulah apa lagi Ken?" Tanya Bayu meminta sebuah penjelasan yang sebenarnya sudah diketahui namun tetap ingin bertanya untuk formalitas. Kejadian ini bukanlah yang pertama, bukan juga sesuatu hal yang baru, ini sudah sangat sering terjadi tidak perlu kaget lagi, bahkan beberapa rekan rekan polisi sampai hafal dengan nama lelaki tersebut.

Kenneth mengangkat bahunya lalu memalingkan wajah enggan menjawab.

"Orang tuamu sedang menuju perjalanan kesini." Beritahu Bayu kembali bersuara sambil menatap ponselnya lantas melirik jam ditangannya sesudah mengabari orang tua dari remaja laki laki didepannya ini.

Beberapa saat yang ditunggu tiba tiba pintu ruangan terbuka dengan keras. Seorang Pria paruh baya masuk begitu saja dengan tak sabaran. Matanya yang dingin menatap tajam menyorot seisi ruangan seperti sebuah laser.

"Kali ini ulah apalagi yang telah dia buat?" Tanya Richard Pria paruh baya yang baru datang tanpa basa basi langsung mendudukkan dirinya. Wajah tegasnya terlihat tenang, tanpa tau sebenarnya dia sedang mati matian mencoba untuk menahan dirinya agar tidak meledakkan amarah disini.

"Putra anda terlibat ikut tawuran antar geng sekolahnya, entah motifnya apa, saat ini beberapa yang kami tahan belum kami selidiki tuan." Terang Bayu Sang kepala polisi dengan lugas.

"Bagaimana Altario sudah puas dengan kekacauan yang kmu buat hari ini? Mari kita pulang." Ujar Richard menoleh menatap datar pada sang putra sebelum bangkit dan berjalan tak ingin berlama lama dari duduknya.

VANESSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang