20. Menyesal?

84 26 0
                                    

"Moza?"

Kiara melihat langsung Moza berada di hadapannya bersama Natasha.

"Hay, Kiara!" Sapa Natasha. Kiara melirik tangan Natasha yang bergelayut di lengan Moza.

"Hay, Natasha." Sapa Kiara balik. Walaupun merasa sedikit tidak terima, namun Kiara berusaha bersikap sewajarnya.

"Serasi." Imbuh Kiara.

"Kita harus bertemu para tamu." Ucap Moza seraya menyeret Natasha.

Kiara merasakan sakit dihatinya seketika air matanya jatuh menetes. "Ini." Seseorang memberikannya selembar tisu.

Ia mendongak di hadapannya sudah ada pria tampan dan berbadan tinggi tegap. Alis tebal, kumis tipis dan hidung mancungnya membuat siapa saja yang melihatnya terpaku. Begitu juga yang di alami Kiara saat ini.

"Gak usah ngeliatin kaya gitu banget." Ucap pria itu.

"Ini ambil, pakai usap air mata kamu."

Kiara mengambil lembaran tisu tersebut dan mengusap air matanya. "Kamu ada masalah apa?"

"Tidak ada, hanya ingin menangis. Oh ya, makasih tisunya." Kata Kiara yang beranjak pergi.

"Tunggu!" Pria itu sedikit berteriak, di dalam keramaian seperti ini teriakannya tidak terdengar begitu keras.

"Iya?" Kiara menoleh.

"Kita belum kenalan. Kenalkan namaku Satya Sutedja, pemilik perusahaan Sutedja Property." Lelaki bernama Satya itu tersenyum.

Kiara ragu untuk berkenalan dengan bos besar itu. Namun dengan cepat, Satya menjabat tangan Kiara. "Kalau kamu?"

"Kiara, Putri Kiara Iswari."

"Kiara? Nama yang bagus. Oh ya, Kamu kerja dimana?" Tanya Satya.

"Saya sekretaris Aldara's Property." Seketika raut wajah Satya berubah.

"Moza?" Kiara mengangguk mengiyakan.

"Aku tidak tau jika Moza memiliki sekretaris secantik dirimu."

Satya merangkul Kiara. "Ayo kita nikmati hidangan bersama." Ajak Satya.

Kiara sedikit menghindar dan menjauhkan tangan Satya dari pundaknya. "Maaf." Ucap Satya.

Mereka duduk berhadapan di sebuah kursi bar berukuran besar. Satya bercerita mengenai dirinya dan perusahaan yang sedang ia jalani saat ini.

Di tempat yang sama, Moza melihat istrinya itu sedang tertawa bersama pria lain. Namun, sayangnya sang pria tak menampakkan wajahnya sehingga Moza tidak mengenalnya.

"Pak Moza, bagaimana berita yang beredar?" Segerombolan wartawan tiba-tiba mengerumuni Moza dan Natasha.

"Apakah benar anda sedang menjalin hubungan asmara dengan Natasha?"

"Benarkah berita yang beredar kalau anda sudah bertunangan pak?"

Moza tersenyum. "Berita belum sepenuhnya benar, saya akan klarifikasi di sini."

"Saya sudah melangsungkan pernikahan satu bulan yang lalu." Ucap Moza. Terlihat para wartawan sangat bersemangat.

"Apakah istri anda yang sekarang adalah seorang yang sudah lama dekat dengan anda?"

"Dimana anda mengadakan pernikahan?"

"Satu-satu saya akan jawab. Sabar ya," ucap Moza.

"Saya melangsungkan pernikahan di Bandung, hanya di saksikan oleh pihak keluarga saja."

PUKIS MOZARELLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang