Part 1: Garis Dua

22.6K 536 1
                                    

Seorang gadis cantik tengah mondar-mandir di depan kamar mandi dengan menggenggam kotak kecil di tangan nya. Bingung dan takut itulah yang dia rasakan, karena jika apa yang di pikirannya itu benar maka hidupnya akan sengsara

"Gue coba nggak yah?" Lirihnya sambil menatap kotak tersebut dengan ragu

Namun sesaat kemudian dia membuka kotak dan mengambil benda yang membuat detak jantung nya dua kali berdegup kencang dan masuk kedalam kamar mandi lalu memakai nya.

Setelah 5 menit menunggu hasilnya tiba-tiba muncul dua garis merah dan itu artinya positif. Bersamaan dengan itu,air matanya meluruh seketika

"Gue hamil" Nasyah mengacak kepalanya yang tertutup hijab dengan frustasi

Isak tangis nya terdengar begitu pilu sambil meremas perut nya. Kaget sekaligus tak menyangka akan hadir nya malaikat kecil tanpa adanya ikatan pernikahan

"Hiks.. Ya Allah ampunilah aku telah berbuat seperti ini" sesal Nasya lirih

Nasya kemudian bangkit keluar kamar mandi dan menuju kamarnya tak lupa memasukan testpack kedalam saku Hoodie nya.

Mengunci pintu kamar nya dan berbaring sambil memikirkan keadaan bayi nya jika tidak mendapat pertanggung jawaban. Memikirkannya saja membuat air matanya kembali meluruh dan segera tertidur dengan masih sesenggukan.

Pagi hari nya sebuah ketukan pintu membuat tidur Nasyah sedikit terusik dan teriakan dari luar pintu membuat nya mau tidak mau bangun dari tidur nyenyak nya

"Nasyah! Bangun nak, emang nggak kuliah kamu" teriak Nisa

"Ini udah bangun mah" jawab Nasya dengan suara khas bangun tidur

Nasya beranjak keluar dan turun ke dapur mendapati keluarganya berkumpul di meja makan dan segera Nasya bergabung dengan mereka walau wajah nya sedang tidak bersahabat

"Mata kamu kenapa bengkak begitu? Habis nangis kamu?!" Tanya Anton selaku papa Nasyah

"Hm"

Anton mengerutkan keningnya heran "nangis kenapa? Coba cerita sama papa?!" Ujar Anton penasaran

"Habis nonton Drakor semalam pah" bohong Nasya

Nisa dan Anton saling melirik satu sama lain tak habis pikir dengan tingkah anak mereka yang terkadang membuat mereka geleng-geleng kepala

'Punya anak gini amat' Batin Anton

"Heleh tiap malam nonton plastik Mulu" Cibir Rio. kakak Nasyah

"Bacot!" Desis Nasyah

"Ya emang bener kan. Ngapain coba nonton gituan, ganteng juga karena oplas"

Nasya menatap Rio dengan tatapan horor "kalo kala saing bilang! Mereka emang sejak lahir udah ganteng jadi wajar dong pas oplas tambah ganteng. Lah elo? Senyum kayak buronan nggak bisa ngaca" jelas Nasyah sinis

Skakk!!

Rio bungkam sejenak dan menatap datar Nasyah "heh upil kuda, gini-gini bibit unggul papa yah" ujar Rio tak mau kalah

'seumur hidup gue, gue belum pernah lihat bentuk upil kuda' Batin Nasyah

"Idih.. papa walau udah hampir tua tapi masih ganteng sedangkan Lo dapat dari mana tuh muka"

"Udah-udah nggak usah berantem. Dan Nasyah nggak boleh ngomong gitu sama kak Rio nggak sopan" lerai Nisa

"Hm rasain Lo" gumam Rio namun masih bisa di dengar oleh Nasyah

"Ngomong apa Lo barusan?" Sarkas Nasya

"Nasyah!!!" Tegur Anton dengan lembut

"Kak Rio tuh pah" rengek nya

"Idihh!! Kayak bocil aja Lo"

"Rio diam nggak?! Atau sendok ini melayang ke kepala kamu" ancam Nisa

Rio menatap mama nya dengan cemberut sedangkan Nasyah tersenyum kemenangan kearah nya.

