09

4.2K 429 15
                                    

Dua motor itu berpacu cepat di jalanan umum, sesekali membunyikan klakson motor nya saat pejalan kaki tak melihat mereka.

Xan berada dibelakang Mei yang jauh lebih cepat darinya, agak sulit bagi lelaki itu untuk berusaha menyalip gadis dengan helm kucing tersebut. Beberapa kali ia hampir melewati motor merah didepannya, tapi gadis yang mengendarai motor itu terlalu cepat untuk menghalanginya.

' dia tau aku teman masa kecilnya, tapi pura-pura tak kenal? Cih! Kupikir aku harus menang kali ini '

Dengan cepat Xan mencoba menyalip ke arah kiri, namun saat gadis di depannya sadar ia ingin menyalipnya maka dengan cepat ia membelokkan motornya ke arah kanan.

Bodohnya, gadis itu tertipu trik murahan.

Peluangnya untuk menang terlihat sangat besar saat ini, ia kembali memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Dilihatnya orang-orang yang memandu nya entah itu ke kanan atau ke kiri disisi jalan.

Sesekali dilihatnya gadis itu dibelakangnya, tak terlihat cukup jauh darinya. Hah... Sungguh ia malas untuk melakukan ini, rasanya merepotkan. Jika saja bukan ini cara satu-satunya agar ia tak diusir mentah-mentah oleh gadis itu, ia akan sangat bersyukur.

Sampai di persimpangan depan, seseorang disana menyuruhnya untuk belok ke arah kanan. Ia mengikuti instruksi, ia mengikuti arahan untuk berbelok. Belum jauh dari tikungan tadi, ia kembali melihat kaca spion. Tidak ada kendaraan disana, hanya dirinya saat ini.

Kemana gadis itu? Mengapa belum terlihat di tikungan? Bukannya motor itu tak jauh dari dirinya tadi?

Ia berhenti di trotoar jalan, blok itu sepi. Seperti tempat yang uhh- terbengkalai? Banyak ruko-ruko yang tutup dengan banyak coretan cat pilox. Tempat ini belum pernah dipijaknya.

Sibuk dengan pemikirannya, ia lebih memilih memutar kembali motornya untuk mencari Bryna. Pikirannya mengatakan bahwa gadis itu tidak baik-baik saja.

Xan menambah kecepatannya menuju tikungan tadi, sepi. Kemana orang tadi? Ia memang tidak mengetahui siapa-siapa saja yang memandu nya, hanya saja orang-orang di tempat tadi bilang mereka akan stay di setiap jalan dan tikungan. Mereka menggunakan jaket kulit yang sama agar tidak kebingungan.

Perasaannya mulai aneh, kemana Bryna? Ia mengambil ponselnya, berusaha menghubungi nomor Max.

'halo? Ada apa?'

"Aku pikir aku akan menang, tapi aku tak menemukan Bryna ditikungan keempat. Orang yang memandu ku tadi juga tak ada beserta motornya, ini aneh"

'tunggu, ada di mana kau?'

"Aku juga tak tau, tapi saat aku mengikuti arahan tadi aku sampai di sebuah blok kosong dengan banyak ruko terbengkalai"

'oh, dude. Gadis itu sepertinya tidak baik-baik saja'

Mendengar itu Xan naik pitam. "Apa-apaan kau?! Jelaskan apa maksudmu, sialan!"

'seharusnya kau bukan ke sana, tapi ke arah yang satunya. Blok itu bukan sepi, mereka yang disana mungkin saja bersembunyi saat mendengar suara motor mu dan mengira kalau dirimu itu polisi'

"Lalu aku harus kemana?"

'aku akan melacaknya sebentar, bukankah kau sudah menitah Hao untuk meletakkan cip GPS itu di motor gadis itu?'

"Lakukan, jangan lama. Aku akan mencarinya sendiri untuk sementara, suruh beberapa anak buah ku untuk ikut mencarinya. Lacak motor ku dan suruh beberapa agar ikut bersamaku"

Tanpa mendengar jawaban dari Max, lelaki itu menutup teleponnya dan segera memacu motornya. Dia berada di perempatan, jika tadi ia ke kanan salah dan yang benar adalah ke kiri. Ada dua kemungkinan, mereka kembali ke jalan yang ia lewati sebelumnya, atau lurus ke depan.

Long Awaited MeetingWhere stories live. Discover now