Sambil menggosok-gosok telapak tangannya, gugup. Aming berjalan ke depan tepatnya di samping Deluna yang kebetulan baru memasuki ruang kelas. Sesekali berdehem sambil membasahi bibir, Aming bersiap. Yuda sialan!

"Na,"

"Iya?"

Melihat itu, teman-temannya yang menyaksikan tampak berusaha menahan tawa mereka. Sumpah!raut wajah Aming aneh banget, kaku iya, kayak lagi nahan berak iya, pokoknya yang iya-iya aja.

"Gini Na, gua ada pertanyaan buat lu,"

Deluna bingung sekaligus penasaran, "oke.."

"K-kalo bahasa indonesianya i'm apa?"

Makin bingung, tapi Deluna tetep jawab. "aku?"

Aming ngangguk, "kalo b-bahasa inggrisnya berkata?"

"Say?"

Lagi-lagi Aming ngangguk, tapi kali ini dia menjadi lebih semangat!

"Kalo satu, dua, tiga, disebut?"

"A-ngka?" jawab Deluna ragu.

"BENER NA BENER! Satu lagi ya, kalo Manchester United disingkat jadi apa?"

Tiba-tiba tawa membahana terdengar juga, pelakunya tak lain adalah Yuyu, Deka dan juga Jihan yang daritadi mencoba menjawab setiap pertanyaan yang Aming lontarkan.

"GELI KAMPRET GELI! GAUSAH DI JAWAB NA, SAWAN LU YANG ADA."

Aming melotot ke arah Yuyu. Sorot matanya seakan mengatakan, jangan ganggu!

"Disingkat jadi apa Cel?"

"Mmm ...MU?

Aming senyum sambil anggukin kepalanya. "coba sekarang lu satuin semuanya,"

Deluna spontan menggeleng keras. "GAK MAU!"

Detik itu juga pecahlah tawa penghuni ips yang sedaritadi mati-matian ditahan. Bahkan, Jamal yang keliatan lagi tidur aja diam-diam menguping dan sekarang ikut menertawai kelakuan Aming.

Sial! Harga diri Aming perlahan diinjak-injak Deluna, gadis boncel itu.

"Kok gak mau, Na?"

"Ya gak mau aja. Coba lu duluan yang satuin setiap pertanyaan lu itu," tantang Deluna yang mendapat sorak dukungan dari teman-temannya, bermaksud menggoda Aming.

Kembali gugup, mau gak mau Aming nurut aja. Ini kayak senjata makan Aming. Akar masalahnya ada pada Yuda, awas aja!

"I'm kan a-aku, berkata bahasa inggrisnya kan ...mmm say, satu, dua, tiga disebut angka, kalo singkatan d-dari manchester united ya MU,"

Alis Deluna terangkat ke atas, "jadi..."

"Aku sayang kamu." ucap Aming dengan nada serius.

deg

Sorot itu, sorot yang tidak pernah Deluna lihat sebelumnya. Gadis itu heran, kenapa tiba-tiba jantungnya berdebar. sialan!

tiba-tiba...

"CIEEEEEEEEEE," ucap semua penghuni yang berada di kelas itu, kecuali Lapan. Ingat! Lapan masih alergi dengan kata terkutuk itu

"Bener Na. Selama ini, kagak! lebih tepatnya pas masih kita duduk di pangkuan emak- maksud gua, duduk dibangku sekolah menengah pertama, perasaan gua udah tumbuh buat lu Na."

"Tapi itu cinta monyet Ming, mungkin pada saat itu lu-" sangkal Deluna yang dipotong Aming.

"Sembarangan lu ngatain gua monyet, itu namanya cinta Aming Na, Arkana Minggu. Terus sialnya, lu tau? sampe detik dimana gua berdiri sekarang ini, perasaan gua buat lu kagak ilang-ilang. Gua masih suka sama lu,"

Melihat itu, Yuyu menutup wajahnya. Yuyu menutup wajah antara geli sekaligus baper, bisa-bisanya orang slengean kayak Aming bisa mengubah atmosfer yang tercipta di kelas ips ini.

"Na dijawab dong! diem-diem bae lu, ngerasa cakep banget lu ye." gemas Jihan.

Deluna berdehem. "sebelumnya makasih banget Ming, gua gak tau kalo pertemanan yang selama ini kita jalin, justru menumbuhkan perasaan dihati lu. Tapi gua payah banget karna sampe detik ini belum ada yang bisa gantiin posisi cowok yang gua kagumi sedari kelas sepuluh,"

"HAH?" kaget mereka serempak.

Yuyu berdiri dari kursi yang didudukinya sedaritadi, "yang lu ceritain itu Na? jadi dia bukan Aming? lu bilang kan orangnya ada di kelas ini juga,"

"Kelas ini?" tanya Yuda, gak mau geer tapi ...apa orang itu adalah dia?

"Yuda orangnya Na?" tanya Juki penasaran.

Deluna menggeleng kerasa. "bukan Juk,"

"Lah terus?"

"Lu!"

Semuanya tersentak kaget.

"HAH, JUKI?!"

Suara pekikan terdengar di ambang pintu, yang mana Listi sama Mawar udah daritadi menyimak pembicaraan mereka. Bahkan Erwin yang anteung sama bukunya aja tampak mengangkat kepala dengan menyorot bingung.

Mendengar pengakuan itu, mulut Aming spontan menganga berikut hatinya juga ikutan menganga. Apa-apaan ini! kenapa terjadi plot twist disini.

Juki kicep sementara Yuda melongo, pantesan Deluna menolak ajakannya menjalin hubungan Ternyata, Juki orangnya.

Flashback off

"BANGSAT APAAN BANGET," lantang Bams sambil ngakak.

Posisi Aming makin tersudut juga harga dirinya yang telah hilang. Sungguh malang nasib pemuda hitam manis itu.

Dengan masih ngakak, Bams memberi semangat kepada Aming. "Ming, inget apa kata Yuda. Lu harus tetap putus asa, semangatnya ...apa Yud?"

"DIBUANG AJA!" jawab Deka, Juki, Lapan, dan Yuda dengan kompak dan lantang.

Pecah lagi tawa mereka, sebetulnya dibalik tawa mereka ada pikiran Juki yang berkecamuk. Dia masih bingung, kok bisa Deluna menyukainya.

"BRISIK!" emosi Aming.

●●●

setelah sekian lama, akhirnya aku bisa update lagi sekumpulan manusia gajelas like DPI ini, huhu. kangen banget :)

yang masih setia dengan cerita ini, sehat-sehat ya!

Dari pintu IPS || 97LWhere stories live. Discover now