"Kamu santai amat nak! Nggak kuliah emang?!" Tanya Anton

"Kuliah ko pah" jawab Nasyah santai

"Udah jam berapa ini,tapi masih Santai gitu. Nggak takut terlambat kamu. Ntar nggak masuk kelas baru tau rasa kamu"

Nasyah berdiri dari duduk nya dan menatap papa nya dengan senyum yang di buat-buat "papa ku sayang; siapa sih yang berani sama Nasyah Putri Adira Wijaya?! Putri dari penyumbang terbesar di kampus" Ucap nya terkekeh dan berlalu naik ke kamarnya

"Anak mu mah" ujar Anton terkekeh

"Anak mu juga kali" sahut Nisa cepat

"Trus aku?" Tanya Rio menunjuk dirinya

"Entahlah" ucap keduanya meninggalkan Rio dengan wajah datar nya

'keluarga gue gini amat yah' Kesal Rio dalam hati

****

Mobil Porsche sport merah menepi di parkiran VIP yang di khususkan untuk mahasiswa dari keluarga yang berkecukupan.

Nasyah turun dari mobilnya dan berlalu masuk ke fakultas nya. Sepanjang jalan banyak bisikan-bisikan tentang dirinya namun Nasyah abaikan karena sudah terbiasa seperti itu

Saat masuk kedalam kelas nya,disana sudah ada dosen yang mengajar  "Pagi pak" sapa Nasyah ramah

"Ck! Kamu ini kenapa sih setiap saya mengajar pasti terlambat terus. Kalo nggak niat kuliah pulang aja" Ngomel Pak Ridwan

"Jadi bapak nyuruh saya pulang nih?"

"Bapak pusing yah kalo berhadapan sama modelan kayak kamu; berhijab ko kayak gini tingkah nya"

"Minum oskadon pak biar pusing nya hilang" cengir Nasyah

"Menjawab aja kerjanya, udah sana duduk dan fokus kedepan"

"Jadi saya di bolehin masuk pak" tanya nya dengan polos

"Astaghfirullah Nasyah! Tadi bapak nyuruh kamu duduk berarti boleh masuk" geram pak Ridwan

"Oh" singkat nya

'Boleh mutilasi nggak sih nih anak'  Kesal pak Ridwan

Mata kuliah pagi selesai jam 11.30. Nasyah keluar dari kelas dan mendapati ke lima sahabat nya menunggu nya di depan kelas

"Udah selesai?!" Tanya Anin

"Bego banget sih Lo, nggak mungkin Nasyah keluar kalo belum selesai. Bisa-bisa kena ceramah dia sama bapak yang kepala botak licin itu" ujar Aura di sertai kekehannya

"Kamu lagi omongin saya?" Tanya pak Ridwan yang baru keluar dari kelas

"Eh  a_nu bukan pak! Bapak salah dengar kali. Iya nggak guys?" Ucap Aura salah tingkah

"Dasar anak jaman sekarang nggak ada sopan-sopannya sama orang tua" pak Ridwan mengomel sepanjang jalannya

"Huftt hampir aja, Lo sih mulut nya lancang banget" ujar Shakira

"Cabut yuk gue laper" Nasyah mendahului mereka yang mengikut di belakangnya

Di perjalanan Nasyah memikirkan keadaan nya yang sekarang berbadan dua dan harus merangkai kata-kata untuk berbicara pada orang tuanya walau resiko berat untuk nya

"Besok gue libur! Dan pas banget gue ada waktu buat bicara sama dia tentang bayi ini" gumam Nasyah sambil mengusap lembut perut nya

Jangan Follow akun aku yah!

- YUSTIFA04 -









My Baby Aira [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt