32. Selamat tinggal

41 6 1
                                    

Moza merangkul pinggang Kiara posesif seakan ia tak membiarkan seorang pun menyentuh wanita miliknya itu.

"Sampai jumpa makan siang nanti ya," Moza mengecup kening Kiara.

Kiara tersipu, terlihat dari kejauhan Novi sedang menggoda temannya itu. "Bisa-bisanya mesra-mesraan depan karyawan." Sindirnya.

"Apaan sih, emang masalah ya? Itu kan suami gue." Ucap Kiara diakhiri tawa.

Moza di ruang kerjanya tengah sibuk mengurus beberapa surat. "Pak, ada client yang ingin bertemu."

"Baik, saya ke sana sekarang."

Ia merapikan jasnya melirik arloji ditangannya lalu keluar dari ruangan. Melihat suaminya, Kiara langsung menghampirinya. "Za, kamu mau kemana?"

"Ada client yang harus aku temui sayang," Moza mengelus kepala Kiara.

"Apa aku boleh ikut?" Tanyanya.

"Hanya sebentar, kalo kamu ikut siapa yang ngatur kantor nanti?" Kiara memanyunkan bibirnya.

"Tapi aku mau ikut." Lirihnya.

Moza tersenyum. "Aku pergi sebentar kok, gak lama habis itu aku pasti balik. Kamu mau aku beliin apa?"

Kiara menggeleng. "Aku mah ikut, Za."

"Istriku ini sangat manja yaa..."

Kringg...

"Clientku sudah menelpon, aku berangkat sekarang ya."

Cup!

Moza mengecup sekilas kening Kiara. "Hati-hati dan cepatlah kembali."

Lelaki itu hanya mengangguk, Kiara menatap kepergian Moza bersama dengan salah seorang karyawan.

*****

Tin!!!!

Mobil yang ditumpangi Moza tiba-tiba berhenti mendadak. "Ada apa?"

"Jalan didepan sedang macet pak, banyak kerumunan orang."

Moza membuka kaca mobilnya dan melihat keadaan sekitar benar, banyak orang berkerumun disana. "Pak, bisa bantu kami antar dia ke rumah sakit?" Seorang lelaki berpakaian lusuh mendekati Moza.

"Maaf, memangnya ini ada apa?" Moza kebingungan.

"Seorang lelaki terbaring bersimbah darah."

Ceklek...

"Kita bantu!" Perintah Moza.

Ia bersama sopirnya keluar menuju kerumunan. "Permisi, biar saya bawa ke rumah sa--"

"Rizky!" Moza langsung bersimpuh disebelah lelaki itu. Ia berusaha membangunkannya.

"Rizky! Bangun!" Kepala Rizky yang bersimbah darah terpangku di paha Moza.

"Kiara..." Suara lirih Rizky terdengar.

"Cepat bantu bawa ke mobil saya!" Beberapa orang lelaki membantu membopong tubuh Rizky.

"Bertahanlah, kita akan ke rumah sakit sekarang." Moza menyandarkan kepala Rizky di dadanya.

"Tidak..." Ucap Rizky yang masih terpejam.

"A....a...ku ti....dak kuat..."

"Kau harus bertahan, aku akan membawamu kerumah sakit."

Rizky nampak tersenyum sembari menahan sakit. "Aku tau ka...u, mencintai kia...ra" ia menghela nafas.

"A...aku pun de...mikian, aku in...ingin men...nitipkan pesan padanya."

Moza terlihat khawatir. "Sudahlah, apa yang kau katakan? Dokter akan segera menanganimu."

PUKIS MOZARELLA [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin