30. Jatuh cinta?

74 16 7
                                    

KIARA POV

Belakangan ini Moza sangat posesif, entah mengapa setiap aku berbincang bersama teman lelaki satu kantor ia selalu melarangku.

"Siapa?" Tanyanya saat aku memasukkan kembali ponselku.

"Temen aku."

Ia menatap curiga. "Cowok?"

"Novi, itu Novi!" Jujur aku merasa sedikit kesal dengan sikap Moza yang sekarang, tapi tidak tahu kenapa aku tidak bisa marah padanya.

"Mana coba aku liat," pintanya.

"Iss, Za, ini Novi bukan siapa-siapa." Ia membalasnya dengan berdehem.

*****

Sama seperti pagi ini, ia tak melepaskan genggaman tangannya. Semua pandangan tertuju pada kita berdua.

Ditambah si Novi sang provokator. "Aisss... sweet banget sih kaliannn." Bukannya malu, Moza malah tersenyum senang. Merasa bangga dengan pujian Novi.

AUTHOR POV

"Ayo kerja." Kata Kiara mengode. Moza yang tidak peka hanya diam.

Kiara memutar matanya malas. "Za, aku mau kerja, lepasin dulu ya." Pintanya.

Dengan terpaksa Moza melepaskan genggamannya. "Nanti ke ruanganku bawa berkas ini ya." Moza menujuk pada tumpukan map berwarna kuning.

Kiara hanya mengangguk, Moza pun pergi. Bersamaan dengan kepergian Moza, seorang wanita datang menghampiri Kiara.

"Aku ingin mencari Pak Moza." Ucap wanita itu. Kiara menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Dengan kemeja ketat dan kancing terbuka bagian atas serta rok pendek yang mencetak jelas bentuk pinggulnya. "Pak Moza ada diruangannya. Di lantai atas."

Tanpa membalas wanita itu langsung melenggang pergi. "Ck, sexy banget dahh." Ucap Novi tiba-tiba.

"Kerja! Kerja!" Balas Kiara.

Di lantai atas, wanita itu berbicara dengan Rena. "Saya mau cari Pak Moza."

"Maaf bu, apa ibu sudah ada janji dengan Pak Moza?" Tanya Rena.

"Aku gak perlu buat janji sama dia, dia juga tau aku datang hari ini." Wanita itu terlihat kesal.

"Baik, tunggu sebentar, biar saya hubungi Pak Moza dulu." Rena menekan beberapa tombol angka di telepon.

Usai menelpon, Rena mengizinkan wanita itu masuk. Sebelum masuk ruangan ia sempat bergumam. "Dari tadi kek."

"Selamat pagi Pak Moza." Sapa wanita itu terkesan manja.

Moza berbalik lalu tersenyum. "Selamat pagi Bu Fiona."

"Bagaimana kabar anda?" Tanya wanita bernama Fiona itu.

Moza mempersilahkannya untuk duduk. "Saya kabar baik, bagaimana dengan anda?"

"Baik juga." Terlihat Moza sangat menjaga jarak dari wanita itu tapi sebaliknya dengan si wanita.

Seorang OB membawakan minuman pesanan Moza. "Silakan diminum dulu, Bu." Tawar Moza.

Fiona mengambil segelas minuman itu. Sembari berdiri disamping Moza, dengan beraninya ia menyentuh pundak lelaki itu. "Jadi lanjutan pembahasan kita kemarin bagaimana?"

Moza tersenyum menggeser pundaknya. "Di sini sudah saya buatkan rancangannya." Moza menujuk ke arah laptopnya. Ia menjelaskannya dengan detail, namun bukannya mendengarkan dengan baik Fiona fokus menatap wajah Moza yang tampak serius. Sesekali ia tersenyum saat Moza terdiam.

PUKIS MOZARELLA [END]Where stories live. Discover now