15. Bulan Madu

228 38 2
                                    

"Putus??" Moza dan Kiara sama-sama tercengang.

*****

"Iyaa, mama gak mau tau pokoknya kalian haru putusin pasangan kalian masing-masing." Ucap Anna.

Anna merogoh tasnya. "Ambil ini." Dia mengeluarkan 2 lembar kertas.

Moza dan Kiara mengambilnya. "Tiket?" Gumam Kiara.

"Iya, tiket bulan madu ke Bali." Anna tersenyum senang.

"Tapi ma...."

"Seperti yang mama tadi katakan, kalo menikah itu gak cuma dalam artian tinggal serumah atau di persatukan karena cinta. Dalam pernikahan juga bertujuan menambah keturunan. Kalian pasti ngerti maksud mama."

"Jadi, semoga setelah memiliki anak kalian akan tambah dewasa dan bisa mengerti satu sama lain." Kiara memijat pelipisnya yang terasa berkedut. Baru saja ia memberi kejutan pada Moza sekarang malah di beri kejutan oleh Mama mertuanya.

"Mama masih ada urusan, Mama pulang dulu ya," Anna menenteng tasnya.

"Mau Moza anter?" Tanya Moza.

"Nggak usah, oh ya, itu tiketnya untuk keberangkatan besok lusa ya. Semoga bahagia." Anna terlihat sumringah.

Kiara langsung masuk ke kamarnya. Di dalam pikirannya hanya ada satu pertanyaan. Bagaimana ibu mertuanya itu tau tentang semua ini?

Moza yang melihat hal itu segera menyusulnya. "Ra," panggilnya.

"Ngapain ke sini? Kamu itu emang ngeselin banget ya! Habis ngusir sekarang bikin kesal lagi. Tau gini aku gak bakal mau balik lagi ke sini!" Croscos Kiara panjang lebar.

"Heh! Kamu cepet banget marah, gak jelas lagi. Heran." Balas Moza.

"Kamu kan yang bilang semuanya ke Mama? Kamu kasi tau semuanya kalo kita itu buat peraturan, masih pacaran sama pasangan kita masing-masing. Itu kamu semua kan yang cerita? Selama aku gak ada dirumah kamu cerita ke kasi tau ke mama." Tuduh Kiara.

"Enak aja ya, main tuduh. Apa jangan-jangan....kamu nih yang ngelaporin semua ini ke Mama? Kan selama kamu gak ada di sini mama sering jenguk kamu kan? Itu kamu lakuin karena kamu sakit hati setelah aku usir karena Natasha. Ya kan?"

Plak!

Kiara berhasil menampar mulut pedas milik Moza. Lelaki itu memekik kesakitan. "Tajem banget tangannya." Gumam Moza.

"Buat apa aku ngelaporin hal itu? Aku sengaja nyembunyiin semua rahasia sama drama kita selama ini."

"Kita. Bukan kamu aja." Balas Moza. Keduanya sama-sama terdiam.

Sepi. Semua larut dalam pikiran masing-masing. Hingga Kiara memulai berbicara. "Terus maunya gimana?" Tanyanya.

Moza terlihat sedikit berpikir. "Aku gak mau putus sama Rizky. Kamu gitu juga kan Za? Kamu gak mau putus dari Natasha kan?" Bukannya merespon, Moza malah terdiam seraya menatap Kiara.

"Za?" Moza gelagapan.

"Ha? Iya?" Kiara berdecak sebal.

"Kamu juga gak mau kan putus dari Natasha?" Tanyanya.

Moza hanya mengangguk. "Terus caranya gimana Za?" Tanya Kiara.

"Lusa kita kan berangkat ke Bali, nanti ke sana kita ajak pasangan kita masing-masing. Kamu ajak Rizky aku ajak Natasha. Tapi tanpa sepengetahuan Mama. Di sana nanti kita bicarain masalah ini. Untuk sebulan kedepan kita jangan saling ketemu dulu."

"Kamu yakin cara itu bisa?" Tanya Kiara.

Moza mengangguk. "Aku yakin."

*****

PUKIS MOZARELLA [END]Where stories live. Discover now