21. Dia istriku!

101 28 5
                                    

Happy reading 🧡















Novi tak melepaskan pandangannya pada Aldi. Bagaimana tidak, lelaki yang ia idolakan selama ini berada di hadapannya sekarang dan mengantarnya pulang. Mimpi apa ia semalam.

"Ekhem!" Aldi berdehem membuat Novi terperanjat. Wanita itu segera mengalihkan pandangannya. Diam-diam Aldi juga melirik-lirik Novi. Apakah ia menyukai gadis itu?

"Tidak perlu tegang seperti itu, saya nggak makan kamu kok."

Deg!

Ucapan Aldi membuat jantung Novi berdetak tak karuan. Dirinya yang biasa bar-bar berhasil dibuat salah tingkah oleh lelaki itu.

"Rumah kamu sebelah mana?" Tanya Aldi saat mereka sudah memasuki kawasan perumahan.

"Lurus dikit sebelah kanan, Pak." Balas Novi yang sangat canggung.

Mobil Aldi pun berhenti di depan sebuah rumah. "Sudah sampai."

Novi segera keluar berharap rona di wajahnya tak dilihat oleh Aldi. "Makasih ya, Pak!" Ia langsung berlari.

"Eh, tunggu dulu!" Langkahnya kembali terhenti.

"Saya kan belum suruh kamu pergi." Ucap Aldi.

Novi merasa bersalah. "Maafkan saya, Pak."

Aldi tersenyum. "Jangan panggil saya, Pak. Panggil aja kak Aldi. Saya gak suka di katain tua ya."

"Oh, iya kak." Novi kembali salah tingkah.

"Oh dan satu lagi. Boleh saya minta nomor kamu?"

"Apa, Pak? Eh kak?"

"Ya, saya minta nomor telepon kamu. Kalo gak boleh juga gapapa kok." Kata Aldi.

"Eh b...bukan, ng...nggak gitu maksudnya." Entah mengapa ia menjadi gagap seketika.

Aldi menyerahkam ponselnya pada Novi. Dengan hati senang dan berdebar-debar tentunya ia mengetikkan nomor telepon miliknya. "Udah kak,"

"Nama Instragram kamu?" Tanya Aldi.

"Noviamalia_" ucap Novi.

Ting!

Ponselnya berbunyi. "Udah saya follow, jangan lupa di follwback ya cantik."

Novi hanya melongo tanpa menjawab. "Ini limited edition lho, semoga kamu ngerti maksud saya." Hati novi berdesir mendengar perkataan Aldi.

"Saya pulang ya, selamat malam." Aldi melambaikan tangannya.

"Aaaaa!!!" Novi melompat-lompat kegirangan.

"Astaghfirullah, ya Tuhan, kenapa kau menciptakan malaikat setampan itu? Hati hamba-Mu ini kam jadi ketar-ketir!" Novi kini tertawa-tawa sendiri layaknya orang kehabisan obat.

Berbanding terbalik dengan Novi yang tengah kegirangan, Kiara sedang makan malam bersama Moza. Kali ini Kiara membiarkan Moza yang memasak. Tanpa di duga suaminya itu juga pandai memasak.

"Gimana? Enak?" Tanya Moza.

"Enak, aku gak tau lho kalo kamu itu pinter masak."

"Mama sering ngajarin aku dulu. Katanya sesibuk apa seorang seorang lelaki bekerja ia juga harus bisa urusan dapur meski tidak banyak. Karena setelah menikah ia juga perlu membantu istrinya." Kiara dibuat kagum dengan ucapan Moza.

"Aku..."

Kringg!

Suara dering ponsel memotong pembicaraan mereka. "Dari siapa?" Tanya Moza.

PUKIS MOZARELLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang